Satu persatu, Brutus memulihkan stamina dan luka mereka semua. Selesai melakukan pengobatan, mereka semua kembali membentuk peleton.
Mereka mulai berlari, mengelilingi bukit dengan semangat yang baru. Sedangkan Brutus, kembali mengikuti mereka dari belakang sambil membawa cambuk petir di kedua tangannya. Fadil berada di samping kanan, langkah kaki mereka terlihat kompak.
Pelayan Sang Dewi, terdiam tanpa membuat pergerakan sedikit pun. Senyuman semangat, membuat Tina, Linda dan Elisa tersentuh. Satu minggu telah berlalu, perlahan jiwa mereka semua mulai bersatu. Rasa percaya, keyakinan dan harapan membentuk sebuah butiran cahaya emas.
Butiran cahaya tersebut, keluar dari tubuh Luna, Sarah, Kembang, Raka dan Riki lalu merasuki tubuh Fadil. Hanya Sang Dewi, bisa melihat butiran energi tersebut. Fadil merasakan energi dalam dirinya terus bertambah.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com