"Kau kenapa, Nak?" tanya Nana.
Ginnan pun menoleh dengan senyuman refleks yang samasekali tak terlihat lega.
"A-Aku? Tidak… hehe…" Jari Ginnan bergeliatan samar di gelas jus yang dibawanya. "Hanya merasa hari ini seperti tidak nyata saja."
"Oh…"
Ryouta menyahut, "Jika kau khawatir soal Veer dan Renji, kalian bisa bicara secara pribadi setelah makan malam," Ginnan pun agak terperanjat melihat seberapa mudah pria itu mengatakan hal-hal yang sensitif. Membuatnya sadar, bahwa perilaku Renji yang seperti itu semuanya masuk akal. "Aku, istriku, dan Veer … kita bertiga adalah orang dewasa. Jadi marah atau terbawa perasaan itu wajar, tapi nanti kalian harus menyelesaikannya dengan baik."
Ginnan kira, Renji akan mengatakan sesuatu saat menatapnya sekilas sebelum duduk. Namun sepertinya kali ini pria itu tidak ingin membuatnya 'lumpuh' keberanian di meja ini.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com