"Kamu engga boleh gitu, Sayang. Kasihan Venus." Frans merasa iba pada pemuda yang baru saja puluh dari sakitnya tersebut.
"Udah Daddy tenang aja. Aku yakin kok, Venus bisa membawa semua berkasnya tanpa hambatan. Daddy sendiri yang bilang, kalau Venus pemuda yang kuat. Jadi aku pikir, beban segitu tidak akan membuatnya kesulitan."
Bukannya merasa kasihan, Arumi malah senang dan tertawa di atas penderita Venus. Frans menggeleng, sambil terus membuang napasnya berkali-kali.
Mobil sengaja sudah terparkir di depan kantor, dengan begitu Arumi dan Frans tidak perlu jauh-jauh jalan ke parkiran.
Dikarenakan Venus sibuk membawa berkas-berkas yang membuat langkahnya sedikit terhambat itu, tidak bisa melayani Frans dan Arumi. Sehingga, Bodyguard lainnya yang membukakan pintu untuk Arumi dan Frans.
Setelah keduanya masuk ke mobil, barulah Venus sampai di sana. Segera dia memasukkan semua berkas ke bagasi belakang.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com