webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · อะนิเมะ&มังงะ
เรตติ้งไม่พอ
226 Chs

Bab 159

Di malam hari, Yves datang berkunjung ke rumah Professor Brian. Mengapa dia datang ke sana? Tentu saja bukan untuk berbuat buruk, melainkan untuk membahas masalah telegrafi dengan Brian, lagi pula dia adalah serang ahli dalam bidang tersebut.

Menggunakan prinsip telegraf untuk mengurai kode, meskipun terdengar tidak masuk akal, tapi prinsipnya dapat diterapkan untuk ke komputer.

*Ding!* *Dong!*

Bel pintu berbunyi, dan Sharon lah yang membuka pintu tersebut. Ketika wanita cantik itu melihat sosok Yves, matanya bersinar dengan cahaya kejutan, tapi kemudian dia menatap pria itu dengan tatapan dingin.

"Apa yang kamu ingin lakukan di sini, dasar bajingan yang tak tahu malu!"

"Sayang, siapa tamu tersebut?" Suara Brian datang dari ruang tamu, penasaran siapa yang sebenarnya berkunjung malam-malam.

"Professor Brian, ini saya. Baru-baru ini saya melakukan eksperimen, dan saya ingin menanyakan sesuatu tentang telegrafi kepada anda."

"Jika berkenan, bisakah anda memberitahuku beberapa informasi tentangnya?" Yves berkata cukup keras untuk didengar oleh Brian. Jika dia tidak melakukan ini, maka Sharon akan segera mengusirnya.

"Oh, ternyata anda, Dr. Yves!"

"Sayang, mengapa kamu tidak mengundangnya masuk? Hei, nampaknya saya harus menyiapkan angur lagi... Sayang, tolong buatkan teh untuk Dr. Yves."

Seringkali dialah yang meminta tolong kepada Yves, jadi normal jika dirinya ingin membantu balik pria itu. Ini adalah hubungan pertukaran yang sepadan.

Memikirkan apa yang telah terjadi hari itu, Yves hanya bisa menggelengkan kepalanya. Apa yang terjadi antara dia dan Sharon murni karena keberuntungan yang buruk, saat itu tiba-tiba efek samping Serumnya muncul.

Tapi dia juga tidak dapat disalahkan secara sepenuhnya, lagi pula Nyonya Sharon juga sangat kooperatif.

Meskipun Yves merasa dirinya tidak seratus persen bersalah, tapi dia tidak berani mengungkapkan hal ini secara terang-terangan. Dia takut akan dipukuli sampai mati!

Nah, memikirkan akan masa depan membuat Yves ingin menjadi lebih rendah hati. Di masa depan, mungkin Charles dan Erik akan mencoba memukulinya secara bersama-sama...

"Yves, ada apa? Silahkan duduk." Brian mengundang Yves masuk sambil tersenyum. Kemudian dia meyiapkan sebuah anggur untuk diminum hari ini.

"Ahem, jadi begini, professor Brian. Saya mencoba mempelajari sinyal elektronik baru-baru ini, tapi tidak berhasil mencapai apa-pun."

"Setelah berpikir baik-baik, saya memutuskan untuk datang ke sini dan bertanya kepada anda tentang prinsip dan proses kerja telegraf." Ketika membahas tentang eksperimen, Yves menjadi serius.

Sikapnya yang biasanya senang bermain-main kini terlihat lebih tertata serta memancarkan aura terpelajar yang mana dapat menarik perhatian para wanita. Bahkan Sharon yang sebelumnya memelototi Yves dengan kebencian tak lagi melakukannya.

"Oh, itu sangat sederhana. Mari saya jelaskan kepada anda. Telegraf menggunakan teknologi..."

Brian menjelaskan apa yang dia tahu dengan singkat.

"Ngomong-ngomong, Professor Jennifer juga tahu tentang prinsip ini, toh dia adalah seorang master." Brian bercanda.

Meskipun Jennifer terkenal sangat cerdas, tapi wanita itu tidak memiliki satu patenpun, setidaknya tidak setelah dia berhubungan dengan Yves.

Jika bukan karena pertemuannya dengan Yves, mungkin wanita itu akan tetap menjadi seorang pengajar di MIT.

Yves menyentuh dagunya, "Jadi begitu... Bisakah anda menyarankan saya beberapa buku yang relevan? Mendengar penjelasan anda tadi, saya mulai memahaminya."

Brian mengangguk lalu bangkit dan berjalan pergi menuju perpustakaan kecil rumahnya. Mengambil buku tertentu, Brian membawa kembali buku tentang prinsip elektromagnetisme.

Yves menerima buku itu lalu membukanya, sementara Brian menjelaskan hal-hal penting serta memberinya beberapa intruksi.

Satu jam berlalu dengan cepat, Brian yang terus membimbing Yves merasa sangat haus.

Di sisi lain Yves telah mendapat banyak informasi yang dia butuhkan.

"Oh? Dr. Yves, teori yang anda katakan sebelumnya sangat menarik. Transmisi dan pemanfaatan gelombang elektromagnetik di seluruh dunia? Tema ini sangat bagus, apakah anda tidak keberatan jika saya memasukkannya ke dalam tesis saya?" Brian berkata dengan penuh harap.

Jika mereka tidak saling kenal, Yves tentu saja tidak akan mengijinkannya, tapi karena dia telah mengenal Brian, dia bisa memberinya ijin. Selain itu ketika dia melirik ke arah Sharon, dia merasa sedikit kasian kepada pria ini, ahem, sebagai permintamaafan, maka dia akan mengijinkan Brian untuk melakukannya!

Melirik ke arah Sharon yang sedang membaca sebuah majala, Yves mulai tersenyum.

Setelah berdeham, Yves memberikan sebuah 'saran' yang luar biasa kepada Brian.

"Mungkin anda bertanya-tanya bagaimana saya bisa mendapat teori seperti itu, anda tahu, ketika saya minum banyak alkohol sebelumnya, saya dalam keadaan setengah mabuk."

"Pada kedaan seperti itu, entah mengapa saya menjadi sangat fokus kepada apa yang saya kerjakan..." Yves menjeda perkataannya.

Melihat Brian mulai tertarik, Yves melanjutkan. "Saat itu saya..."

"Saya apa? Dr. Yves, tolong beri tahu saya!" Brian bertanya secara buru-buru.

-----

read chapter 265 on;

patréon.com/mizuki77