"Ugh." Suzy menggeliat. Sinar matahari menganggu tidur nyenyaknya. Ingin bangkit sebelu-
Sret.
Dug.
"Aww. Sakit." Ringis Suzy saat kepalanya membentur dada bidang Sehun. Ia dada bidang Sehun. Dada bid-
"Sehun?" Gumam Suzy tak percaya. Melepas paksa pelukan Sehun di perutnya lalu duduk. Menempar pipi Sehun dan-
"Apa yang kau lakukan Bae?!" Amuk Sehun. Mengusap pipinya lalu melotot pada Suzy.
"Hanya memastikan bahwa kau itu nyata." Ujar Suzy santai.
"Lalu?" Tanya Sehun.
"Dan kau benar-benar NYATAAAAAAAAA." Teriak Suzy heboh. Memeluk erat leher Sehun, bahkan pria pucat itu hampir mati karena kehabisan nafas.
"Kau mau membunuhku?" Tanya Sehun. Merebahkan lagi tubuhnya lalu memeluk gadis kecil di atasnya itu. Mengusap kecil kepalanya lalu tersenyum.
"Ya. Sangat ingin!" Seru Suzy. Menyeruakan kepalanya di ceruk leher Sehun lalu terkekeh kecil. "Apa pup tepian kali itu baik-baik saja?" Tanya Suzy pelan.
Dahi Sehun berkerut heran. "Siapa itu?" Bertanya pada akhirnya.
"Irene." Jawab Suzy singkat.
"Oh. Entahlah. Aku tak tau." Ujar Sehun. Mengeratkan pelukannya lalu mencium pucuk kepala Suzy.
Flashback.
Irene histeris. Berlari kesetanan menuju kue barunya lalu mengambil pisau disana. Berjalan cepat menuju Sehun dengan linangan air mata.
Sret.
"Lanjutkan acara ini atau aku akan membunuh dia!" Ancam Irene. Menekankan pisau tadi pada leher Suzy yang hanya bisa diam bagai patung.
Matanya memanas, berkaca-kaca saat tekanan pisau itu makin menjadi-jadi pada lehernya. Ia takut tentu saja. "Sehun." Cicit Suzy ketakutan.
"Jangan mendekat!" Ancam Irene. Melotot pada Chanyeol yang hendak melangkah maju. Irene tak main-main, buktinya, leher Suzy sudah mengeluarkan cairan merah saking kuatnya tekanan Irene.
"Sehun. Sakit." Rintih Suzy. Menengadahkan kepalanya agar pisau itu bisa sedikit lebih longgar di lehernya.
"Lepaskan istriku Irene!" Desis Sehun.
"TIDAK! AKU ISTRIMU! BUKAN DIA!" Teriak Irene. Menekan lebih dalam kepala Suzy lalu nenatap Sehun sinis. "Jika aku tidak bisa menyandang gelar Nyonya Oh. maka dia juga tidak boleh!"
Prang.
"Aarrrgh."
Sret.
Buk.
Bukan. Itu bukan teriakan Suzy, tapi, Irene.
"Semua baik-baik saja." Bisik Sehun. Mengusap bahu kecil yang saat ini bergetar di pelukannya dan mengangguk kaku.
"Daehyun?" Gumam Jiyeon.
Berlari kecik seraya mengangkat gaunnya dan nenghampiri Irene. "Beranjaklah. Biar aku yang tangani. Setidaknya aku tidak akan terlalu menyakitinya." Ujar Jiyeon. Meletakan tangan Irene ke belakang punggung lalu mengikatnya dengan pita rambutnya.
"Sudahku bilang untuk tidak mencari masalah denganku!" Desis Jiyeon.
"Kita pulang ok." Ujar Sehun. Menggendong lagi Suzy dengan gaya bridal stylenya. Dan bergegas menuju parkiran.
Suzy hanya diam. Mengalungkan tangannya pada leher Sehun dan menyandarkan kepalanya pada bahu tegap pria berkulit pucat itu.
End flashback.
"Lehermu baik-baik saja?" Tanya Sehun Khawatir.
Suzy mengangguk. Duduk dari posisi nyamannya dan menatap Sehun yang saat ini sedang membenahi rambutnya.
"Sehun. Bagaimana dengan sekolahku? Apa aku akan di keluarkan?" Tanya Suzy cemas.
Sehun diam. Menarik Suzy dalam pelukannya dan menggeleng. "Tidak ada staff guru selain Kris yang tau." Jawab Sehun tenang. Ia juga tau bagaimana kekhawatiran kekasihnya ini.
"Benarkah?" Tanya Suzy memastikan. Anggukan Sehun sebagai jawabannya. "Tidak bohongkan?" Tanya Suzy lagi.
Sehun memutar malas bola matanya, menggeleng kecil lalu mencubit pipi Suzy gemas. "Aku tidak bohong sayang, hanya Kris yang tau." Ujar Sehun.
Pipi Suzy bersemu merah, Sehun yang seperti ini asing baginya. Ada ribuan kupu-kupu yang melayang di perutnya. Begitu menggelitik.
**
"Chaaaaan!" Teriak Baekhyun. Menarik selimut Chanyeol dan menimpuk manusia kerbau itu dengan bantalnya
"Banguuuun Chaaaaan!" Teriak Baekhyun lagi. Menarik rambut Chanyeol lalu berteriak lagi.
"Akh. Sakit! Aw, lepas!" Ringis Chanyeol. Suara beratnya yang khas benar-benar sexy.
"Apa kau memimpikan Suzy?" Tanya Jiyeon, entah kapan gadis itu masuk ke kamarnya dan ikut duduk di atas ranjang empuknya.
"Nghh. Tidak!" Jawab Chanyeol asal. Meskipun asal dia jujur kok.
"Kau serius? Pasti sangat sakit ya, patah hati itu benar-benar luar biasa!" Ujar Baekhyun. Memasang wajah imutnya di depan Chanyeol yang entah masih sadar atau sudah tidur lagi.
"Bicara Chaaan!" Kali ini teriakan Jiyeon.
"Apa? Aku tidak menyukai Suzy." Ujar Chanyeol. Menggaruk kepalanya seraya memeluk kembali bantal gulingnya.
"Apaaaaa?!" Pekik Jiyeon dan Baekhyun. "Ciuman pertamamu melayang karna, Suzy?" Tanya Baekhyun heboh.
Chanyeol berdecak malas. Menjitak kepala Jiyeon serta Baekhyun seraya besamaan lalu mendengus kesal. "Aku hanya membantu Suzy! Aku sudah bilang bahwa tidak ada cinta di persahabatan kita! Jangan membuatku mengulang lagi karna aku mengantuk!" Sinis Chanyeol.
Merebahkan lagi tubuhnya dan langsung mendengkur halus pertanda bahwa ia sudah kembali tidur.
Baekhyun mendecih kesal. "Sok kuat! Padahal kau terisak-isak selama 7 jam tadi malam!" Dengus Baekhyun. Melempar kepala Chanyeol dengan sendal strawberrynya.
Jiyeon diam. Ia tak dapat berkata apa-apa saat ini. "Takku sangka kau kuat juga." Decak Jiyeon kagum.
"Uwaaaa aku mencintaimu beibiiih!" Teriak Jiyeon histeris. Memeluk leher Chanyeol dan berteriak histeris lagi disana.
"Hiks. Aku terharu. Oh suamiku!" Baekhyun mulai mendramatisir keadaan. Ikut memeluk Chanyeol yang masih tak bereaksi apa-apa.
"UWAAAAAAAA. KAU SUPER HIRO KAMIIIII." Teriak Baekyeon lagi. Tepat di samping lubang telinga Chanyeol.
"Yak! Kalian mengganggu tidurku!!" Marah Chanyeol. Melebarkan kedua matanya lalu kembali berbaring. "Aku harus tidur cantik hingga minggu depan." Ujar Chanyeol pelan.
Dahi Baekhyun dan Jiyeon mengeryit heran. "Kenapa?" Tanya mereka heran, bersamaan.
"Minggu depan sudah ujian akhir bodoh! Makanya belajar!" Sinis Chanyeol lagi. "Keluar dari kamarku jika kalian akan tetap ribut disini!" Desis Chanyeol. Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, dan kembali mendengkur halus.
"Aku ikut tidur! Kapan lagi tidur bersama dengan sahabat idiotku ini!" Ujar Jiyeon tenang.
"Suzy." Baekhyun berucap pelan. Bahkan hampir tak terdengar.
"Dia akan tidur di bawah ketek Sehun mulai kemarin!" Dengus Jiyeon. Meletakan kakinya ke atas perut Chanyeol, sebagian bahkan mengenai dada Baekhyun.
"Kakimu Yun!" Amuk Baekhyun.
"Diam kau pendek! Berisik!" Balas Jiyeon.
"YA-"
"KELUAR!!" Chanyeol mulai risih. Ia hanya ingin tidur cantik dan mimpi indah, tapi kenapa dua makhluk ini selalu mengganggunya.
**
"Belajar nyonya Oh!" Suruh Sehun.
Suzy yang disuruh hanya diam dengan ponsel Sehun di tangannya. Tak mengindahkan perintah suaminya dan malah asik bermain game.
"Oh Suzy." Nada peringatan mulai terdengar.
"Sebentar." Ujar Suzy malas. Mencomot sepasang pizza dan memasukannya besar-besar ke dalam mulutnya.
"Sekarang!"
"Seben-"
Sret.
"Se. Ka. Rang." Desis Sehun. Memasukan kembali ponselnya ke dalam kantong dan bergacak pinggang.
"Aku malas." Keluh Suzy. Berguling-guling di atas lantai dan melempar Sehun dengan bantal sofa.
"Kau akan ujian dan waktunya untuk belajar." Ulang Sehun. Menyeret kaki Suzy ke ruang tengah dan menumpukan buku setinggi-tingginya di atas meja.
"Mulai dari fisika!" Ujar Sehun.
"Tidak mau." Rengek Suzy.
Sehun menghela nafas lelah. Menutup bukunya lagi dan menatap Suzy. "Kita mulai dari penawaran." Ujar Sehun.
"Apa?" Tanya Suzy malas-malasan.
"Kau belajar. Ujian. Dan setelah itu aku akan menuruti apa maumu." Tawar Sehun.
Suzy berfikir sejenak. "Lumayan." Bathin Suzy.
"Jalan-jalan." Ujar Suzy.
"Baiklah."
"1 minggu!"
"Ba- apa?" Ulang Sehun. Ini gila.
"Sa. Tu. Ming. Gu!" Suzy bergacak pinggang. Menumpukan ke dua sikunya di meja dan menaruh dagunya di antara telapak tangan.
Sehun menyeringai. Memajukan wajahnya seraya menaikan sebelah alis. "Baik." Sehun berujar santai.
"Ok-"
Cup.
"Sekalian honeymoon." Ujar Sehun santai.
Wajah Suzy memerah, menyipitkan mata dan mengembang asal buku paketnya. "Dasar musang mesum!" Bathin Suzy beraungut-sungut.
"Haah. Cepatlah selesai ujian, aku tak sabar." Sehun bergumam seraya memainkan ponselnya. Sedikit melirik pada wajah tomat busuk Suzy.
"Lucu."
TBC
SEE U NEXT CHAP
THANK U
HAVE A NICE DAY
DNDYP