Isak tangis mulai terdengar masuk ke dalam lubang telinga remaja jangkung yang duduk rapi di bawa rindangnya pohon besar belakang sekolah. Menyita perhatian Arka Aditya yang kini menoleh memberi tatapan sembari mengernyitkan dahinya samar. Selepas pertengkarannya dengan Adam, Rena bergegas memberikan obat di atas lukanya. Melakukan ini itu dengan pembelaan bahwa Luka yang didapat oleh Arka sore ini tak boleh infeksi dan bertambah parah kondisinya. Remaja itu hanya menurut. Diam dan membiarkan Rena melakukan apapun yang disebut oleh gadis itu sebagai sebuah pengobatan. Rasa sakit yang dirasa olehnya tak sebanding dengan pedih yang dirasa oleh Davira Faranisa, sahabatnya. Dalam tebakan Arka, gadis itu pasti benar-benar kalut sekarang ini. Tak mampu melakukan apapun sebab Arka paham benar kalau gadis itu pasti kalah dalam segala keadaan dan keputusan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com