webnovel

Chapter 1

Seorang Pria tampan dengan gagahnya berjalan menyusuri koridor sebuah perusahaan mewah. Arkana Laksamana Bagaskara atau yang biasanya dipanggil dengan sebutan Arka. Pria 27 tahun yang menjabat sebagai CEO dari perusahaan ternama ARKANA GROUP. Dengan langkah besarnya Pria itu berjalan keluar dari kantor untuk pergi ke rumah sakit karena beberapa menit yang lalu Ibunya menghubunginya dan memintanya untuk cepat datang ke rumah sakit.

"Pak Arka Mau kemana?" Tanya seorang wanita cantik yang kini berdiri tepat didepan nya.

Kirana Aryani, Wanita cantik dengan postur tubuh yang tinggi dan juga menggoda. Wanita itu adalah sekretaris baru Arka selama beberapa bulan terakhir ini. Tidak hanya menjabat sebagai Sekretaris, Wanita itu nyatanya juga menjabat sebagai kekasih gelap Arka.

"Aku harus ke rumah sakit. Mama memintaku datang kesana,"

"Bagaimana dengan makan siang kita? Bukankah Kamu sudah berjanji akan pergi makan siang denganku nanti?"

"Kita bisa pergi lain kali, Aku harus pergi sekarang," Balasnya kemudian kembali melanjutkan langkahnya pergi. 

Sambil menghentakkan kakinya kesal, Kirana menatap kepergian kekasih gelapnya itu. Beberapa orang yang berlalu lalang disana pun hanya meliriknya sekilas tanpa berani menyapanya. Siapa sangka, Hampir seluruh karyawan di sini sudah mengetahui tentang hubungannya dengan Arka namun mereka semuanya memilih untuk diam mengingat jika mereka berani berbicara tentang masalah itu maka pekerjaan mereka akan terancam.

Disebuah rumah sakit yang cukup mewah, Seorang Wanita muda dan Seorang wanita paruh baya kini sedang mendudukkan diri mereka diruang tunggu sebuah rumah sakit. 

Claudia Azahra, Wanita berusia 25 tahun yang merupakan Istri dari Arka bersama Ibu mertuanya Lidya Laksamana, Ibu kandung Arka kini tengah menunggu kedatangan Arka. Claudia dan Arka sudah menikah selama 2 tahun tapi sampai saat ini mereka tidak juga di karuniai seorang anak. Nyonya Lidya yang curiga jika ada sesuatu yang membuat Anak dan Menantunya tidak kunjung mempunyai Anak pun meminta Claudia untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Hasil pemeriksaan Claudia menyatakan jika wanita itu memang tidak bisa mempunyai Anak. Hal itu tentu saja membuat Nyonya Lidya serta Claudia sendiri sangat terkejut. Cladia sempat meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan ulang namun hasilnya tetap sama. Karena masih tidak terima dengan hasil pemeriksaan itu, Claudia pun meminta Arka untuk melakukan pemeriksaan juga, berharap jika bukan dia lah yang bermasalah disini tapi Arka.

Setelah cukup lama menunggu, Akhirnya orang yang ditunggu pun datang. Dengan wajah kesalnya Arka menghampiri kedua wanita itu. "Ma. Kenapa Mama memintaku datang kesini ? Aku sedang ada meeting penting tadi," Ujarnya dengan nada sedikit meninggi. Pria itu tidak berbohong, Nyatanya memang tadi saat Ibunya menghubunginya dia sedang melakukan meeting dengan salah satu kolega nya.

Dengan raut wajah kesalnya Nyonya Lidya bangkit dari duduknya. Wanita paruh baya itu melempar sebuah kertas hasil pemeriksaan Claudia tadi tepat didepan wajah anaknya "Kamu baca itu. Pantas saja selama ini kaliana tidak bisa memberikan Mama cucu. Ternyata Istrimu memang tidak bisa mempunyai anak,"

Merasa terus disalahkan, Claudia ikut bangkit dari duduknya. "Ma, Sudah kubilang hasil itu salah! Aku tidak mungkin tidak bisa mempunyai anak!"

"Terus Kamu pikir dokter berbohong dengan hasil pemeriksaan itu? Kamu bahkan sudah melakukan pemeriksaan 2x dan hasilnya sama. Kamu tidak bisa memberikanku Cucu!!"

Arka cukup terkejut setelah membaca hasil pemeriksaan Claudia. Walaupun sebenarnya Pria itu juga tidak terlalu memikirkan tentang anak tapi kenyataan itu cukup membuatnya terkejut. Dia tidak menyangka jika ternyata Claudia tidak bisa mempunyai anak.

"Mama tidak bisa langsung menyalahkanku kalau Arka belum di periksa! Dia juga harus periksa, siapa tahu semua masalah ini ada pada dirinya, Bukan karenaku yang tidak bisa mempunyai anak," Sahut Claudia.

Setelah melakukan perdebatan yang cukup rumit, Akhirnya Arka bersedia untuk melakukan pemeriksaan. Hasil dari pemeriksaan itu menyatakan jika Arka baik-baik saja. Tidak ada masalah pada alat reproduksi yang menghambatnya untuk mempunyai anak. Dari hasil itu sudah jelas jika alasan kenapa selama ini Arka dan Claudia tidak bisa mempunyai anak itu adalah karena Claudia yang memang tidak bisa mempunyai anak.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Seorang Wanita cantik dengan wajah polos nya mendudukkan dirinya tepat disamping ranjang Ayahnya yang kini sedang terbaring lemah karena sakit. Cahaya Putri Wijaya atau yang biasa panggil Cahaya, Wanita berusia 23 tahun yang harus hidup dengan seorang Ayah dan Ibu tirinya. Ayahnya menikah lagi setelah Ibu kandung nya meninggal saat dirinya berusia 15 tahun. Sifat Ibu tirinya yang sangat jahat membuat Cahaya harus menjalani kehidupannya dengan cukup sulit. Apalagi setelah Ayahnya mengalami kecelakaan 2 tahun lalu yang membuatnya tidak bisa berjalan sampai saat ini. Setiap hari Cahaya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya karena hanya dia lah yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga itu. Sebenarnya Cahaya juga mempunyai seorang Kakak tiri laki-laki yang merupakan anak kandung dari Ibu tirinya, Tapi Kakak tirinya itu sama sekali tidak mau bekerja, kegiatannya sehari-hari hanya bermain dan meminta uang pada nya.

"Astaga jam segini Kamu belum berangkat bekerja?! Kamu tidak lihat ini sudah jam berapa?!!" Teriak Ibu tirinya yang bernama Monika Wijaya.

Dengan wajah takutnya Cahaya langsung bangkit berdiri. "Ibu, Hari ini Aku tidak bekerja. Aku sudah izin untuk merawat Ayah. Sejak semalam Ayah mengeluh dadanya sakit,"

Mendengar Anak tirinya tidak bekerja membuat Monika langsung menatapnya tajam. "Apa Kamu bilang? Tidak bekerja? Kalau Kamu tidak bekerja kita mau makan apa? Dari mana biaya untuk membeli obat Ayahmu yang sakit-sakitan itu ha?!!"

"Ibu tidak mau tahu. Sekarang Kamu cepat bersiap-siap lalu berangkat bekerja!! Kalau Kamu tidak mengikuti perintah Ibu, Jangan harap Ibu akan memberi makan Ayahmu!!" 

"Nak, Ayah gapapa kok. Kamu berangkat bekerja saja," Sahut Tuan Wijaya, Ayah kandung Cahaya.

Dengan berat hati akhirnya Cahaya mengikuti perintah Ibu tirinya itu untuk berangkat bekerja. Walaupun sejujurnya dia sangat khawatir dan tidak tega meninggalkan Ayahnya tapi Cahaya harus tetap melalukan perintah Ibu tirinya itu mengingat Ibu tirinya tidak pernah main-main dengan perkataannya. Dia takut jika Ayahnya benar-benar tidak akan dikasih makan nantinya.

"Yasudah kalau begitu Aku berangkat, Yah. Ayah baik-baik dirumah,"

"Sudah tidak perlu drama! Berangkat bekerja saja sudah seperti berangkat ke luar negri!!" Teriak Nyonya Lidya sambil menarik tangan Cahaya untuk keluar dari kamar Ayahnya.

Cahaya bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar sebagai Office Girl. Hanya pekerjaan itulah yang saat ini bisa ia kerjakan mengingat dia hanyalah lulusan SMA. Sebenarnya dulu Cahaya sempat menjalani kuliah tapi terpaksa berhenti ditengah jalan karena keterbatasan biaya.