"Nih, pakai!" ucapnya dingin.
Naura tersenyum hangat melihat Delice memberikan jas miliknya untuk Dev. Meski bersikap dingin, tapi diam-diam Delice mulai memiliki rasa peduli terhadap orang lain.
"Thanks!"
Delice berjongkok, memberikan punggungnya untuk dinaiki oleh Naura.
Terang bulan yang indah dipandang oleh mata. Mereka berjalan menyusuri setiap jengkal jalanan.
"Aroma Delice memang paling enak untuk dinikmati," bisik Naura.
"Ehem!" Delice langsung merona mendengar hal itu. "Apa kakinya masih sakit?" tanya Delice mengalihkan perhatian.
Delice bukan pria yang bisa menahan diri meski di depan anggotanya. Dia harus mengalihkan pikirannya supaya tidak memikirkan nafsu birahinya.
Delice tidak tahan jika mendengar suara Naura yang berbisik, dengan nafasnya yang berhembus menyentuh kulit Delice.
Kalimat manis juga bisa mendorong Delice untuk menjadi buas tanpa ada rasa ampun.
Tin… Tin…
Support your favorite authors and translators in webnovel.com