webnovel

Dia Sangat Menyebalkan (2)

"Kak Putra yang terhormat. Orang yang pertama kali saya lihat tadi adalah Kak Desta. Jadi saya spontan menyebut namanya tadi tanpa menyadari adanya kehadiran kakak dibelakang Kak Desta. Apa aku salah?" tanya Ditya tegas. Setiap kali Ditya bertemu dengan Putra, semakin dia tidak menyukai laki-laki itu. Dan Ditya tidak akan berpura-pura menyukainya di hadapan siapapun untuk alasan apapun.

"Benarkah?" tanya Putra tidak percaya.

"Cukup!" lerai Desta. "Jangan dilanjutkan lagi perdebatannya. Sampai kapan kalian mau bersikap seperti Tom & Jerry setiap kali bertemu?" tanya Desta serius.

Ditya dan Putra masih saling menatap satu sama lain dengan tatapan tajam dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

'Ya ampun, mengapa ada laki-laki yang teramat menyebalkan seperti dia di muka bumi ini???' protes Ditya dalam hati.

'Baru kali ini aku diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita. Wanita lain akan tersenyum, menyapa bahkan tertawa senang setiap kali ada dihadapan ku. Tapi yang dia lakukan justru sebaliknya.' pikir Putra.

"Kalian semua ikut kan, besok?" tanya Desta lagi, mencoba mengubah topik pembicaraan dan mencairkan suasana.

"Ya kak." jawab Yuni memecah keheningan.

"Baguslah. Kalian harus jaga kesehatan dari sekarang. Terutama setelah kita sampai disana nanti." jelas Desta.

"Kak, maaf, kami pamit duluan ya." Tiba-tiba Ditya berkata, memalingkan pandangannya dari Putra dan tersenyum lagi pada Desta.

"Iya, Dit. Hati-hati ya." jawab Desta.

"Terimakasih kak." Ditya beranjak pergi diikuti oleh teman-temannya.

"Hei, tunggu dulu!" teriak Putra. Tapi Ditya mengacuhkannya dan tetap berjalan meninggalkan Putra dan Desta.

Sesampainya di kosan, Ditya pergi ke kamarnya dan menyalakan MP3 di handphonenya.

Dia masih merasa kesal akan kejadian tadi. Dengan sembarang, dia membuka aplikasi WhatsApp dan mencari nama Randy.

'Hai, Kak. Kakak lagi apa?' ketik Ditya dan mengirimkan pesan tersebut. Selama ini Randy-lah yang menjadi obat penenang setiap kali Ditya merasa kesal. Maka dari itu, setelah kejadian tadi, Ditya langsung mencari Randy. Berharap dia akan mampu memadamkan emosinya seperti biasa.

Beberapa menit kemudian Randy mengirim gambar sepiring nasi dengan lauk ayam goreng dan sambal goreng kentang disertai caption: Kakak lagi makan nih. Kamu udah makan?

'Wah sepertinya enak. Pasti buatan nenek Miarti.' puji Ditya. 'Kak, aku boleh cerita?'

'Iya cerita aja.' jawab Randy.

📤 Aku kesal sekali kak. Tadi ada seseorang yang tingkahnya benar-benar menyebalkan!'

✉️ Menyebalkan? Menyebalkan bagaimana?

📤 Dia selalu mengganggu aku dimanapun kami bertemu. Bahkan dia selalu mencari-cari kesalahanku. Apapun yang aku lakukan selalu salah.

✉️ Laki-laki atau perempuan?

📤 Laki-laki.

✉️ Mungkin dia suka sama kamu.

📤 No sense!

✉️ Apa yang nggak mungkin? Segala sesuatu di dunia ini mungkin terjadi.

📤 Kalau benar adanya, mungkin akan menjadi salah satu keajaiban dunia.

Tanpa Ditya sadari ternyata dia terlelap sambil memegang handphone. Jadi dia tidak sadar kalau Randy membalas pesannya.

✉️ Ditya, mungkin itu strategi yang dia pakai agar bisa selalu dekat dengan kamu.

Lima belas menit berlalu, namun Ditya masih belum menjawab pesan dari Randy. Di ujung sana, Randy menatap layar kosong handphonenya, mengharapkan balasan dari Ditya sambil sesekali membaca ulang pesan dari Ditya.

"Kenapa dia masih belum membalas pesanku? Apakah dia marah karena perkataan ku tadi?" gumam Randy.

Randy menggulir kembali pesan yang ditujukkan untuk Ditya. Dia memeriksa dengan teliti kata per kata sambil menimbang barangkali ada kata yang tidak berkenan di hati Ditya dan membuatnya marah. Tapi semakin Randy berpikir, dia semakin bingung dibuatnya.

Dalam keheningan dia bertanya kepada dirinya sendiri.

"Kira-kira siapa ya yang Ditya maksud? Apa laki-laki yang kemarin? Ataukah orang lain?" pikir Randy.

Randy mencoba mengingat-ingat siapa saja laki-laki yang pernah dia lihat sedang bersama Ditya. Tapi semakin dipikirkan, semakin gila dia dibuatnya.

"Apakah benar laki-laki itu menyukai Ditya?" batinnya.