Mungkin karna beban hati dan pikirannya tentang Alana sudah terlepas, jadi dia bisa lebih hidup, dan mulai fokus mencari Ara, dan memperbaiki hidup dan sikapnya. "Sayang, tunggu aku, ya!?" batin Dewa sambil mengunyah bakso daging sapi yang ia pesan.
Dewa tengah menikmati es teh manis pesanannya, untuk menghilangkan rasa pedas yang ia alami. Dewa memang suka pedas, tapi tidak seperti Ara. Karna jika keduanya makan bersama, kuah bakso milik Dewa, masih bisa di nikmati oleh Ara. Tapi kalau kuah bakso milik Ara, sudah pasti, tidak bisa dinikmati oleh Dewa. Dewa tidak tahan dengan kuah pedas milik Ara.
"Mas, biasa!" Ucap seseorang, saat Dewa masih menikmati es teh manis di gelasnya. Suara tersebut sangat-sangat Dewa ingat, suara itu, suara yang selama ini selalu membuat dirinya merasa hidup, sakit, menyesal, bahagia, dan semua hal yang pernah ia alami, pasti ada pemilik suara tersebut, di dekatnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com