webnovel

Aura menabrak Dosen nya

"Lain kali lebih hati-hati, sekarang Kamu harus bantu saya untuk menyatukan lagi lembaran-lembaran ini," tegur dosen Rafael

mata Aura langsung terbuka lebar, bibirnya terbuka membentuk huruf O sangat lebar.

"Apa? Saya suruh bantuin bapak? Haduuh Pak saya kan nggak sengaja,"

"Aura .. sudah ikuti saja, kesempatan loh bisa lebih Deket sama Dosen ganteng ini, semua mahasiswi pasti akan banyak yang cemburu sama Kamu," bisik lirih Clara.

"Enggak .. Aku gak mau Clar, Aku males banget," rengek Aura.

Rafael terus memperhatikan mereka dengan pandangan sinis.

"Ngomongin apa kalian kok bisik-bisik," tegur nya.

"Eh ... uumb ... enggak kok Pak, Bapak dosen yang paling cakep ini semua biar saya bawa ya, nanti kalau sudah beres akan saya kembalikan ke bapak, gimana? Oke kan?," Aura merayu Rafael sambil mengambil lampiran-lampiran yang ada di tangan Rafael.

"Benar kamu mau membantu saya?" tanya Rafael.

"Iya ... ya sudah saya pergi dulu pak, permisi," ujar Aura.

'Lebih baik Aku kerjakan sendiri daripada di bantuin dia, humb' batin nya.

Anak-anak kampus yang melihat kejadian itu pun menjadi baper, mereka iri dengan Aura yang bisa bertatapan sedekat itu dengan Dosen keren itu.

"Sini biar Aku bantu," ucap Sintya anak semester 5.

"Apaan sih .. main rebut aja, ini tugas saya, kalau kamu mau bantu ya Ayo sih, dengan senang hati malahan, tapi cara kamu dek yang salah," tegur Aura

Tingkah Sintya membuat Clara geram.

"Hei ... bisa sopan dikit nggak?" tegur Clara.

"Kalau Aku gak mau gimana? Marah? Asal kalian tau aja ya, meskipun kalian itu kakak kelas Aku, Aku gak akan takut tuh sama Kalian," cetus nya sambil mengangkat tangan nya di taruh di pinggang.

Sintya memang mahasiswi yang terkenal paling cantik, dia juga termasuk idola mahasiswa di kampus.

"Sudah lah Clara, gak usah di ladenin ya, percuma, ayo kita ke kantin saja," Aura mulai malas melihat sikap Cintya yang kayak anak kecil.

Aura menarik Clara untuk pergi menghindari ada nya keributan yang gak ada untungnya.

"Iih ... kenapa sih Aura kamu ajak Aku pergi, rasanya Aku ingin Jambak rambut tu anak," ujar Clara.

"Sudah lah, kita ini sebentar lagi sudah di wisuda kan, jadi gak perlu di ladeni hal-hal yang gak penting kayak tadi, buat apa coba ngeladeni dia? Apa akan membawa dampak baik? Enggak kan, sudah agh, buang-buang energi kita saja," jawab Aura.

Clara menyetujui dengan ucapan Aura, ia kemudian mengatur kembali nafas nya agar tidak mudah emosi.

Sesampainya di kantin Aura segera merapikan kertas-kertas itu, ia menyatukan kembali sesuai urutan yang sudah di atur sebelumnya oleh Dosen Rafael.

"Huumb ... ini sudah selesai, sekarang kita makan setelah itu kita cari Dosen yang tadi ya," ucap Aura.

"Oke sip," jawab Clara.

Clara adalah sahabat dekat Aura, ia anak orang biasah, sejak kecil ia hanya tinggal

bersama Ibunya sebatang kara tanpa ada sosok Ayah yang mendampingi ibu nya, Clara juga bisa kuliah karena ia mendapat beasiswa karena kepandaian nya.

Namun saat nya ia sekripsi ibunya sedang sakit sehingga ia sulit untuk konsentrasi hingga akhirnya hasil nya selalu di tolak, tapi ia tetap semangat demi membahagiakan Ibu nya.

"Bagaimana kabar Ibu Kamu Clara? Sudah mulai enakan?" tanya Aura.

"Huumb ... Alhamdulillah, makanya Aku bisa lolos saat ini itu karena Ibu sudah mulai bisa aktivitas kayak sebelum nya lagi Ra, Aku senang banget rasanya, karena yah cuma dia yang Aku punya saat ini," jawab Clara yang mulai terlihat melow wajahnya.

"Semoga suatu hari nanti Kamu bisa membahagiakan nya ya, Aku yakin banget kalau Kamu pasti akan banyak yang membutuhkan nanti," Aura memberi dukungan kepada sahabatnya itu.

"Oh iya gimana acara lamaran Kamu tadi malam?" Aura sampai lupa belum berbagi kebahagiaan nya dengan Clara.

"Huu ... Aku pengen nanges tau gak tadi malam itu, mas Faisal ku udah makin ganteng, Soleh lagi, Aku seneng banget pokok nya, sampai gak bisa berkata-kata lagi Aku," jawab Aura dengan ekspresi yang bikin gemes.

"ugh ... kayak nya bahagia banget ya bisa ketemu sama orang yang benar-benar sudah kita nanti selama bertahun-tahun dan akhirnya dia datang langsung menghitbah, so sweet, jadi gemes deh Aku," Clara jadi ikutan baper.

"Ada satu hal sih yang belum kamu ketahui Clar," ujar Aura lirih.

"Apa? Ada rahasia apa lagi?" Clara mulai kepo.

"Ugh .. jiwa-jiwa kepo Kamu keluar tuh," ledek Aura.

"Ha ha ... Kamu yang bikin Aku kepo sih," jawab Clara semakin penasaran di buatnya.

"Aku bukan cuma di khitbah tadi malam Clar, tapi tadi malam Aku sekalian di sahkan sama mas Faisal" bisik Aura.

"Apa?" Aura segera menutup mulut Clara yang terlalu keras suaranya.

"Kamu yang benar Ra?" lanjut nya.

"Syuut ... jangan keras-keras dong, nanti kalau ada yang dengar gimana?" tegur Aura sambil melototi sahabat nya itu.

"He he ... maaf, keceplosan Aku tadi, kok bisa sekalian di sah kan, maksud kamu ijab siri?" jiwa kepo Clara semakin meronta-ronta.

"Sudah agh gak usah di bahas di sini, takut ada yang dengar nanti," jawab Aura mulai gak nyaman di situ.

"Oke ... nanti cerita ya di rumah lewat telepon," ucap Clara.

"Iya siap, ya sudah Ayo antar Aku nganterin nih berkas-berkas milik dosen yang sok ganteng tadi," ajak Aura.

Setelah selesai makan dan perut pun sudah kenyang mereka segera mencari Dosen Rafael di ruangan nya.

"Tuk ... Tuk ... Tuk.."

Berkali-kali mereka mengetuk pintu sambil memanggil-manggil nya namun tidak juga ada Dosen yang keluar.

"Haduh ... sebenarnta kemana sih tu orang, bikin lama deh," gumam Aura.

"Aura ... Aku pulang duluan ya, ini waktunya Ibuku minum obat jadi Aku harus segera pulang," pamit Clara.

Aura sebenarnya sedikit keberatan namun ia kasihan sama ibu Clara.

"Haduuh Clar ... Aku sendirian nih, ya sudah deh, lagian kasihan ibu kamu juga, salam buat Ibu ya,"

"Umb ..Oke, makasih ya, aku pergi dulu, daaa,"

Kini Clara susah pergi, dan Aura sendirian menunggu kedatangan Dosen ganteng itu.

Sambil menunggunya Aura duduk di depan ruangan Dosen sambil bermain handpone nya.

Ia melihat ada sebuah chat dari Fahri.

(Assalamualaikum cantik, Aku sedang sama Faisal nih sedang membicarakan tentang rencana pernikahan Kalian, ciie ... selamat ya, ternyata sekarang Kamu sudah menikah ya sama dia meskipun masih siri, ikut senang saya mendengar kabar bahagia ini, semoga kalian bisa segera di persatukan dalam buku negara ya, amiin)

'Berati kak Fahri gak bohong kalau dia memang dekat sama Mas Faisal, buktinya mas Faisal menceritakan rahasia ini kepadanya' batin nya, sambil tersenyum sendiri Putri membaca pesan dari Fahri.