"Dih …. hoax tuh, Pah. Lisa, aja tadi waktu ketemu Mamah, seperti marah besar kok," cibir Mamah Hendri.
Masih jelas terlintas dibenak beliau atas sikap Lisa, yang sangat dingin terhadapnya. Beliau, sama sekali enggak menyalahkan atas sikap Lisa yang sangat dingin, sebab beliau tahu untuk menyembuhkan luka butuh waktu yang lama.
"Makanya kalau orang tua nasehati tuh di dengerin biar jadinya enggak kayak gini," sindir Papah Hendri yang masih fokus menoton bola yang ada di layar TV.
"Iya deh, Pah,"
Hendri, lebih memilih untuk mengalah sebab dia masih mempunyai stok kesabaran yang banyak dan ini juga karena kesalahannya.
"Makanya kalau punya perempuan yang sholihah itu di jaga jangan ditinggalkan begitu saja. Kalau sudah begini tahu sendiri akibatnya seperti apa."
"Mah, fokus deh sekarang aku mau tanya soal Lisa." jeda Hendri, "Mamah, itu harusnya dukung aku buat balikan lagi sama Lisa, bukannya malah buat anaknya semakin down begini."
"Iya sudah mau tanya soal apa?"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com