webnovel

Ingin Menjadi Orang Besar

Editor: Wave Literature

Tangan Gu Jingxing gemetar. Ia sangat ingin menoleh untuk melihat Song Ran dan melihat matanya yang begitu cerah karena itu pasti akan sangat membuatnya luluh. Direktur Li mengambil uang itu dan menarik tangan Song Ran, "Oke, aku akan pergi ke ruangan pengeras suara. Kau ikut denganku."

Song Ran baru melihat pria yang berdiri tegak di belakang Direktur Li dan bertanya, "Pria itu Paman Qian?"

Song Ran ingin menyingkirkan tangan Direktur Li untuk melihat Paman Qian. Namun, Direktur Li yang kaget segera menarik tangan Song Ran dengan erat dan menjawab, "Ya, itu Paman Qian, Qian... Paman Qian memiliki bekas luka di wajahnya dan tidak suka jika orang lain melihatnya."

Song Ran berteriak lagi, "Paman, kau sudah tua! Istirahat saja kalau bisa istirahat! Serahkan kebersihan taman untuk hari ini dan besok padaku."

Tangan Gu Jingxing yang memegang kait tidak bisa berhenti bergetar. Direktur Li segera menarik Song Ran berjalan ke depan dan mengalihkan perhatiannya, "Sudah, sudah. Telinga Paman Qian sedikit terganggu. Aku bisa memberitahunya, tapi kau ikut denganku dulu."

Song Ran masih memanggil, "Direktur Li harus berbicara baik-baik dengan Paman Qian, mengerti?"

Direktur Li menjawab seadanya dan segera menarik Song Ran pergi. Gu Jingxing akhirnya berani berdiri tegak dan melihat Song Ran. Gadis itu berjalan di jalan setapak dan melompat-lompat. Dari belakang punggungnya, Gu Jingxing dapat merasakan kebahagian dari hatinya.

Hati Gu Jingxing menjadi berat. Bagaimana ia harus bekerja keras untuk layak mendapatkan Song Ran, untuk memberikannya kehidupan terbaik, dan untuk membuat ayah Song Ran bisa tenang menyerahkan Song Ran padanya? Gu Jingxing belum pernah merasa seperti ini, tapi ia kini ingin sukses. Ia ingin menjadi orang besar dan menjadi pria hebat yang dapat melindungi Song Ran. Namun, sudah terlambat untuk memikirkannya.

Gu Jingxing kembali membersihkan taman. Ia ingin mengambil kesempatan ini untuk memeriksa kembali tong sampah. Tampaknya juga masih ada tanaman di dalam danau sebelah selatan yang harus ia angkat. Ia masih memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Gu Jingxing bekerja dengan sangat rajin. Ia bergegas mengumpulkan semua tong sampah taman yang begitu besar dengan hati-hati sebelum Song Ran melakukannya. Sampah yang berserakan di tanah juga dibersihkan olehnya.

Hari sudah siang dan matahari sudah bergulir ke atas puncak kepala. Tidak ada angin sama sekali dan pakaian Gu Jingxing mulai basah kuyup. Ia berjongkok di tepi sungai, lalu membuka topi dan handuknya. Ia meraup air, mencuci muka, dan meminum dua teguk lagi air danau. Kemudian, ia kembali memakai topi dan handuk dingin hingga hanya menunjukkan sepasang matanya.

Dari kejauhan, Gu Jingxing melihat Song Ran membawa kantong plastik hitam dan melihat-lihat tong sampah. Ia bahkan bisa merasakan perasaan Song Ran, seakan bisa mendengar gadis itu berkata, 'Mengapa kosong lagi?' dalam benaknya. Ia tersenyum ringan dan mengikuti Song Ran dari belakang.

Tidak jauh dari sana, Gu Jingxing melihat bukit dan sebuah toko di kaki bukit itu. Ia berjalan berkeliling, lalu pergi terlebih dahulu ke toko itu. Ia memberikan dua sen pada pemilik toko dan berkata, "Nanti akan ada seorang gadis yang mengenakan suspender kotak-kotak dan ban lengan yang lewat kemari. Tolong beri dia sebotol soda jeruk."

Pemilik toko melirik Gu Jingxing dan bertanya, "Anak muda, kau sendiri penuh dengan keringat. Apakah kau tidak ingin minum satu botol?"

Gu Jingxing sedikit kaget dan senyumnya menjadi agak canggung, "Saya... Saya... tidak suka minum ini."

Pada sore hari, langit tampak cerah dan matahari bersinar seperti api. Gu Jingxing duduk di batang potong di sisi bukit. Akhirnya ia berani membuka topi dan handuk yang diikatkan ke wajahnya. Handuknya sangat bau keringat dan ia menutupi kepalanya dengan satu tangan. Ia memegang topinya dan terus mengipasi dirinya sendiri.

Sembari Gu Jingxing mengipas, ia melirik ke kaki bukit dan melihat Song Ran. Gadis itu duduk di bangku kayu di kaki bukit. Satu tangannya memegang botol kaca soda jeruk dan tangan lainnya memegang kipas lipat kecil yang entah didapat dari mana. Gu Jingxing berada lima atau enam meter di atas Song Ran dan bersembunyi di pepohonan. Namun, ia dapat melihat senyum Song Ran dengan jelas. Bahkan, ia dapat mendengar Song Ran bernyanyi dengan lembut meskipun ia tidak tahu judulnya apa.