webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · แอคชั่น
Not enough ratings
205 Chs

157. Mengunjungi Arthur

"Kau ganti kemeja?" tanya Lin Pan penuh selidik. Jika diingat-ingat lagi, model kemeja yang Li Mubai kenakan sekarang berbeda sekali dengan yang dipakai sebelumnya.

Lin Pan yakin itu. Matanya masih sangat normal dan masih membedakan mana warna merah, biru dan putih. Bentuk bunga atau sekedar polos saja.

Li Mubai tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut, langkahnya dibawa lebih cepat menuruni anak-anak tangga.

"Yuk, pergi!" ajaknya begitu antusias.

"Pergi kemana?" balas Lin Pan polos.

Li Mubai mengelah napas panjang, "Mulai lagi. Tadi, minta aku untuk siap-siap. Sekarang pura-pura lupa," kesalnya menggerutu.

Lin Pan tertawa kecil, sambil menunjukkan deretan giginya yang putih bersih itu. "Ya, baiklah. Tolong jangan dianggap serius kawan. Setiap kali aku bercanda, kau selalu serius menanggapinya dengan serius," keluh Lin Pan, kemudian melemparkan apel yang sudah digigitnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com