webnovel

Love Rain

Ara. Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun. Juna. Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah. Dewa. Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa. Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya? Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya? Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya? Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

Caira_Asmara · สมัยใหม่
Not enough ratings
397 Chs

Apa Ini?

Malam ini, Dewa tengah terduduk di kursi, yang ada di balkon kamarnya. Ia menatapi langit malam, dengan tatapan yang sendu. Dewa sangat ingin bertemu dengan Ara lagi. Dewa ingin melakukan banyak hal bersama Ara. Dari ia bangun tidur, sampai ia tertidur lagi. Seperti yang dulu pernah mereka lewati bersama.

Tok tok tok

Dewa mendengar pintu kamarnya diketuk, lalu ia berjalan perlahan menuju pintu kamar. Dan mendapati ayahnya, telah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Ayah? Ada apa?" tanya Dewa.

"Kamu, gak makan?" ucap Dwika Purana, ayah Dewa.

"Dewa belum laper, Yah."

"Boleh Ayah, masuk?"

"Tentu," jawab Dewa mempersilahkan ayahnya masuk.

Ayah Dewa langsung berjalan menuju balkon, karna di sana, tirai pintu dan kaca masih melambai-lambai, terkena terpaan angin malam. Ayah Dewa langsung duduk di kursi yang tadi diduduki Dewa, sedangkan Dewa, ia duduk di kursi yang satunya.

Dewa menghela nafas panjang, ia seolah telah bersiap untuk mendengarkan petuah-petuah, ayahnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com