Ivanka dan Ryan pulang bersama ke cirebon. Mereka menggunakan bus dari bandung menuju cirebon.
Sepanjang jalan Ivanka habiskan dengan tidur.
Sementara Ryan gelisah.
Ini akan menjadi pertemuan pertama Ryan dengan orang tua Ivanka.
Ryan selama ini hanya mendengar cerita tentang keluarga calon mempelai nya itu dari mulut Ivanka. Itupun tidak terlalu banyak.
Ivanka mengenalkan Ryan.
Orang tua Ivanka tidak banyak mengatur Ivanka. Asalkan Ivanka bahagia, mereka akan menerima siapun lelaki yang di pilih anak nya itu.
Ivanka dekat dengan papah nya. Ivanka sangat menyayangi papahnya. Dia sering diam-diam memberi uang ke papah nya tanpa sepengetahuan mamah nya.
Papah nya orang yang sangat baik. Setiap dia mempunyai sedikit rejeki, dia akan membagi nya dengan orang - orang yang kurang beruntung.
Sebagai istri, mamah Ivanka hanya berharap suami nya bisa sedikit menikmati hidup. Tapi sang suami hanya memikirkan orang lain. Itu lah yang membuat mamah Ivanka selalu meminta ke Ivanka agar tidak memberi banyak uang ke suami tercintanya itu. Karena sebanyak apapun, sebanyak itu juga yang di bagi-bagikan nya.
"Papah ku orang terbaik di dunia" Ivanka membela papah nya saat sang mamah sudah bercerita dengan emosi.
Melihat Keluarga Ivanka, Ryan merasa kagum.
Keluarga Ivanka sama hal nya keluarganya. Keluarga yang sederhana.
Cuma bedanya, Ryan tidak berjuang sendirian, dia punya koko dan adik - nya pun ada yang sudah bekerja.
Tapi Ivanka sungguh luar biasa. Dia membantu orang tua nya bahkan adik nya pun sekarangnya sudah di bangku kuliah semester akhir dimana selama ini Ivanka yang menanggung semua nya.
Rasa cinta dan kagum pada sang kekasih Semakin besar.
Ryan semakin yakin, bahwa Ivanka adalah pilihan yang tepat untuk dirinya.
Ivanka mempunyai dua orang adik. Yang laki-laki sementara masih di Jogja kuliah di semester akhir. Kalau semua berjalan lancar tahun depan dia akan wisuda. Yang paling kecil perempuan dia masih sementara duduk di bangku SMP.
Rumah Ivanka lumayan besar dan Ivanka juga mempunyai bangunan toko dibagian depan nya.
Dilihat dari rumah Ivanka, Ryan berpikir seharusnya keluarga Ivanka lebih baik keadaan keuangan nya. Tapi kenapa Ivanka tidak kuliah bahkan dia bekerja untuk membantu ke dua orang tuanya dan bahkan menanggung semua biaya kuliah adik nya.
Ryan penasaran tapi dia merasa enggan hendak bertanya ke Ivanka.
Di malam hari nya Ivanka dan Ryan duduk bersama di teras muka toko Ivanka.
"Karena kita akan menjadi Keluarga, aku akan memberitahu mu semua tentang keluarga ku.
Dengan rumah dan toko yang lumayan kenapa aku tidak kuliah. Rumah ini dulunya kecil hanya di bangun dengan seadanya, cuma kakek ku memiliki tanah yang luas dan panjang."
"Dulu kami hidup berkecukupan sampai aku duduk di bangku SMP kelas 2 lalu papah ku.."
"Sebelum papah ku mengalami kecelakaan mobil, papah ku seorang pekerja keras yang jujur. Dia bekerja sama dengan kakak nya mengelola sawah."
"Kakak papah ku memiliki banyak lahan. Dan yang di kelola papah ku lah yang selalu untung besar."
"Tapi kecelakaan mobil membuat papah ku tidak bisa bekerja dengan baik lagi. Kaki dan tangan bagian kanan papah ku mengalami patah tulang. Itu yang menyebabkan papah ku tidak bisa berjalan normal dan tangan kanan nya tidak bisa mengangkat benda yang berat."
"Rumah ini dibangun oleh papah ku dengan dibantu pengelolaan keuangan yang hebat dari mamah ku."
"Dari rumah geribik menjadi bangunan kokoh seperti ini, semua hasil kerja keras dan tetesan tiap keringat dari papah ku."
"Saat papah ku tidak bisa berjalan dengan baik, mamah memutuskan untuk membuka toko kelontong. Bangunan toko ini di bangun dengan menggunakan semua uang sisa simpanan papah ku."
"Dengan membangun toko itu uang tabungan keluarga ku habis. Itu yang membuat ku memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah."
"Dan aku lah yang berinisiatif membiayai semua keperluan adikku dan bahkan memberikan uang bulanan juga untuk orang tua ku. Aku hanya ingin mereka di masa tua nya tidak terlalu capai. Aku ingin toko kelontong ini hanya untuk mengisi waktu luang mereka saja. Saat mereka merasa lelah, mereka bisa menutup nya kapan pun".
" Ivanka, kamu anak yang luar biasa. Aku mencintai mu. Aku harap, aku bisa membantu mu meringankan beban mu. Saat kamu lelah bersandarlah di bahu ku. Saat kamu tidak mampu berjalan lagi,biarkan aku yang menggendongmu."
Ryan mendaratkan kecupan di dahi Ivanka.
Ivanka bisa merasakan ketulusan dari Ryan