Tania pernah mengucapkan kata pamit. Pamit pada Belva dahulu kala. Sudah berbulan-bulan yang lalu, masih lekat di ingatan Tania. Dari itu dia tahu, bahwa kata pamit itu tidak hanya menyakitkan bagi orang yang dipamiti, tetapi juga menyakitkan bagi orang yang pamit, dan itu lebih menyesakkan. Sangat menyesakkan, rasa sesaknya seolah dapat dirasakan sampai kini.
Mungkin ini juga berlaku bagi Ardi, yang akhirnya juga pamit untuk tidak mengejar Tania lagi. Tetapi semua orang pasti tahu, bahwa kata pamit yang diucapkan oleh Ardi hanyalah pamit di bibir, dan tidak sampai ke hatinya. Tidak semudah itu bagi seseorang melupakan orang yang amat sangat dicintainya. Butuh waktu berbulan-bulan, mungkin juga bertahun-tahun. Karena cinta itu tidak seperti semut, ketika kita tidak menyukai keberadaannya, kita bisa mengusir nya begitu saja. Tidak, sama sekali tidak seperti itu. Dia akan tetap tinggal di sana, selama yang dia mau.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com