Mengawasi Zack membaca data itu dengan hati senang. Karena semakin lama Zack membaca dokumen itu, semakin lama juga Doren akan duduk di kursinya.
Menatap ketampanan dan keindahan di depannya tanpa merasa bosan.
Ehm, Zack termasuk ke tipe orang yang lambat membaca atau cepat ya?, pikir Doren dengan kacau.
Menggelengkan kepala dan berusaha menyadarkan diri. Doren bertanya dengan lembut ketika beberapa menit sudah berlalu.
"Apa ada yang kurang jelas atau kurang berkenang?" tanya Doren.
Baru tahu kalau Zack adalah orang yang cermat. Doren yakin, Zack akan menemukan kecocokkan yang sangat banyak jika dia bertemu dan mengobrol dengan bos perusahaannya, Harry Miles.
Pria dengan sejuta keakuratan yang selalu dia tunjukkan dan nilai tanpa memandang perbedaan.
Zack nampak persis seperti itu. Namun masuk dalam kategori laki-laki lembut dan memperlakukan wanita dengan hormat.
Ketika Harry Miles selalu memperlakukan lawan jenisnya dengan dingin. Kecuali Cleo, istrinya.
"Aku tidak menemukan kesalahan atau kekurangan di dalamnya. Maaf jika itu membuatmu tersinggung."
Doren menggeleng dengan cepat dan menggerakan kedua tangannya untuk menyanggah.
"Oh, tidak. Saya bukan bermaksud untuk menyinggung atau tersinggung. Saya hanya ingin memastikan segalanya sesuai dengan keinginan Anda juga karena kerja sama ini penting bagi dua belah pihak. Dan bos kami selalu menegaskan bahwa keuntungan bersama, jauh lebih penting dibandingkan keuntungan secara sepihak."
Senyum senang Zack mengembang. Selalu mengagumi Harry dan mengikuti gayanya dalam memimpin perusahaan.
"Aku mengerti dan aku juga sangat mengidolakan bosmu. Dia adalah pria sukses yang menjanjikan dan cerdas."
Omo!! Doren merasa tubuhnya meleleh.
Apa malaikat baru saja turun dari langit?
Kenapa dengan sangat santai, Zack meracuni pikiran wanita yang sudah menikah?
Membuat Doren ingin meminta cerai dari suaminya saat ini dan langsung mengajukan pernikahan sakral dengan Zack.
Doren menahan napas.
"Ya. Dan Anda termasuk salah satu di dalamnya. Meskipun Anda mengidolakan Tuan Harry."
Zack mengangkat wajahnya.
Tahu atau sadar itu bukan sekedar basi-basi. Tapi ucapan yang tulus atau pujian.
Zack tersenyum bisnis.
"Terima kasih. Dan Anda juga termasuk hebat karena bisa bekerja di bawah naungannya."
Doren terdiam sejenak.
"Sebentar. Saya memang bekerja di bawah naungan Tuan Harry. Tapi kami jarang berhubungan langsung karena Tuan Harry biasanya lebih banyak berurusan dengan masing-masing kepala bagian."
Doren merasa lucu sendiri karena dia dengan lancar menjelaskan kesalahpahaman dan curahan hati.
"Ah, maaf jika saya terlalu banyak bicara."
Zack menggeleng.
"Bukan masalah."
Menutup proposalnya dan mengangguk paham setelah selesai membaca seluruh isinya dengan cermat.
"Saya sudah selesai menelaah dan saya akan hadir pada rapat tepat waktu. Lusa pukul 10 lewat 15."
Doren menunjukkan wajah kecewa dengan tidak dia sengaja.
Menyambut jabat tangan yang menyambutnya ramah.
"Ya. Tapi, kita mungkin tidak akan bertemu dalam rapat. Karena bisa saja sekretaris Tuan Alfin, Aimee. Tidak, maksud saya. Miolla yang menemani Tuan Alfin memandu rapat."
Zack bergeming.
Nampak sadar nama Aimee dan Miolla bukan nama umum yang mudah dia temui dalam dimana pun.
Zack akhirnya harus menerima kenyataan bahwa Aimee adalah sekretaris pribadi Alfin. Telah bekerja selama kurang lebih 4 tahun seperti yang Alfin katakan.
Hari ini, Zack sengaja datang beberapa menit lebih awal ke kantor Alfin. Berpikir mungkin saja nama itu hanya kebetulan sama. Dan Aimee atau Miolla lain yang sedang Doren bicarakan.
Tubrukan tak terhindarkan menerpa Zack.
Bruk!!
Baru akan mengambil satu dokumennya yang tertinggal ketika dia meminta Lisa untuk menunggunya di lobby dan menyelesaikan proses administasi kunjungan tamu.
Zack mendengar makian Aimee.
Suara yang masih Zack ingat dalam kepalanya dan mengejutkannya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Aimee tajam.
Zack spontan memaki Aimee balik.
"Aku yang harusnya bertanya. Apa yang kau lakukan di sini? Dan kenapa kau sama sekali tidak berubah? Masih saja ceroboh dan selebor. Jam masuk kantormu, diundur?"
Menatap dengan sorot mata yang gelap dan dingin.
Zack harusnya tahu bahwa memang Adistyra Miolla Ongbani yang Doren bicarakan.
Namun, adakah kebetulan semacam ini?
Merasa sangat lelah dan tidak ingin menerima kenyataan. Zack memperhatikan penampilan Aimee yang tidak banyak berubah.
Sudah tidak bertemu selama 5 tahun, Aimee masih saja tidak menunjukkan perubahan terlalu banyak pada dirinya.
Masih memiliki rambut ikal berwarna coklat dan mata bulat besar, berwarna sama. Aimee masih saja menggunakan gaya pakaian asal-asalannya untuk pergi ke kantor.
Mengenakan blouse dan rok span yang terlalu umum, serta heels tebal berwarna nude. Perbedaan penampilan Aimee dengan yang dulu adalah bingkai tipis berwarna gold yang mengantung di wajahnya.
Aimee yang Zack kenal dulu tidak memiliki mata minus. Sebaliknya, mata Aimee seperti elang yang bisa melihat keberadaan seseorang yang dia kenal dari radius terjauh.
Namun seiring berjalannya waktu, Aimee jadi membutuhkan kacamata pipih itu untuk membantunya bekerja dan mengenali orang-orang?
Hingga Zack hampir berpikir Aimee tidak mengenalinya. Jika saja Aimee tidak langsung syok saat melihat kemunculan Zack di depan kantornya.
Sama-sama terkejut dan tidak memperkirakan situasi.
Zack yakin, Aimee pasti tidak tahu bahwa Zack adalah rekan bisnis Alfin.
Tapi apa alasannya dan kenapa Aimee bisa tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Zack memutuskan untuk tidak mencari tahu lebih banyak. Karena apa yang Aimee pikirkan saat ini bukan urusannya.
Suara lantang Aimee kembali membuyarkan lamunan Zack.
"Kau... punya urusan di sekitar ini?" tanya Aimee ngeri. Tidak ingin memikirkan kemungkinan Zack punya urusan di kantornya. Meskipun pria menyebalkan ini berdiri di depan kantor Aimee.
***