Park Chunghee menggigit bibirnya sambil mencengkeram selimut kuat-kuat, karena hanya dengan cara itu ia akan bisa mengingat bahwa Lee Donghae lah satu-satunya keluarganya saat ini, dan mereka harus terus bersama hingga akhir walaupun rasa sakit menjadi air mata di matanya sekaligus.
Dengan isak tangis yang ia tahan, Park Chunghee menggertakkan giginya dengan kuat, dan berusaha mengulang kata-katanya sebelumnya dengan terbata-bata namun masih terdengar jelas, "Donghae... lepaskan... lepaskan aku..."
Park Chunghee berhenti tanpa menyelesaikan kata-katanya terlebih dahulu. Suaranya segera tenggelam dalam isak tangis dan erangan yang sesekali muncul di tenggorokannya, dan rasa sakit di tubuhnya benar-benar menyakitkan. Dengan bibir bengkak karena ciuman kuat yang tak henti-hentinya ia terima, ia tidak lagi mampu mengatakan apa pun.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com