webnovel

Pernahkah Kau Menyesali Sesuatu? (1)

Editor: Wave Literature

Sebelum Fatty selesai bicara, sebuah suara menyela kalimatnya. "Fatty."

Mendengar suara itu, pemuda itu mendadak berhenti sebelum mengucapkan kata "kau". Pada saat yang bersamaan, ia dan Ji Yi spontan menoleh ke arah asal suara.

Rupanya He Jichen telah kembali setelah marah-marah tadi. Entah kapan dia kembali ke ruangan itu. Meskipun berada cukup jauh dari Ji Yi dan Fatty, Ji Yi masih bisa mencium bau rokok dari tubuhnya.

Apakah dia tadi pergi merokok sendirian?

Ji Yi mengerutkan kening, lalu mendengar suara He Jichen yang lirih. "Ada yang perlu kubicarakan dengannya. Tunggulah di sini sebentar."

Mendengar perkataan He Jichen, perhatian Ji Yi tertuju pada tubuh pemuda itu, lalu ia pun menyadari bahwa pemuda itu sedang berbicara kepadanya.

Ekspresi wajahnya terlihat sangat serius.

Ji Yi mengerti bahwa ada hal penting yang harus dibicarakan olehnya dan Fatty, maka Ji Yi hanya mengangguk pelan.

Pandangan He Jichen kemudian tertuju pada Fatty. "Ayo keluar sebentar."

"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Fatty kebingungan.

Karena Fatty tidak bergerak dari kursinya, He Jichen mengerutkan kening dan mengulang perkataannya dengan nada yang lebih berat dan perkataan yang lebih singkat: "Keluar!"

Fatty tidak berani melawan, maka ia pun meletakkan botol anggurnya kembali, dan segera berdiri.

He Jichen menunggu sampai Fatty meninggalkan ruangan pribadi itu dan menutup pintu.

...

"Ada apa, Kak Chen? Apa yang begitu penting sampai-sampai kau tidak bisa tinggal dalam ruangan itu? Kenapa kita harus keluar?" tanya Fatty sembari berjalan di samping He Jichen.

He Jichen dengan sengaja mengabaikannya dan terus berjalan sampai mereka berada cukup jauh dari ruangan pribadi itu. He Jichen mendadak berhenti dan memandang Fatty seolah ada suatu hal yang mendesak. "Setelah aku keluar, apa yang kau bicarakan dengan Ji Yi?"

Merasa gentar oleh ekspresi He Jichen yang sangat serius, Fatty tergagap, "Ah, bukan apa-apa kok."

Alis He Jichen berkedut.

Fatty buru-buru mengakui dengan jujur apa yang telah dikatakannya kepada Ji Yi dengan detil.

Setelah mengkonfirmasi bahwa Fatty tidak kelepasan bicara dan memberitahu Ji Yi bahwa He Yuguang sudah meninggal atau bahwa gadis yang disukainya adalah Ji Yi sendiri, He Jichen memejamkan mata dan menghela napas lega.

Fatty dan He Jichen sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, maka Fatty sangat mengenalnya. Melihat He Jichen bereaksi seperti itu, Fatty langsung paham mengapa He Jichen memintanya keluar ruangan.

Pemuda itu mengerucutkan bibirnya dan terdiam sesaat sebelum berkata, "Kak Chen, tadi kau menghentikanku karena khawatir aku akan memberitahunya bahwa dia adalah si gadis Cola?"

He Jichen menoleh ke arah Fatty dalam diam. Dia mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya dan memberi Fatty sebatang.

Fatty tidak mengambilnya, tetapi kembali berbicara: "Kak Chen, mengapa kau melarangku untuk memberitahunya? Mengapa kau tidak memberitahunya bahwa si gadis Cola yang dulu kau cari-cari itu adalah dia?"

He Jichen masih belum mengatakan apapun. Dia menarik kembali rokok yang ditawarkannya kepada Fatty, meletakkannya di mulut, lalu menyalakannya.

"Kak Chen, aku tak mengerti. Waktu kelas tiga SMA, kau sudah menetapkan pikiran untuk menyatakan perasaanmu padanya setelah kelulusan. Sekarang sudah empat tahun berlaluꟷapa lagi yang kau cemaskan? Kenapa tidak kau katakan saja padanya bahwa kau menyukainya? Terlebih lagi, kau sudah menyukainya selama bertahun-tahun!"