"Lukas. Ayo dong jawab telepon aku. Kamu kemana aja si? Oh iya, hari ini kan Lukas tampil di salah satu Cafe di Jakarta. Apa aku datang aja ga ke sana dan bicarakan hal ini ke Lukas? Karena ga mungkin aku diam gini aja. Lukas harus tau semuanya. Dan kita harus selesaikan masalah ini."
Tanpa berpikir panjang Fiona langsung bersiap-siap untuk pergi ke Cafe tempat Lukas tampil hari ini. Karena Lukas juga harus tahu tentang kehamilan Fiona ini. Dia juga harus bertanggung jawab atas apa yang udah dia perbuat kepada Fiona. Walaupun sebenarnya di sini Fiona juga bersalah.
*******
Di sepanjang perjalanan Fiona terus menangis sambil melihat test pack yang dia pegang sejak awal. Fiona bingung sekaligus juga takut jika orangtuanya memarahinya. Orangtua pasti akan marah jika mengetahui anak perempuannya hamil di luar nikah. Tetapi itulah yang harus Fiona hadapi jika dia sudah berani berbuat.
"Lukas. Aku ga nyangka kalo aku akan hamil seperti ini. Seharusnya kemarin emang kita ga lakuin itu semua. Tapi sekarang semuanya udah terlanjur. Udah ga bisa di perbaiki lagi," ucap Fiona di dalam hatinya.
Setelah beberapa menit berada di perjalanan, kini akhirnya Fiona tiba di tempat Lukas tampil.
"Ini uangnya ya, Pak. Makasih."
"Iya, sama-sama neng."
Fiona langsung masuk ke dalam Cafe itu untuk menonton Lukas. Dan ternyata Lukas juga menyadari keberadaan Fiona di sana. Tetapi Lukas tetap melanjutkan penampilannya. Setelah itu baru Lukas menghampiri Fiona di belakang Cafe.
"Gua pergi ke belakang dulu ya," pamit Lukas dengan teman-teman Band yang lainnya.
"Iya, Bro. Tapi jangan lupa nanti kita masih harus tampil lagi setelah ini."
"Siap. Gua cuma nyanperun cewek gua doang sebentar."
"Oke deh kalo gitu."
Lukas memberikan isyarat kepada Fiona jika Fiona harus pergi ke belakang Cafe untuk bertemu. Fiona pun mengerti dengan syarat dari Lukas itu. Fiona langsung pergi ke belakang Cafe untuk menemui Lukas di sana.
********
Salah satu teman satu sekolah Fiona, tepatnya kakak kelasnya di sana kebetulan datang ke Cafe itu. Tetapi dia sudah hendak pulang ke rumah. Wanita itu masuk ke dalam taksi bersama dengan kedua temannya.
"Sekarang kita mau kemana nih? Masa langsung balik si. Ga seru banget."
"Yaudah kalo gitu kita shopping aja lah."
"Boleh tuh."
"Eh sebentar, gua dudukin apa ini ya? Kok kaya ada yang aneh."
Wanita bernama Jane itu langsung mengambil sesuatu yang dia duduki saat ini. Ternyata dia menemui sebuah test pack di dalam taksi yang dia tumpangi itu.
"What? Test pack? Test pack siapa nih?"
"Mana gua tau. Mungkin test pack punya penumpang sebelum kita kali."
"Pak, sebelum kita masuk, ada orang yang naik taksi ini ga Pak?" tanya Jane kepada supir taksi itu untuk memastikan.
"Ada neng. Usianya seperti neng gitu. Masih muda, cantik. Baru aja turun dari taksi ini. Dia juga daritadi nangis terus neng."
"Ciri-ciri lebih detailnya seperti apa ya Pak?"
"Orangnya tinggi, putih, rambutnya panjang, cantik, pakai baju hitam dan rok gitu."
"Kita harus cari tau siapa yang punya test pack ini. Soalnya kan yang datang ke acara ini kebanyakan anak sekolah kita. Atau jangan-jangan emang anak sekolah kita yang hamil?"
"Bisa jadi tuh. Ayo kita cari tau."
"Pak, maaf ya kita ga jadi naik taksi Bapak. Tapi Bapak tenang aja. Ini, saya tetap bayar. Uangnya buat Bapak aja."
"Makasih banyak ya neng."
"Sama-sama, Pak."
Rasa penasaran Jane yang sangat memuncak itu pun dapat membatalkan acara shoppingnha hari ini. Jane dan kedua temannya lebih mementingkan untuk mencari pemilik test pack itu daripada shopping.
*******
Sedangkan di belakang Cafe Fiona dan Lukas sudah bertemu. Lukas yang belum tahu tentang kehamilan Fiona pun bersikap biasa saja. Tetapi Fiona terlihat sangat tegang dan kebingungan sekarang ini.
"Sayang. Kamu ke sini juga? Tadi katanya kamu ga bisa datang karena mau bantuin Mamah dan Ayah kamu di tempat makan," tanya Lukas.
"Tapi ini ada hal yang lebih penting Lukas."
"Kamu kenapa si sayang? Kok kayanya kamu panik dan kebingungan gitu? Ada apa si sayang?"
"Gimana aku ga bingung Lukas? Aku hamil."
Lukas tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Fiona. Lukas pun sangat terkejut dengan pengakuan Fiona barusan.
"Apa? Kamu hamil? Engga, ga mungkin kalo kamu hamil."
"Orang yang pakai alat aja kemungkinan hamilnya 12 persen. Sedangkan kita ga pakai pengaman sama sekali. Kamu hitung sendiri berapa kemungkinan aku hamil. Dan ini bukti test packnya."
Lukas mengambil test pack itu dan memperhatikannya. Di test pack itu memang terbukti jika Fiona hamil. Tetapi tetap saja Lukas masih tidak percaya dengan semua ini.
"Ga mungkin. Mungkin test packnya salah kali."
"Aku udah coba enam test pack dan hasilnya semuanya sama. Aku hamil."
Lukas justru malah menggoyang-goyangkan test pack itu. Berharap jika hasil di test pack itu bisa berubah. Kenyataannya sudah pasti tidak akan berubah.
"Kenapa kamu goyang-goyangin test packnya kaya gitu? Kamu berharap kalo hasilnya akan berubah? Ya ga mungkin lah Lukas."
"Tapi aku masih belum percaya Fiona. Kita nanti ke rumah sakit ya. Kita pastiin kamu itu beneran hamil atau engga?"
"Bukannya aku ga mau. Tapi kalo kita ke rumah sakit, terus Dokternya curiga dan banyak tanya ke kita gimana? Kita itu bukan suami istri Lukas. Dan usia kita juga baru 17 tahun."
"Ya terus kita harus apa?"
"Aku juga ga tau. Aku ke sini karena aku mau cari jalan keluarnya sama kamu. Aku juga bingung. Aku takut kalo sampai orangtua aku tau kalo aku hamil gimana?"
Tidak lama kemudian datang Jane dan kedua temannya sambil memegang test pack milik Fiona. Entah kenapa Jane langsung menduga pemilik test pack itu adalah Fiona. Lukas yang sedang memegang test pack Fiona pun langsung memasukkannya ke dalam saku celananya.
"Fiona. Lu hamil?" teriak Jane.
Fiona dan Lukas yang mendapati pertanyaan dari Jane seperti itu langsung terkejut. Apalagi ketika mereka berdua lihat jika Jane membawa sebuah test pack. Dan Fiona mengenali jika test pack itu memang benar miliknya.
"Test pack itu? Itu kan emang test pack punya aku. Tapi kenapa bisa sama kak Jane ya? Terus dia tau dari mana kalo itu emang test pack punya aku? Aku harus jawab apa?" pikir Fiona di dalam hatinya.
"Fiona. Kok lu diam? Ini test pack punya lu kan? Lu hamil sama Lukas? Ngaku aja deh lu," tanya Jane lagi untuk lebih memastikan jika test pack itu emang benar punya Fiona.
-TBC-