webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · อะนิเมะ&มังงะ
เรตติ้งไม่พอ
226 Chs

Bab 189

*Boom!*

*Boom!*

Api panas terus menaikkan suhu di dalam aula. Ruangan di sekitar Yves mulai terdistorsi, sihir dimensi yang selama ini dikendalikan oleh Strucker perlahan mulai melemah.

Yves terus meningkatkan kekuatan sihirnya, ketika api itu mulai melemah, sihir ruang yang dikendalikan oleh Strucker akhirnya hancur.

Kembali ke dunia nyata, Yves tidak langsung melompat gembira, melainkan merapalkan mantra lain yang dapat membuat api itu semakin besar.

Sebuah formasi sihir raksasa muncul di bawah monster tulang itu, formasi berwarna emas itu berputar layaknya roda gigi.

Setiap putaran menghasilkan kobaran api yang besar!

*Boom!*

Api yang meroket sekali lagi menyelimuti raksasa tulang itu lalu meledak!

Menggunakan sihir angin, Yves membubuarkan asap serta debu yang berterbangan. Ketika asapnya menghilang, hanya tumpunkan kecil abu berwarna hitam yang tersisa.

Abu itu merupakan residu yang tersisa dari Strucker yang telah terbakar menjadi abu!

Kali ini, Strucker benar-benar mati!

*Grrrl~*

Sihir penghalang akhirnya hilang, Yves yang seperti ikan di dalam jaring sekali lagi mampu merasakan ruang yang ada di sekitarnya.

Dengan ini dia dapat menggunakan sihir portal miliknya, sungguh perasaan yang sangat melegakan.

Menelusuri di sekitar ruangan, Yves menemukan sebuah tombol di belakang singgahsana Strucker. Ketika dia menekannya, ruangan rahasia dengan sejumlah besar rak buku serta altar terlihat.

Altar itu pasti tempat dimana Strucker membuat pengorbanan untuk Tuhan-nya. Ada banyak sekali tulang belulang yang tak terhitung jumlahnya!

Melihat hal ini, Yves menjadi jijik. Sihir terbaik adalah sihir yang dikuasai dengan kekuatan sendiri, bukan pemberian makhluk lain!

Pantas saja rumah mewah ini dibalut oleh aura gelap, tempat ini memang kuburan massal!

Yves melemparkan Fireball, membakar semua tulang-tulang orang malang itu menjadi abu.

Berdiri di pintu ruang rahasia itu, Yves tidak berani masuk secara tiba-tiba. Siapa tahu ada jebakan di sana.

Dengan bijaksana, Yves menggunakan sihir teleportasi untuk memindahkan semua rak-rak buku itu ke dalam dimensi penyimpanannya.

Setelah berurusan dengan Strucker serta mengumpulkan jarahannya, Yves pergi menggunakan portal. Tidak lupa, dia meninggalkan bom lithium berdaya ledak tinggi untuk meledakkan rumah serta goa yang ada di dalam gunung ini.

Tempat ini perlu dibangun ulang, jika tidak, penghuni masa depan pasti akan sakit-sakitan dengan bau dan aura yang ada di dalamnya.

*Boom!*

Getaran yang sangat besar menyebabkan tempat itu bergetar hebat layaknya gemba bumi. Bagian dalam gunung langsung diledakkan dari dalam, goa dan gunung itu akhirnya runtuh.

Semua penduduk yang ada di kota dikejutkan oleh runtuhnya gunung setinggi tiga ratus meter! Hal ini tidak pernah terdengar sebelumnya, gunung yang megah itu menghilang dalam sekejap mata!

Keluar dari tempat suram itu, suasana dingin telah menghilang, digantikan dengan suasana hangat nan cerah.

Di kejauhan, terlihat banyak mayat tentara Hydra yang telah tergeletak.

"Sayang, apakah kamu baik-baik saja?" Ophelia memegang tangan kekasihnya dengan ekspresi khawatir.

"Tidak apa-apa, mari kita selesaikan urusan kita dulu." Melihat kedua istrinya baik-baik saja, perasaan khawatir Yves akhirnya mereda.

Sinthea mendekat sambil mendukung dua wanita yang telah terluka, keduanya telah tertembak di bagian perut. "Sayang, tolong bantu aku, bantu dua saudara perempuan ini. Mereka tertembak karena melindungi kita!"

Yves mengangguk lalu membantu dua prajurit wanita yang telah dilatih oleh dua istrinya itu. Keduanya adalah wanita cantik jangkung, satu berkulit putih dan satunya berkulit hitam.

Meskipun telah memakai pelindung tubuh, tapi mereka tetap mengalami beberapa luka tembak. Jika terus dibiarkan, pendarahan mereka akan semakin parah, kemungkinan terburuk, mereka akan mati.

Dengan sihir Healing yang telah dia pelajari, Yves membalut area di mana kedua wanita itu telah tertembak. Sihir itu masuk ke dalam tubuh mereka lalu menyelimuti peluru yang bersarang.

Dengan hati-hati, peluru-peluru itu ditarik keluar lalu lukanya mulai disembuhkan. Lubang akibat peluru yang awalnya terlihat jelas perlahan mulai menutup.

Kedua prajurit wanita yang menerima perawatan itu mulai mengerang kesakitan. Total peluru yang mereka tahan ada enam, melihat ini Yves merasa takjub. Ditembak enam kali tapi masih belum mati? Ini adalah keajaiban yang sesungguhnya!

Mengeluarkan ransel berisi makanan, Yves menyerahkannya kepada Sinthea. "Beri mereka makan, penyembuhan tubuh memerlukan energi yang cukup."

Sinthea mengangguk dengan patuh, lalu dia memberikan kedua bawahannya makanan.

Dua puluh menit berlalu, kedua wanita itu akhirnya terbangun. Setelah bangun, mereka merasa sangat lelah, tapi semua luka yang mereka derita telah sembuh!

Melihat hal ini, mereka berdua langsung terkejut. Buru-buru bangun, mereka berterima kasih kepada atasan mereka.

"Bu, terima kasih karena telah menyelamatkan kita."

"Bukan aku yang menyelamatkan kalian, tapi suamiku yang mana bos kalian juga. Jika kamu ingin berterima kasih, maka berterima kasihlah kepadanya." Sinthea menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Ada sedikit rasa kebanggaan dalam nadanya. Memiliki suami cakap yang dapat diandalkan tentunya membuatnya sangat bangga!

"Bos, terima kasih." Kedua wanita itu saling memandang. Di mata mereka terpancar rasa kekaguman kepada pria kuat itu. Sebagai wanita yang telah mengalami susahnya kehidupan seperti mereka, keduanya tahu bagaimana harus berterima kasih serta menghargai seseorang.

"Sama-sama. Istirahatlah dulu, kalian masih perlu memulihkan energi kalian." Yves mengangguk.

"Sinthea, jaga mereka, aku akan keluar dulu." Yves melambaikan tangannya.

Jika dirinya yang dulu, mungkin dia tidak akan mampu mengobati kedua wanita itu. Tapi berkat sihir yang telah dia belajari, kedua wanita itu berhasil selamat. Ini adalah keajabian Sihir, sebuah kekuatan yang banyak sekali orang idam-idamkan...