Dengan mata sembab, wajah kusam dan rambut awut-awutan, Tania pergi ke rumah Belva dengan membawa sepucuk Surat. Rumah itu, memberi banyak kenangan untuk Tania. Kenangan manis, kenangan pahit, menyedihkan, lucu, haru, semua sudah pernah Tania rasakan di rumah itu.
Huft … dan ia sendiri tidak menyangka bahwa dia masih berani menginjakkan lagi kakinya ke rumah itu. Dulu dia keluar dari rumah itu dengan air mata dan hati terluka, kini dia kembali melangkah cat dalam rumah mewah keluarga Farhan masih dengan air mata dan hati terluka.
Tania memarkirkan motornya di depan pintu gerbang rumah Ardi. Penjaga rumah yang memang sudah mengenal Tania langsung membukakan pintu gerbang tanpa banyak bertanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com