webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Action
Not enough ratings
205 Chs

158. Kontrak

"Hanya tinggal 3 bulan lagi, aku bisa melepaskan ini semua…"

"Hey Xinxin! Hey! Sadarlah!"

"Aa? Iya, maaf," Xinxin akhirnya tersadar juga dari lamunannya.

Namaku adalah Xia Xinxin, aku directur pelaksana dari perusahaan Ayahku, Starsip Group.

Aku sedang makan siang di restoran pinggir jalan bersama temanku, panggil saja dia Nuan.

"Hey Xinxin, apa yang sedang kau pikirkan sebenarnya? Kau tidak menyentuh makananmu sama sekali," tegur Nuan.

Dia menunjuk makanan yang ada Xinxin di depannya dengan sumpit. Makanannya masih utuh tersedia di atas piring saji itu.

"Tidak ada. Aku, hanya kehilangan selera makanku tiba-tiba saja," jawabku dengan malas.

"Ada banyak hal dalam pikiranku saat ini," sambungku lagi.

Terlalu banyak yang aku pikirkan untuk kehidupanku selanjutnya. Apa yang akan terjadi di masa depanku nanti jika aku sudah bercerai nanti.