"Tapi kalau boleh jujur—" Ginnan sengaja terbatuk. "Kau sebenarnya pantas jadi salah satu tokoh ikon..." suaranya memelan di akhir. "...kalau saja tidak mesum. Mn, maksudku, idol kan sering dijadikan panutan para penggemarnya. Begitulah..."
"Hmph... Aku memang tidak berharap jadi panutan seseorang..." kata Renji. Pria itu tiba-tiba sudah meletakkan sumpit tanpa Ginnan sadari betul kapan habis sarapannya. "Tapi daripada itu, kau tidak terlihat seperti habis mengecek sosial media."
"Eh? Aneh?"
"Tidak ingin tahu berita di luar sana?"
Nafas Ginnan tertahan sejenak. "Aku penasaran," katanya. Lalu menggeleng. "Tapi sepertinya lebih baik aku tidak melihat samasekali. Hanya akan membebani kepalaku... Haha... Tak apa kan?"
"Hm."
Ginnan tersentak, tapi diam kala Renji mengusap sudut bibirnya lembut. Ada remehan tepung kering kentucky di sana. Sedikit. Pipi Ginnan memanas setelahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com