webnovel

Part 10-Misi Penyamaran

TAP! TAP! TAP!

Suara langkah sepatu terdengar bergema di antara lorong-lorong kelas. Dari kejauhan nampak dua orang yang sedang berjalan berdampingan sebelum salah satu dari mereka masuk ke kelas yang ada di depannya.

"Pagi anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, sila... .lho!" Sahut guru tersebut ketika melihat tidak ada orang di belakangnya.

"Maaf bu, tali sepatu saya lepas." Ujar sesosok gadis berkuncir kuda yang tampak di mulut pintu. Membuat orang-orang yang ada di sana langsung terpaku saat melihatnya.

"Tidak apa-apa silahkan masuk!" Ucap guru tadi sambil tersenyum.

Gadis itu berjalan memasuki kelas, berdiri di antara tatapan orang-orang yang sudah terpaku padanya. Gadis itu tersenyum membalas tatapan mereka dan mulai memperkenalkan dirinya.

"Hallo nama saya...."

-----

Flash Back, beberapa hari sebelumnya....

"Jadi....ada apa kau memanggilku?" Tanya Sakura pada pria yang sedari tadi sudah duduk di hadapannya. Pria berambut coklat karamel yang sudah sangat familiar baginya, dan jujur ​​saja sedikit menyebalkan bersama para Trio jurer yang tampak memperhatikah mereka dari tadi meski dari jarak yang agak jauh.

"Aku sudah mendengar dari Keichiro, tentang informasi yang kau berikan pada mereka. Jadi itu benar, para gangler menculik siswa dari Sma di Kohakugaoka? " Tanya Noel pada Sakura. Mendengar itu sontak saja para Trio terkejut, terlebih lagi Umika matanya langsung melotot ketika mendengar nama Kohakugaoka.

"Ya, itu benar." Jawab Sakura singkat.

"Apa yang mereka rencanakan dengan remaja-remaja itu?" Tanya Kairi penasaran. Mendengar pertanyaan itu, beberapa kali Sakura melirik wajah Umika yang kelihatannya syok sebelum kembali ke pembicaraan mereka.

"Rumornya ada seorang gangler yang melakukan percobaan aneh di sana!" Jelas Sakura.

"Jadi kau berpikir para siswa itu yang menjadi kelinci percobaannya?" Tebak Toma saat melihat kearah Gadis itu.

"Iya." Sahutnya, tiba-tiba pikirannya mengingat Zanjio gangler aneh yang berkata ia akan menjadikan Sakura sebagai kelinci percobaannya. Walau di ingat dari sisi manapun ia memang aneh pikir Sakura.

"Lalu kenapa kau mengatakan itu pada Keichiro dan yang lainnya?" Tanya Noel lagi.

Sakura langsung melipat tangannya ke meja lalu melirik sebentar kearah Kairi yang tidak jauh dari mereka. Dia menghelah nafas sebelum menjawab pertanyaan Noel. "Kau tahu jawabanku, aku tidak ingin membahasnya lagi." Ujarnya.

"Jadi, karna ini kau memanggilku?" Tanya Sakura sekali lagi.

"Tidak juga, setelah mendapat informasi tadi. Keichiro, Sukasa dan Sakuya berencana untuk melakukan misi penyamaran. Mereka akan menyamar sebagai siswa di sana dan mencari tahu lebih dalam tentang informasi tersebut. " Jelas Noel pada teman-teman.

"Benarkah!" Sahut Kairi tidak percaya.

"Ya, walau tidak berjalan sesuai harapan mereka." Lanjut Noel lagi.

"Kenapa?" Tanya Umika yang sejak tadi hanya mendengarkan mereka.

"Meski sudah dalam penyamaran tapi wajah mereka bertiga sangat familiar bagi para siswa-siswa disana." Lanjut Noel sambil sesekali tertawa.

"Itu akan menarik banyak perhatian." Papar Toma berpendapat. Sementara ketiga temannya hanya mengangguk setuju.

"Jadi aku menawarkan agar kita yang melakukan misi ini. Ditambah lagi, aku mendengar dari Kogurei kau seorang penyamar yang hebat. " Ucap Noel sambil menatap jelas wajah gadis di depannya.

"Boleh juga, pasti sangat menarik." Sahut Kairi yang mulai membayangkan dirinya di kerubungi oleh anak-anak Sma.

"Aku ikut." Jawab Umika mantap. Mendengar kedua temannya yang setuju dengan pendapat Noel, Toma hanya bisa mengangguk tanpa berkomentar.

"Jadi....bagaimana?" Tanya Noel, bersamaan dengan semua mata yang sudah tertuju pada Sakura. Terlihat dari wajah mereka yang sepertinya sudah sangat yakin gadis ini tidak akan menolak.

"Tidak!" Jawab Sakura yang tentunya membuat ketiganya ternganga. Sedangkan Noel yang bertanya hanya menghela nafas dengan ekspresi kecewa.

"Tapi Sakura, ini Kohakugaoka. Apa kau tidak ingin membantu adik kelas kita? " Tanya Umika yang tidak terima dengan jawaban temannya itu. Mendengar pernyatan itu Sakura langsung melempar tatapan pada Umika yang, sontak membuat pelayan itu kehabisan kata-kata.

"Aku tidak menyangka kau akan menolak." Sahut Noel.

"Sebaiknya kau punya alasan yang jelas." Ujar Kairi yang sudah muak dengan tingkah Sakura.

"Aku rasa ini tidak sesuai dengan tugasku, aku hanya memberikan informasi yang kalian butuhkan. Jika tentang yang lainnya, aku tidak ingin mengambil risiko. " Ucap gadis itu. Yang seperti biasa kata-kata yang keluar selalu membuat orang lain geram terlebih lagi Kairi.

"Tidak bisakah kau berhenti bertingkah seolah kita berbeda? Kau juga seorang Lupinranger !!!"

"Kau benar. Tapi, tujuan kita berbeda. Camkan itu! "

Mendengarnya pemuda itu langsung diam. Entah kenapa tatapan gadis itu membuatnya kehabisan kata-kata juga, biasanya hanya Toma yang bisa begitu. Kini pemuda itu mendudukkan dirinya pada kursi sambil menatap wajah temannya itu. Toma yang melihat itu hanya memangdangnya dengan pandangan aneh.

"Aku tidak mengerti, jujur ​​saja, alasanmu tidak masuk akal. Tapi, jika kau ingin berubah pikiran kami akan ada di sini sampai besok." Ujar Noel sambil menatapnya. Gadis itu terdiam, sebelum akhirnya mengambil tas lalu pergi tanpa mengatakan apapun.

Semua yang melihat itu hanya memandang pintu dengan ekspresi kecewa, kecuali Kairi yang masih kesal dengan Sakura dan langsung menatap tajam kearah Noel yang masih memberikan kesempatan padanya.

"Aku tidak tahu, aku hanya merasa ia tidak benar-benar ingin menolaknya." Tutur Noel saat melihat kearah pintu jurer. Tidak selang lama ponselnya yang tergeletak di meja tiba-tiba tiba-tiba berdering dan menarik perhatian yang lain, sementara si pemilik hanya tersenyum saat melihat nomor kontak yang tertera di layarnya.

Sakura menyusuri jalan yang mengarah ke rumah, tiba-tiba saja pandangannya tertarik pada sebuah cermin cembung yang memantulkan bayangannya. Apa selama ini benda itu berada disana? Batin Sakura yang baru menyadari itu.

"Berjanjilah, kau akan menjaga koleksiku dengan baik."

Pikirannya mengingatkannya pada kata-kata seseorang."Arsen ...." Gumamnya saat merasa Pemburu Harta Karun terkenal itu sedang menatapnya dengan wajahnya yang familiar.

"Iya, kita sudah sepakat benar bukan?" Ucap Gadis itu berbicara sendiri. Mendadak tangannya langsung merogoh ke dalam tas dan mengeluarkan ponselnya dari sana. Beberapa tombol ditekan sebelum ia meletakkan benda itu di telinganya.

"Halo, aku ...."

"Berubah pikiran."

Flash Back End....

-----

"Halo namaku Sakura Mitsurugi, pindahan dari Okinawa salam kenal." Ucap gadis itu sambil membungkuk. Sontak suasana kelas jadi riuh dengan para siswa yang sangat antusias dengan kedatangannya. Hingga terdengar ke kelas sebelah.

"Ada apa dengan mereka?" Tanya Kairi saat mendengar suara dari kelas sebelah.

"Mungkin mereka sangat senang dengan kedatangan teman baru." Ujar Noel yang duduk di sebelahnya.

"Hah, berisik sekali mengganggu saja". Keluh Kairi, sementara Noel yang melihatnya hanya tertawa kecil.

Bel berunyi bersamaan dengan suara langkah kaki para siswa yang berlarian keluar kelas. Sakura mengemasi buku-buku yang ada di mejanya dan meletakkannya di dalam laci. Sampai beberapa siswi disana datang untuk mengajaknya makan siang di kantin, sakura mengangguk lalu mengikuti langkah mereka.

"Sakura, kapan kau pindah kemari?" Tanya salah satu siswi.

"Minggu lalu."

"Kau sangat cantik!" Puji siswi lain padanya.

"Jangan berlebihan, kalian juga cantik."

"Jika ini berlebihan, maka tingkah para siswa tadi kekanak-kanakan." Ujar siswi satunya mengundang tawa dari teman-temannya.

"Iya mereka sangat terpukau denganmu. Sakura apa kau sudah punya pacar? " Mendengar itu Sakura hanya menggelengkan kepalanya perlahan. Yang langsung mengundang tawa para siswi lagi.

"Siapa dia?" Tanya Sakura saat sesuatu di halaman menarik perhatiannya.

Tampak seorang pria yang sedang menyapu halaman disana. Namun yang paling menarik perhatian Sakura adalah saat ia melihat tidak ada apapun di sapu itu, lalu apa yang orang itu sapu? Pikirnya.

"Oh, itu tukang kebun sekolah. Tidak perlu menghiraukannya dia memang aneh. " Ujar siswi di sebelahnya.

"Benar selalu menyapu sepanjang waktu, sangat aneh."

"Sekolah ini punya tukang kebun?"

"Iya, kepala sekolah baru mempekerjakannya bulan lalu." Sakura hanya menganguk saat mendengar penjelasan dari para siswi. Beberapa saat ia merasa orang itu sedang mengawasinya saat ia berbalik dan menatap kearah Sakura yang melihatnya dari lantai tiga.

"Orang itu mencurigakan." Gumamnya.

Ditempat Umika dan Toma....

Hai, Umika! Sapa para siswa padanya.

"A-iya halo!"

"Halo Umika!"

"Ha-halo."

"Kau tidak perlu seperti itu, santai saja." Ujar Toma pada gadis berambut pendek di depannya.

"Mudah bicara, saat kau tidak disapa oleh mereka!" Keluhnya.

"Kita menyamar sebagai kakak adik yang pindah sekolah karna pekerjaan orang tua. Hah .... aku jadi harus sekelas denganmu." Tambah Umika.

"Kau tidak suka?"

"Tidak kok, aku hanya penasaran dengan yang lain. Kairi dan Noel dua sahabat yang pindah ke sekolah yang sama, Sakura anak pindahan dari Okinawa. Menurutmu apa yang sedang mereka lakukan?

"Ntahlah." Jawab Toma tanpa banyak komentar. Membuat mulut gadis itu menjadi maju saat mendengarnya.

Sakura pamit lebih dulu pada para siswi untuk kembali ke kelas, sebenarnya dia masih penasaran dengan tukang kebun tadi. Orang yang menyapu di halaman sepanjang waktu, lalu menyadari keberadaannya bahkan saat Sakura menatapnya dari lantai tiga. Tidak heran jika ia mencurigaiainya.

Sakura terdiam dan menatap sapu yang tergeletak di halaman, dari anak tangga. Dalam hati ia khawatir apakah samarannya sudah ketahuan. Tapi tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang. Sambil menghela nafas gadis itu kembali menaiki tangga. Sementara, tidak jauh dari sana seseorang sedang mengawasi dirinya.

Disusurinya jalan menuju ke kelas sambil berusaha menghilangkan perasaan khawatir di pikirannya, tapi itu tidak mudah. Sampai kakinya berhenti tepat di depan sebuah ruangan, yang membuat perasaan itu hilang. Sambil tersenyum ia memasuki ruangan itu. Tempat yang sudah sangat lama tidak ia kunjungi.

Di saat yang sama Kairi tampak sedang sibuk melayani para siswi yang mengerubunginya dan Noel di meja mereka. Beberapa ada yang ingin berfoto, yang lain bertanya tentang hal-hal yang tidak penting.

"Jika seperti ini, apa bedanya dengan Keichiro dan yang lainnya." Batin Noel. Yang akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri tanpa mengatakan apapun pada Kairi. Dia juga tidak yakin apa pemuda itu akan mendengarkan jika dia mengatakan sesuatu.

Noel berjalan melewati lorong-lorong kelas, memeriksa apa ada hal yang aneh atau janggal di tempat itu. Meski menurutnya semuanya terasa normal atau mungkin terlalu normal? Pikirnya. Sampai sesuatu mengalihkan perhatiannya dari semua itu. Sebuah ruangan dengan tumpukan buku yang tersusun rapih di dalam rak terlihat di depannya.

"Ini....perpustakaan." Gumamnya sambil melangkah masuk kedalam tempat itu, dimana yang ia tahu tidak akan menemukan apapun. Entah apa yang menariknya untuk masuk kesana. Sampai pandangannya tertuju pada seorang siswi yang terasa familiar.

Pandangan Sakura terpaku pada salah satu buku yang terselip di antara rak dan buku lain yang lebih besar darinya. Terlihat beberapa jaring laba-laba yang terbentuk disana seolah mengatakan padanya belum ada seorangpun yang memindahkan buku itu dari sana.

"Aku kira sudah memberitahumu, alasan kita disini!" Sahut Noel yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Sakura dengan ekspresi dingin seperti biasa.

"Seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kau di sini?" Ucap Noel balik bertanya. Sakura hanya diam lalu mengambil buku yang ia lihat tadi kemudian menyerahkannya pada pria berambut coklat karamel itu.

Noel yang kebingungan langsung saja mengambil buku itu, di saat yang sama Sakura langsung menariknya kembali, yang membuat pria itu semakin bingung. Perlahan ia mengalihkan pandangannya pada Noel sambil tersenyum puas. Melihatnya pria itu langsung paham gadis itu sedang menggodanya.

"The Blonde Lady, buku terakhir yang kubaca bersama Umika dan Sihochi di sini. Aku meletakkannya di ujung rak, agar orang lain tidak menemukannya saat aku kembali untuk membacanya lagi. Tidak kusangka masih ada." Tutur gadis itu sambil membuka salah satu lembaran buku yang tampak terlipat di sisi ujungnya.

Noel hanya melihatnya sambil mengangguk, belum pernah ia melihat Sakura tersenyum seperti itu saat bersamanya. Hal itu semakin menambah pertanyaan yang ada di kepalanya tentang gadis itu.<

"Aku tidak mengerti, kau terlihat sangat merindukan kenanganmu tentang tempat ini. Tapi kenapa kau menolak ajakanku saat di jurer?" Tanya Noel yang sudah sangat penasaran. Sakura menatapnya dengan pandangan aneh, lalu meletakkan kembali buku yang diambilnya ketempatnya semula.

"Terkadang ada beberapa hal, yang lebih baik tidak kita ketahui." Ujarnya sambil berlalu dari Pria itu.

Noel hanya terdiam saat menatap punggung gadis itu, mencoba memahami maksud dari ucapanya yang penuh arti. Entah kenapa beberapa saat tadi ia merasa Sakura menatapnya dengan tatapan bersalah.

"Apa dia ..... sedang menyembunyikan sesuatu?"