webnovel

Chang Luo, Ibukota Kekaisaran

บรรณาธิการ: Wave Literature

Setelah mendapatkan 200 poin kontribusi, Mo Wuji kembali ke kamarnya bersama dengan Yuan Zhenyi.

Saat Mo Wuji tiba di kamar itu, ia melihat bahwa dari 50 penghuni kamar, hanya sekitar 30 orang yang selamat dari serangan para monster buaya. Dalam satu kali serangan monster laut saja, 40% penghuni kamar ini sudah tiada.

Suasana di dalam kamar itu menegang. Saat Mo Wuji dan Yuan Zhenyi masuk, hampir semua orang berdiri. Wajah-wajah mereka menunjukkan ekspresi hormat sekaligus kagum. Mereka jelas-jelas sudah tahu betapa liar dan beringasnya Mo Wuji saat ia bertarung dengan buaya-buaya itu.

Membunuh dua Lightning Crocodile seorang diri: Selain para Master Immortal, hanya seniman beladiri yang sangat kuat yang mampu melakukannya.

"Apa artinya ini?" Mo Wuji tampak bingung melihat sikap orang-orang itu.

"Saudara Mo, kau sungguh-sungguh telah membunuh dua Lightning Crocodile Berkaki Enam?" Tang Boxian yang tampak ramah itu melangkah menghampiri Mo Wuji dan bertanya. Di matanya tampak ada rasa tak percaya. Ia hanya berinisiatif untuk menanyakan ini karena ia sudah akrab dengan Mo Wuji.

Mo Wuji tertawa, "Tadi aku cuma beruntung. Oh, ya, mana Yuan Zhi?"

Ekspresi Tang Boxian tiba-tiba menjadi sedih, "Yuan Zhi tidak akan kembali lagi."

Mo Wuji menghela nafas dalam hati. Manusia memang membutuhkan faktor keberuntungan. Dalam hal kepintaran dan kelincahan, Tang Boxian tidak bisa dibandingkan dengan Yuan Zhi. Namun pada akhirnya, Yuan Zhi yang menjadi korban, tapi Tang Boxian bisa kembali dengan selamat.

Pada awalnya, ketika para penghuni kamar bersama itu mendengar berita tentang Mo Wuji, mereka semua membicarakannya dengan rasa tidak percaya. Namun, setelah mendengar Mo Wuji sendiri yang membenarkan berita itu, kamar itu menjadi tenang kembali.

"Terima kasih Kakak Mo..." Qin Xiangyu, yang sedang berada di tendanya, tiba-tiba keluar tenda dan membungkuk ke arah Mo Wuji. Nada bicara gadis itu menyiratkan rasa terima kasih dan kagum.

Mo Wuji tahu bahwa gadis itu telah melihat insiden yang terjadi antara dirinya dan si pria berjubah merah. Mo Wuji mengangguk ke arahnya, sebelum menghadap ke orang-orang itu dan berkata, "Aku perlu istirahat. Aku tahu kalian semua juga butuh istirahat. Silakan lakukan usaha terbaik kalian untuk tidak terlalu banyak bersuara."

Di kamar bersama ini, kata-kata Mo Wuji ibarat perintah kekaisaran. Setelah mendengar kata-katanya, semua orang kembali ke tempat tidur masing-masing untuk beristirahat. Seluruh ruangan menjadi lebih tenang dari sebelumnya. Setiap kali ada orang yang mau berbicara, mereka lebih memilih untuk berbisik-bisik.

Semua orang tahu, keheningan ini bukan karena berkurangnya 20 orang di kamar bersama itu. Tapi ini karena Mo Wuji lebih suka suasana yang tenang.

Shao Feng tidak datang lagi untuk mencari masalah dengan Mo Wuji. Mungkin karena ia sudah diperingatkan oleh Qu Wan'Er, atau karena ia menganggap waktunya akan sia-sia jika harus berurusan dengan Mo Wuji.

Setelah mengetahui harga buku panduan berkultivasi, Mo Wuji tidak lagi berniat untuk ikut dalam pelelangan. Puluhan ribu koin emas yang ia miliki mungkin terlihat sangat banyak, tetapi tidak akan cukup untuk membeli buku panduan kultivasi, atau barang-barang sejenisnya.

Sepanjang perjalanan, kapal itu beberapa kali diserang oleh monster laut. Namun kapal itu tidak diserang lagi oleh kawanan Lightning Crocodile Berkaki Enam. Serangan-serangan selanjutnya juga bukan dalam skala besar. Mo Wuji tidak pernah berkultivasi, tetapi sesekali esensi petirnya muncul untuk membantunya menghadapi beberapa serangan yang mematikan. Bersama dengan Yuan Zhenyi, meskipun mereka tidak berada pada posisi yang menguntungkan, tetapi mereka mampu bertahan.

Mereka berdua mampu membunuh banyak sekali monster laut. Namun, binatang-binatang buas ini tidak bisa dibandingkan dengan Lightning Crocodile Berkaki Enam. Akibatnya, Mo Wuji hanya berhasil menambahkan 50 poin kontribusi ke kartu oranye miliknya, setelah ditukarkan dengan bangkai monster laut.

Setelah dua bulan, tinggal 20 orang yang masih bertahan hidup di kamar bersama itu. Jumlah itu bertahan hingga Kapal Spring Sea akhirnya tiba di Ibukota Kekaisaran Xing Han, Chang Luo.

Saat Kapal Spring Sea akan berlabuh, semua orang di dalam kapal berlomba-lomba keluar ke dek kapal. Bahkan para Master Immortal tidak mampu mencegah kerumunan orang itu. Setelah melewati dua bulan yang penuh dengan tekanan dan ancaman kematian, pemandangan daratan Chang Luo membuat semua penumpang kapal itu bahagia.

Untung saja para Master Immortal tidak mencoba untuk mencegah kerumunan orang itu. Karena ribuan orang itu saling berdesak-desakan untuk melihat daratan, sejumlah insiden terjadi di mana beberapa orang terjatuh ke laut, atau beberapa orang terinjak-injak hingga tewas. Akan tetapi, tidak ada yang peduli atau mencoba berhenti berdesakan.

Hanya dalam beberapa saat, lebih dari setengah badan kapal telah sampai di daratan. Mo Wuji dan Yuan Zhenyi tidak ikut berdesakan dengan kerumunan orang yang berebut keluar. Mereka lebih memilih untuk berjalan perlahan-lahan di belakang. Mereka sudah sampai di Chang Luo, jadi mengapa harus tergesa-gesa?

"Wuji, kau tidak perlu mengikuti kami lagi. Setelah sampai di Chang Luo, kau bebas untuk melakukan apapun yang kau mau. Sebaliknya, aku akan tetap bersama dengan Ji Xing dan menghadiri Konferensi Spring Immortal's Gate satu bulan dari sekarang," Yuan Zhenyi tahu bahwa Mo Wuji tidak punya akar spiritual, dan tidak akan mau untuk ikut bersamanya dan Ji Xing sambil menunggu pembukaan Konferensi Spring Immortal's Gate.

Memang benar, Mo Wuji tidak berniat untuk terus mengikuti Yuan Zhenyi dan Ji Xing. Dirinya sendiri perlu menemukan tempat tinggal sebelum mengetes akar spiritualnya secara diam-diam. Sekarang ia telah membuka tiga meridian, tapi masih belum jelas apakah kini ia telah memiliki akar spiritual.

Bahkan jika ternyata ia tetap tidak memiliki akar spiritual, ia masih ingin mencoba segala cara yang memungkinkan untuk memperoleh panduan berkultivasi. Ia juga akan terus berusaha untuk merangsang esensi petir dalam tubuhnya.

Selain itu, Mo Wuji juga masih akan berpartisipasi dalam Konferensi Spring Immortal's Gate. Bagaimanapun juga, sekte-sekte spiritual pasti akan mencari beberapa murid layanan. Mungkin ia tidak bisa menjadi murid yang sesungguhnya di sebuah sekte, tetapi menjadi murid pelayan juga tidak terlalu buruk.

"Kalau begitu kita akan berpisah. Jika aku butuh sesuatu, di mana aku bisa bertemu denganmu?" Mo Wuji tahu bahwa Yuan Zhenyi dan Ji Xing tidak akan seperti dirinya yang harus mencari tempat tinggal. Mereka pasti akan memiliki tempat tinggal yang sudah ditetapkan.

"Saudara Wuji, Zhenyi dan saya akan tinggal di Penginapan Faraway. Jika Anda membutuhkan Zhenyi, Anda dapat bertemu dengannya di sana," Ji Xing berinisiatif untuk menjawab Mo Wuji.

Setelah dua bulan berada di atas kapal yang sama, Ji Xing telah melihat seberapa kuat Mo Wuji. Di antara semua pelayan dan penjaga pribadi, hanya ada sedikit sekali yang mampu membunuh dua Lightning Crocodile Berkaki Enam sendirian, seperti Mo Wuji. Jika Mo Wuji memiliki akar spiritual, Ji Xing akan bersedia untuk menurunkan statusnya dan berteman dengan Mo Wuji.

Sayangnya, Mo Wuji tidak memiliki akar spiritual. Tidak peduli seberapa kuat dirinya, ia akan selalu ditakdirkan untuk menjadi manusia biasa. Saat Ji Xing masuk ke sebuah sekte dan berkultivasi selama satu atau dua tahun, ia pasti akan lebih kuat dari Mo Wuji. Di matanya, untuk tersenyum dan tertawa dengan Mo Wuji sudah merupakan bentuk penghormatan yang besar.

Mo Wuji tidak tahu apa yang ada di pikiran Ji Xing. Bahkan jika ia tahu, ia tidak akan terlalu peduli. Setelah melambaikan tangan ke Yuan Zhenyi, Mo Wuji segera membaur dan menghilang di antara kerumunan.

Mo Wuji tidak perlu repot-repot memikirkan Yuan Zhenyi dan Ding Bu'Er. Yuan Zhenyi memiliki rencananya sendiri, sementara Ding Bu'Er pasti akan mengikuti Han Ning ke Konferensi Spring Immortal's Gate. Di sana, Ding Bu'Er juga akan memiliki kesempatan untuk menjadi murid pelayan.

Hanya Mo Wuji saja yang tidak punya tempat tujuan. Meskipun demikian, suasana hatinya tetap bahagia.

Di Kota Rao Zhou, Mo Wuji terus-menerus diselimuti rasa takut, ia bahkan tidak berani keluar dari Han Residence. Sekarang, akhirnya ia mendapatkan kebebasannya. Tiap nafas yang ia hirup terasa betul-betul menyejukkan.

Mo Wuji menoleh ke belakang, melihat ke arah lautan luas yang baru saja ia datangi. Suatu hari nanti, ia pasti akan kembali.

Chang Luo – Ibukota Kekaisaran Xing Han.

Mo Wuji baru saja mendatangi kota itu, namun ia sudah merasakan kesibukan dan aura yang berbeda dari suasana kota itu. Beberapa jalan yang lebar dilapisi batu-batuan biru di atasnya. Dari kejauhan, jalanan itu tampak seperti naga biru yang panjang.

Tiap jalan diisi oleh keramaian orang-orang. Kota Rao Zhou sudah bisa dianggap sebagai kota yang sibuk, namun kota itu masih terlalu kecil dibandingkan dengan Kota Chang Luo.

Menara kota yang megah dan gerbang-gerbang kota yang besar dan lebar membuat hati Mo Wuji sangat bergairah. Kota Chang Luo – di sinilah Mo Wuji akan berkembang menjadi orang hebat.

Mo Wuji mempercepat langkah kakinya untuk mengikuti keramaian orang-orang di atas jalan berbatu biru ke Kota Chang Luo.