webnovel

My Identity Secret Story [MISS]

Refki adalah seorang remaja laki-laki yang mengalami kecelakaan hebat yang membuat tubuhnya hancur. Tetapi begitu dia terbangun, ia melihat dirinya sudah berubah menjadi perempuan. Ia ditolong oleh seorang laki-laki bernama Zien. Bagaimana nasib dan kisah Refki setelah berubah menjadi perempuan? Genre: Transgender(LGBT+), Romance, Comedy, Slice of Life, Supranatural

Fryzz_Na · LGBT+
เรตติ้งไม่พอ
22 Chs

11. Kemampuan Leia dan Rizty

- Chapter 11 -

Aku, Leia, dan Rizty menuju kosannya Leia dengan cengtri naik motor bertiga. Rizty yang menyetir, Leia di tengah, dan aku di belakang. Untung saja 'burung'ku sudah tidak ada. Kalau masih ada.. Mungkin akan sedikit terasa ingin terbang(?). Apalagi kalau duduknya di tengah. Untungnya saja bukan.

Tapi meskipun Leia sudah mengetahui soal identitas asliku yang sebenarnya adalah cowok, ia terlihat santai saja dan tetep menganggapku layaknya seorang cewek. Menurutku itu bagus. Tapi di satu sisi entah kenapa juga terasa aneh bagiku. Yang penting selama Leia tidak mempermasalahkannya, aku sedikit merasa lega.

Kami pun sampai di kosan, dan memasuki kamar Leia. Rizty begitu masuk langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Aku pun kemudian duduk di sofa depan tv seperti sebelumnya, lalu memainkan ponselku.

"Haah akhirnya bisa tiduran jugaa" ucap Rizty yang tiduran di atas kasur Leia.

"Haha dasar Rizty si doyan tidur" ledek Leia ke Rizty. Leia lalu menoleh ke arahku "Oh iya Fren, apa ada yang mau lo tanyain?"

Aku menoleh ke Leia. "Hm.. Soal yang tadi sih kayaknya?" ucapku.

"Yah.. Lo udah tau kan kalo gue punya kemampuan untuk ngeliat masa lalu, jadi.. Kadang gue juga nyari tau masa lalu dari sebuah kasus yang terjadi. Khususnya di kampus kita" ucap Leia.

"Btw Frenia berarti juga udah tau ya soal kemampuan lo Lei?" tanya Rizty dengan sedikit mengangkat kepalanya. "Pantesan tadi pas ngomong sama Selina dia kayak udah tau gitu" ucapnya.

"Iyup. Frenia juga udah tau kok. Udah gue kasih tau juga soal ini ke dia kemaren. Soalnya gue juga nggak sengaja baca masa lalu dia" ucap Leia.

"Oh, masa lalu nya gimana tuh?" tanya Rizty seperti penasaran.

Deg. Aku merasa khawatir. ((Plis Leia jangan ampe ngasih tau tentang masa lalu guaa!!)) doaku dalam batin.

"Ya gitu.. Kalo mau Frenia aja yang ngomong. Soalnya rahasia" ucapnya. "Dan gue juga udah janji untuk nggak ngebocorin ke siapa-siapa" jawab Leia tersenyum tipis ke arah Rizty lalu menoleh ke arahku.

((Baguslah. Makasih banget Lei)) ucap batinku bersyukur.

"Oh.." jawab Rizty. "Padahal gua juga penasaran masa lalu nya" ucapnya.

"Haha. Masa lalu nya rumit sih soalnya, kayak lo juga Riz" jawab Leia.

"Okelah kalo gitu" jawab Rizty yang kembali tiduran.

Aku pun jadi penasaran juga tentang masa lalu Rizty. Ingin rasanya bertanya 'emang masa lalu nya gimana?' tapi kayaknya bukan hak ku untuk bertanya hal itu. Lagipula aku juga tidak ingin Rizty ataupun yang lain sampai mengetahui tentang masalalu ku.

"Kalo lo penasaran sama masa lalu Rizty, lo tanya aja langsung sama orangnya. Kalo dia mau jawab" ujar Leia tersenyum tipis padaku.

"..." Aku terkejut dengan ucapan Leia. "Lu jangan-jangan juga bisa baca pikiran ya selain bisa baca masa lalu?!" tanyaku menatap Leia. Sepertinya aku merasa Leia selain bisa membaca masa lalu ku ia juga bahkan selalu bisa membaca atau menebak isi pikiranku.

"Haha iyakah?" tanya Leia tersenyum tipis. "Gue nggak bisa baca pikiran kok. Tapi gue bisa membaca ekspresi yang dipikirkan orang lain" jawab Leia.

"Iyakah? Masa?" tanyaku sedikit mengangkat alis. "Emang ekspresi gua kebaca banget ya sampe bisa nebak isi pikiran gua?" tanyaku terheran-heran.

Leia hanya tertawa kecil. "Insting" ucapnya kemudian. "Tapi mungkin saja begitu" senyumnya dengan mengangkat bahu sekilas.

Aku terdiam mencoba mencerna. ((Berarti hebat juga kemampuan Leia. Instingnya dia tajem banget.. Kayaknya gua bakal kesulitan nih jaga rahasia di depan Leia)) ujarku merasa kagum sekaligus khawatir. "Btw.. Anak-anak di kampus udah pada tau tentang kemampuan lu yang bisa baca masa lalu Lei?" tanyaku penasaran. Apalagi saat ngobrol dengan Selina dan Ranti tadi sepertinya mereka sudah pada tau tentang kemampuan Leia. ((Apa anak-anak jurusan memang udah pada tau juga? Berarti kemampuannya bukan lah rahasia?)) tanya batinku.

"Yup. Sebagian memang ada yang udah tau kok. Tapi banyak juga sih yang belum tau" jawabnya. "Kalo anak-anak jurusan, mungkin banyakan yang udah tau, walaupun ada yang belum tau juga. Ada juga yang gak peduli, dan ada yang bahkan nggak percaya" jelas Leia.

"Oalahh. Pantesan" ujarku. "Kalo kayak Vira, Yura, Milda mereka udah pada tau?" tanyaku penasaran.

"Tau sih kayaknya" jawab Leia. "Tapi gue nggak bilang-bilang soal gue yang pernah ngeliat masa lalu nya mereka sih. Jadi kayaknya mereka nggak tau soal ini, cuma sekedar udah tau tentang kemampuan gue doang" jelasnya. "Eh tapi mungkin Vira atau Milda udah tau deng. Pernah gue bilangin kayaknya. Tapi gue lupa yang mana ke siapa" pikirnya sambil mencoba mengingat.

"Bisa ngeliat masa lalu, tapi ternyata bisa lupa juga tentang masa lalunya sendiri?" tanyaku heran dengan nada meledek.

"Kan gue bisanya ngeliat masa lalu orang lain, bukan ngeliat masa lalu gue sendiri" ucap Leia tersenyum sweatdrop. "Jadi gue nggak bisa melihat masalalu gue sendiri kalo ada yang kelupaan di memori otak gue" ujarnya merasa payah. "Apalagi kan hal yang gue liat ada beberapa hal, kecampur-campur antara ingatan gue sendiri dan ngeliat ingatan masa lalu oranglain, jadi nggak semuanya bisa gue inget juga" jelasnya.

"Haha iya iya" ucapku tertawa sekaligus memahami Leia. "Coba aja kalo gua punya kemampuan kayak lu. Keren kali ya" ujarku berharap sambil menyenderkan kepalaku ke atas sandaran sofa.

"Entah. Tapi mungkin aja lo sebenarnya juga punya kemampuan khusus?" jawab Leia. "Lo aja bisa selamat dari kecelakaan maut kan?" ujarnya santai.

"Kecelakaan? Frenia pernah kecelakaan apa?" tanya Rizty tiba-tiba.

Deg. Aku dan Leia sesama terkejut. "Yaduh.." ucap Leia pelan. Leia lalu menoleh ke Rizty "Iya gue liat kilasan di masa lalu nya Frenia dulu dia pernah sempat kecelakaan maut yang memakan banyak korban nyawa, tapi dia jadi salah satu yang berhasil selamat" ujarnya.

"Oalah. Hebat juga berarti Frenia bisa selamat dari kecelakaan maut" ucap Rizty. "Ehiya ngomong-ngomong soal kecelakaan. Gua jadi keinget berita kecelakaan maut beberapa bulan lalu dah. Akhir tahun lalu seinget gua sih. Ada berita kecelakaan juga di jalan tol. Mini bus tabrakan sama truk tronton kalo nggak salah" ujar Rizty mengingat.

Deg. Aku dan Leia sesama kembali terkejut. Karena itu pasti adalah berita tentang kasus kecelakaan yang ku alami waktu itu.

"Katanya sih korbannya nggak ada yang selamat pas itu. Tapi.. Sebenernya ada sekitar dua orang korban yang masih selamat" ujar Rizty sambil membangunkan diri dari tiduran ke posisi duduk.

"Gimana.. Lu bisa tau?!" tanyaku reflek karena terkejut sembari menolehkan kepalaku ke arah belakang sofa menatap Rizty.

"Lo tau soal itu?" tanya Rizty menatap ke arahku.

((Ah shit. Keceplosan lagi)) ujar batinku merasa payah. "Nggak.. Maksudnya gimana lu bisa tau kalo ada dua korban yang selamat di kecelakaan itu? Tau darimana maksudnya" ujarku pura-pura gatau sekaligus penasaran.

"Tau lewat... Mimpi?" jawab Rizty ragu. "Lo pasti gak bakal percaya sama gua" ucapnya kemudian.

"Mimpi? Gimana tuh maksudnya?" tanyaku penasaran dengan sedikit mengangkat alis.

"Gapapa Riz kasih tau aja soal kemampuan lo sama Frenia" ucap Leia. "Tapi kalo enggak juga itu hak lo" senyumnya.

Rizty terdiam sejenak. "Intinya.. Gua juga kadang-kadang bisa ngeliat suatu kejadian di tempat yang jauh lewat mimpi pokoknya" jelas Rizty. "Dan itu ternyata adalah kejadian beneran yang nyata. Bukan cuma sekedar dari mimpi gua doang"

"Weh. Mantab juga" ujarku. "Berarti kayak.. Clairvoyance lewat mimpi gitu maksudnya?" tanyaku penasaran.

"Bisa dibilang gitu. Tapi bukan" jawabnya. "Lebih tepatnya kayak mengunjungi lokasi kejadian di dalam mimpi gitu sih. Kayak semacam astral projection tapi juga bukan. Gua juga gatau sih ini sebutannya apa" ujar Rizty dengan ekspresi berfikir. "Mungkin lebih tepatnya Dream Projection kali yaa?" pikirnya.

"Itu jadi salah satu alasan makanya Rizty suka banget tidur" jelas Leia dengan nada agak meledek. "Ya kan?" ujarnya menatap Rizty.

"Yoa. Tapi disatu sisi karena emang gua orangnya mageran. Jadi lebih enakan tidur sih" jelas Rizty. "Apalagi kalo tidurnya di kosan Leia" ucapnya.

"Kenapa enakan tidur dikosan gue?" tanya Leia dengan ekspresi seakan sweatdrop.

"Karena gua bisa tidur bareng sama lo Lei" ucap Rizty tersenyum ke Leia.

"..Tidur bareng? Kok ambigu" ujarku.

"Tidur dalam artian harfiah tidur. Jangan mikir aneh-aneh" ucap Rizty sebelum terjadi kesalah pahaman. "Soalnya kalo di kosan Leia gue bisa ngabisin waktu sama Leia dan sekaligus ngobrol-ngobrol bareng sama dia" jelasnya. "Dan gua juga bisa ngomongin sama dia apa aja yang gua liat lewat mimpi dan apa yang dia liat tentang masa lalu oranglain"

"Oalahh. Kayaknya kalian deket banget ya berarti?" ujarku melihat ke mereka berdua. ((Semoga aja Leia tapi nggak ngasih tau tentang masa lalu gua ke Rizty)) harapanku.

"Karena kita juga saling menyimpan rahasia masing-masing" ujar Leia sambil duduk di atas kasur di sebelah kanannya Rizty. "Kadang kita juga bahas suatu kasus yang terjadi dan sama-sama mencari info tentang hal itu" jelasnya.

"Hoo. Pantesan" ucapku. "Btw Riz.. Gua jadi penasaran sama apa yang lu liat di mimpi lu. Soal yang kecelakaan itu, yang lu liat apaan aja?" tanyaku menatap Rizty.

"Hm.. Random sih.. Soalnya di alam mimpi kan kadang tuh lokasi bisa pindah-pindah tempat. Tapi yang gua liat. Ada kecelakaan tabrakan dan kedua kendaraan itu ancur dan terbakar di jurang. Ledakannya mayan gede pokoknya. Banyak mayat korban yang bergelimpangan, berdarah-darah bahkan ada yang tubuhnya ancur dan putus. Ngeri dah pokoknya. Gua rasa gua pasti bakalan enek mau pingsan kalo liat secara langsung. Di mimpi aja gua ngeri liatnya. Tapi.. Gua liat ada dua yang selamat. Yang satu diselamatin seseorang, cowok pokoknya. Yang satu lagi kelempar berguling jauh dari lokasi kejadian dan jatuh ke jurang lebih dalam, masuk ke sungai dan kebawa arus. Trus gua kayak ngikutin jejak itu korban yang kebawa arus, badannya juga mayan ancur tapi hebatnya masih tetep utuh. Trus gua ngeliat korban itu ditemuin dan dibawa sama seseorang, kayak orang udah tua gitu dah, kayaknya sih nenek-nenek kalo nggak salah?" ujar Rizty mengingat. "Trus gua nggak tau lagi kelanjutannya gimana karena gua udah 'ketarik' untuk bangun" jelasnya.

"..." Aku tercengang dengan Rizty yang dapat melihat kejadian itu yang terjadi lewat dalam mimpinya. ((Apa mungkin jangan-jangan.. Orang yang diliatnya itu adalah Reo?! ..Jika memang begitu, gua harap orang yang selamat ditolong oleh nenek-nenek itu adalah dia!)) harapan batinku. "Kalo yang korban selamat satu lagi? Lu tau siapa orang yang nyelamatin korbannya itu?" tanyaku penasaran ke Rizty. Siapa tau ia mengenal wajah orang yang menyelamatkanku itu adalah orang yang satu kampus dengan mereka. Atau bahkan ia mengenal bahwa itu adalah Zien.

"Mm.. Gua gak ngeliat mukanya. Samar gak terlalu keliatan dan gua nggak terlalu meratiin juga soalnya yang nyelamatin itu siapa. Tapi kalo dari posturnya sih kayaknya orangnya itu cakep dan keliatan berduit gitu" jelas Rizty. "Itu pun gua liat cuma sekelebat doang, karena gua lebih ngeliat moment yang si korban satunya lagi"

"Hoo" aku menggangguk-anggukan kepala kecil mengerti. ((Untunglah)) ucap batinku merasa lega karena ia tidak mengetahui siapa orangnya. Tapi aku merasa takjub dengan kemampuan Rizty dapat melihat kejadian itu dalam mimpinya. "Kalo korban yang lu liat kebawa arus di sungai itu ciri-cirinya kayak gimana?" tanyaku penasaran.

"Gatau. Gak terlalu jelas juga sih. Yang pasti cowok, muka dan badannya juga udah penuh luka berdarah dan ada bekas bakar pokoknya, tapi wujudnya ya untungnya masih utuh, nggak ada yang putus atau lepas badannya. Rambutnya sedikit gondrong sih keknya, tapi nggak terlalu panjang. Sebahu atau seleher gitu dah kurang lebih" ucap Rizty mengingat.

Aku membelalakan mata. "Jangan-jangan.. Itu beneran Reo?!" ujarku terkejut dengan nada suara pelan.

"Reo? Siapa tuh?" tanya Rizty dan Leia serempak yang ternyata mendengar ucapan pelanku.

"Dia sepupu gua. Itu.. Dia juga korban kecelakaan itu pas waktu itu" ujarku. "Ee.. Jadi pas kecelakaan itu kebetulan ada sepupu gua disitu, cuma gua gaktau dia udah meninggal juga kayak yang lain apa belum" jelasku ke mereka. ((Semoga Rizty nggak tau dah kalo disana juga ada gua sebagai korban)) harapanku dalam batin.

"Oalah ternyata disitu juga ada sepupu lo jadi korban kecelakaan?" tanya Rizty. "Gua turut berduka cita ya sama sepupu lo. Tapi semoga aja yang gua liat itu beneran dia deh. Atau kalo enggak, semoga orang yang diselamatin sama cowok yang nyelamatin korban itu yang sepupu lo" ujarnya mendoakan.

"Aammiinn! Makasih Riz" ucapku. ((Kalo yang korban diselamatin cowok sih udah pasti nggak mungkin. Soalnya itu gua)) ujar batinku. "Dan makasih juga Riz gua jadi tau info kabar orang yang selamat satu lagi karena lu" ucapku.

"No problem. Semoga aja ada clue soal kabar sepupu lo itu ya bro" ucap Rizty. "Berarti soal korban yang satunya lagi lo udah tau tuh?" tanyanya.

Aku sedikit terkejut saat Rizty menyebutku 'bro'. Bukan masalah sih, panggilan itu wajar sebenarnya. Hanya saja.. ((Dia nggak tau kan kalo gua aslinya cowok?)) ujarku sweatdrop. "Gua.. Sempat denger infonya" ucapku ngeles.

"Aammiiinnnn. Semoga aja itu beneran sepupu lo ya Fren yang diliat sama Rizty" ujar Leia mendoakan.

"Semoga aja" Responku ke Leia berharap. "Btw anak-anak kampus udah pada tau juga soal kemampuan lu Riz?" tanyaku penasaran ke Rizty.

"Gak banyak yang tau sih soal kemampuan gua ini. Cuma beberapa orang doang yang tau, terutama Leia. Nggak kayak Leia yang udah banyak yang tau soal kemampuannya" jelas Rizty. "Lagipula kemampuan gua lebih nggak umum dan sulit buat orang percaya. Gua juga nggak mau kemampuan gua ampe ketauan banyak orang"

"Hoo. Oke" ucapku menganggukan kepalaku. ((Iyasih. Keliatan kayaknya Rizty orangnya lebih menyembunyikan soal kemampuannya dibanding Leia)) ujar batinku.

"Ah iya.. Btw, lo kan pindahan baru nih Fren. Lo mau ikut ukm apa?" tanya Leia kepadaku mengganti topik.

"Ukm ya..? Hmm" aku berfikir. "Entahlah. Emang disini ada ukm nya apaan aja?" tanyaku menoleh ke arah Leia.

"Banyak" ucap Leia. "Ada yang dibidang olahraga, seni, budaya dan bahasa, media komunikasi, dan lain-lain. Lo maunya yang dibidang apa? Atau lo bahkan pengen ikutan sekalian Hima atau Bem?" tanya Leia.

"Eem.. Kalo organisasi kampus yang terlalu mengikat kayak gitu kayaknya enggak deh gua buat ikutan" ujarku. "Lu sendiri ikut ukm apa emang?" tanyaku.

"Gue sama Rizty sesama ikut ukm Pers. Tapi Rizty juga ikut Taekwondo" ujarnya. "Si Selina juga ikut Pers dia. Tapi dia juga ikut BEM. Makanya dia pengen ngulik juga tentang berita kampus soal kasus tadi" jelas Leia.

"Oalahh. Pantes. Kalo soal ukm.. Gua tanya sama Zien dulu dah kayaknya mending gua ikut apa" ucapku berfikir. Karena aku disini sepertinya harus bergantung dengan keputusan Zien setuju atau tidak jika ingin mengikuti sesuatu.

"Zien..? Tunggu.. Jadi pacar lo yang kemaren jemput itu Zien?!" ucap Leia bertanya seperti terkejut.

"Iya. Kenapa? Lu kenal?" tanyaku menatap Leia. "Bukannya kemaren lu sempat ngeliat orang yang ngejemput gua?" tanyaku sedikit mengangkat alis.

"Kan orangnya di dalem mobil. Jadinya gue nggak ngeliat mukanya pacar lo yang jemput itu siapa orangnya. Jadi ternyata itu Zien?" ujarnya seperti kaget. "Wahh.. Ternyata.." senyum jailnya kemudian. "Iya kenal kok. Dia juga satu ukm juga sama kita!" ujarnya.

"Satu ukm? Sesama ukm pers?!" tanyaku penasaran dengan sedikit mencondongkan wajahku ke depan, yaitu belakang sofa.

Leia mengangguk. "Iya! Kalo gitu, lo ikut ukm pers aja biar barengan juga sama kita!!" ucap Leia senyum bersemangat.

((Jadi ternyata Zien juga satu ukm sama Leia dan Rizty?!)) tanya batinku terkejut. "Berarti kalian udah saling kenal?" tanyaku penasaran.

To be continued..