webnovel

Meet In Paris

"Di sini ku simpan namamu, semua kisah tentangmu, dan entah sampai kapan waktunya nanti aku berharap semoga semua ini akan segera berlalu" ~ Chika Wira Kusuma ~ Gadis dengan wajah melankonis itu kini berjalan menyusuri jalan. Di sini kehidupan barunya kan dimulai. mengucap janji itu memang sangat mudah, tapi tidak untuk menggenggamnya. karena jika salah satu yang berjanji itu telah mendusta? masih sebuah keharuskan untuk di pertahankan. hanya satu yang aku minta, semoga semuanya lekas berlalu. setelah rasa penasaranku akan kepergianmu itu terjawab.

Doraemon_Cantik · ย้อนยุค
Not enough ratings
273 Chs

Tak Ada yang Hilang

Tak ada yang hilang

Setelah perdebatan panjang yang membuat tenanga Chika berkurang banyak, kini akhirnya gadis itu dapat menikmati makan malamnya. 

Karena dari Apartemen sampai di resto ala Perancis tempatnya makan saat ini Jordan tidak berhenti mengajaknya berdebat. 

"Lo pelan-pelan dong kalau makan, kaya orang yang lagi kesurupan tau gak lo!" tegur Jordan. 

"Bodo, gak tau apa elo kalau gue itu udah kelaparan. Lagian lo dari tadi kenapa sih ngajakin berdebat terus," ketus Chika. 

"Yang ngajak berdebat itu siapa, perasaan gak ada tuh gue ngajakin lo berdebat. Sakit lo ya berobat sana," ujar Jordan. 

"Sekarang lo malah ngira kalau gue sakit, ah udahlah males gue ngomong sama elo lagi!" sahit Chika. 

"Gitu aja ngambek sih, gak asik banget sih lo jadi orang!" tukas Alex. 

"Ya habisnya lo ngajakin ribut terus, lo pikor ribut itu gak pakek tenaga," sentak Chika. 

"Iya-iya maaf, ya udah lanjutin gih makannya!" ujar Jordan. 

Hening kembali mengambil alih, karena lapar Chika tak lagi menjawab. Gadis itu kembali fokus dengan makannya. 

"Uhuk-uhuk." Tiba-tiba saja Chika terbatuk. 

Reflek Alex menyodorinya minum yang langsung di sambar oleh Chika. 

"Tuh kan, apa gue bilang. Gue kan udah bilang kalau makan itu pelan-pelan. Elonya sih. Ngeyel," ujar Jordan.

"Lo bisa diam gak sih, orang lagi keselek malahan lo omelin," keluh Chika. 

"Ya udah minum lagi yang banyak, gue akan diam!" ucap Jordan. 

Sesungguhnya ingin sekali Alex mengucapkan kalimat romantis andalannya dulu saat sama Chika. Namun kembali lagi ia urungkan karena tidak ingin membuat Chika curiga. 

"Lo kenapa sih jadi cowok kok cerewet banget," tindas Chika. 

"Gue gak cerewet kok, gue cuma ngomong yang perlu gue omongin. Dan lo bisa rasain sendiri kan apa yang gue omongin tadi," sahut Jordan dengan santai. 

Dan memang benar apa yang di katakan oleh Jordan tadi. Gara-gara ia tidak pelan saat makan akhirnya ia keselek. 

"Hmmm, kali ini lo menang!" batin Chika. 

"Btw, lo gak kuliah apa besok? Kenapa lo mau nemenin gue makan. Padahal gue tau kalau sore tadi lo udah makan kan?" tanya Chika. 

"Karena gue rindu berduaan sama elo Chik," ujar Alex dalam hati. 

"Ya gak papa dong, gak salah kan kalau gue lapar lagi!" sahut Jordan. 

"Ya gak salah sih, ya udah buruan lo bayar katanya mau traktir kan. Gue udah ngantuk soalnya," pinta Chika. 

"Iya," sahut Jordan. 

Setelah menghabiskan satu spageti pedas manis kesukaannya, kini Chika kembali menghadap laptop yang menjadi teman setianya. 

Rasanya kenyang sekali, namun ada satu yang membuat Chika senang malam ini. Kehangatan itu mulai Chika rasakan lagi. 

Setiap ia berdekatan dengan Jordan rasanya seperti ia sedang bersama Alex. 

"Apa emang karena ada sesuatu ya, atau karena hanya mirip aja sama Alex!" ucap Chika sembari mengetikan jarinya oada keybord. 

Dan alhasil yang di tulis olwh Chika adalah nama Alex dan Jordan. 

"Duhhh, apaan sih ini kok gue kehilangan konsentrasi gini ya!" keluh Chika. 

Tidak mudah untuk Chika dekat dengan orang baru, karena sampai saat ini detik ini nama Alex masih tersimpan indah di dalam hatinya sampai nanti Chika akan mendapatkan penjelasan mengapa cowok itu menghilang bak di telan bumi. 

"Dita nih, ada apa dia tumben video call gue duluan," ujar Chika. 

Ia pun kemudian mengangkat video Call dari Dita. 

"Halo, kenapa Dit?" tanya Chika ketika sudah mengangkat video call dari Dita. 

"Enggak kok, gue cuma lagi kangen aja sama elo!" sahut Dita. 

"Kirain ada apa gitu, di sini udah jam 1 lo pasti lagi bersiap buat tidur kan?" tanya Chika. 

"Bersiap buat belajar kali Chik, masih jam 7 malam juga," tukas Dita. 

"Gimana sama kuliah lo? Berjalan lancar kan?" tanya Chika. 

"Aman kok, semua berjalan lancar. Oh iya Chik, kemarin gue ketemuan sama Radit," ujar Dita. 

"Hah? Kok bisa. Katanya lo udah los kontak sama Radit," sahut Chika terkejut. 

"Iya sih, tapi gak tau kenapa gue merasa rindu gitu sama Radit. Ya udah gue ajakin dia ketemuan aja," jelas Dita. 

"Lo gila ya, kalau sampai Fiki tau gimana?" tanya Chika kawatir. 

"Tenang, gak tau kok dia. Ya gimana ya Chika guenya kangen. Masa kangen sama teman sendiri gak boleh." gadis itu menjelaskan agar Chika tidak berfikiran yang macam-macam. 

"Ya terus," ucap Chika. 

"Gue benar-benar kaget dengan Fiki yang sekarang. Sumpah gue benar-benar kaget Chik," ucap Dita. 

"Kaget gimana sih?" tanya Chika penasaran. 

"Ya cara berfikir Radit itu udah gak kaya dulu Chik, pokoknya beda jauh deh," jelas Dita. 

"Oh itu, ya mungkin karena udah merasa kalau semakin dewasa kali Dit makanya Radit berubah. Tapi kayaknya sih ini juga karena ayah sih," ucap Chika. 

"Kok karena bokap lo? Emang kenapa dengan bokap lo?" tanya Dita. 

"Ya lo tau sendiri lah gimana ayah, dia kan posesif banget kalau sama anaknya. Ya mungkin Radit sekarang lagi ngerasain jadi gue dulu!" jelasnya. 

"Masak sih bokap lo masih gitu Chik," ujar Dita heran. 

"Yang namanya karakter itu sulit di rubah Dit. Apalagi gue bentar lagi juga kan mau punya adek," sahut Chika. 

"Iya juga ya. Btw gue gak nyangka lo kalau elo bentar lagi bakalan jadi kakak, lo pulang kan waktu nyokap lo lahiran?" tanya Dita. 

"Ya pulang lah. Tapi kalau gue libur kuliahnya!" sahut Chika. Gimana di sana? Pasti udah dapat gebetan baru ya?" tanya Dita. 

"Niat gue kuliah lagi Dit, bukan buat mencari gebetan. Lagian di diri gue saat ini itu rasanya seperti ada yang hilang gitu," cetus Chika. 

"Pasti Alex kan," ucap Dita. 

"Hmm, iya Dit. Rasanya masih susah buat gue move on dari dia," sahut Chika. 

"Udah gue duga. Denger ya Chik, tak ada yang hilang. Karena dia pasti akan kembali membawa penjelasan yang lo tunggu selama ini. Tapi kalau saran gue lo gak boleh terus di dalam masa lalu elo. Lo harus bisa keluar dari masa itu dan membuka lembaran baru bersama orang baru juga," ucap Dita. 

"Gue udah coba Dit, tapi entah mengapa selali gagal gitu. Rasanya perasaan gue itu bagaikan yangudah berakar dan sulit untuk di cabut."

"Lo coba pelan-pelan ya Chik, gue yakin kok kalau elo pasti bisa. Karena lembaran baru itu nantinya akan membuat perasaan elo lebih baik. Dan saat yang lo tunggu itu nantinya kembali, lo hanya perlu meminta penjelasan tanpa lo ingin kembali bersama," ucap Dita.

"Gue akan coba saran dari lo, meskipun gak menjamin bakalan berhasil gue lakuinya."