webnovel

Hadiah Kejutan

Editor: Wave Literature

"Bukankah kau mengajak bertemu pukul delapan pagi?"

"Aku lupa bahwa jarakmu ke taman sangat jauh. Kau juga tidak mengingatkanku."

Gu Jingxing meremas tangan Song Ran dan menjawab, "Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa bangun pagi."

Song Ran ditarik oleh Gu Jingxing dan mereka berjalan dalam antrian. Lalu, Song Ran berbisik, "Apakah kau bodoh? Kau bangun jam empat atau jam lima, ya? Apakah masih ada bintang yang tergantung di langit? Langit masih gelap? Kau benar-benar bodoh."

Ibu jari Gu Jingxing membelai jari Song Ram dan sudut mulutnya seakan tersenyum. Apakah Gu Jingxing bodoh? Tidak bodoh sedikitpun.

Kebetulan antrian sudah sampai giliran mereka. Song Ran mencondongkan tubuhnya keluar dari belakang Gu Jingxing dan memandang ke arah bibi yang duduk di kursi di loket tiket. Bibi itu memberinya tatapan empatik, lalu Song Ran kembali menegakkan tubuhnya dan menunggu bibi itu untuk berakting.

Direktur Li melihat Gu Jingxing lebih dekat, berpura-pura menghitung, kemudian melepaskan kacamatanya dan menatapnya. "Wah, kau benar-benar beruntung."

Akting bibi itu sangat bagus! Song Ran hampir ingin memberinya acungan jempol.

Gu Jingxing menatap Direktur Li dengan bingung dan bertanya, "Ada apa?"

Direktur Li terbatuk dan berusaha menunjukkan ekspresi sealami mungkin. "Anak muda, Anda kebetulan pengunjung ke-100.000 tahun ini di taman kami. Keberuntungan Anda ini sungguh menakjubkan."

Song Ran dengan cepat ikut bekerja sama dengan menyahut, "Wah, benarkah?"

Direktur Li mencap kedua tiket dengan stempel merah, kemudian memberikannya lewat jendela dan berkata, "Sekarang, tiket ini gratis."

Semuanya mengalir begitu saja dan tidak ada ruang bagi Gu Jingxing untuk mempertimbangkan sama sekali. Gu Jingxing melirik bibi penjual tiket, lalu melirik Song Ran lagi. Ia memegang tiketnya dan dalam kebingungan, ia ditarik pergi oleh Song Ran selagi menikmati pandangan iri orang-orang lain yang mengantri.

Minat Song Ran untuk berakting tidak pernah surut. Ia melihat tiket di tangan Gu Jingxing dengan gembira dan berkata, "Ini benar-benar hadiah besar dari langit. Jingxing, kau sangat beruntung. "

Gu Jingxing meremas kedua tiket di tangannya dan bertanya dengan ragu, "Taman ini juga memiliki kegiatan seperti ini?"

"Lalu, kalau tidak? Mungkin penjual tiket melihatmu yang menawan dan memberimu dua tiket?"

Gu Jingxing melirik Song Ran dengan serius dan menyerahkan tiketnya, "Ayo masuk."

Song Ran merasa lega dan memegang tiket itu dengan erat sambil mengikuti Gu Jingxing ke gerbang tiket. Hei, hari ini aku membantu Pemimpin Gu-ku menghemat tujuh atau delapan Yuan, pikirnya. Ini merupakan penebusan dosa Song Ran. Dahulu ia tidak mengerti dan sekarang ia perlahan-lahan menebusnya hingga suatu hari nanti semuanya bisa terlunasi.

Jika dihitung secara teliti, mereka menghabiskan tiga bulan bersama. Itu berarti, Song Ran ia menghabiskan lebih dari dua ratus Yuan. Ah, Song Ran… Kau dahulu sangat kejam. Kau serakah dan sangat tidak manusiawi, batinnya.

———

Wen Huihui tiba setengah jam sebelumnya dan bergegas ke rumah keluarga Song. Namun, ketika ia masuk, ia langsung diberitahu, "Oh, Xiaoran sudah pergi."

Wen Huihui memandang Song Xuan dengan tak percaya dan bertanya, "Hah? Kenapa dia pergi? Xiaoran memintaku untuk datang jam sembilan, tapi sekarang baru jam setengah delapan."

Song Xuan merentangkan tangannya dan menjawab, "Aku tidak tahu jelas."

Wen Huihui tidak mengatakan apa-apa. Ia berbalik badan, meninggalkan rumah keluarga Song, dan berjalan ke jalan sambil menggertakkan gigi. Ia mencegat sebuah taksi dan berkata, "Pak Sopir, pergi ke Pasar Bunga dan Burung Damuqiao."

Pasar bunga dan burung sangat besar. Aku tidak tahu apakah aku bisa menemukannya, Wen Huihui berpikir dengan cemas.

———

Ada banyak turis di sana dan kebanyakan dari mereka adalah pasangan. Namun, ada juga keluarga yang membawa anak-anaknya. Gu Jingxing makan dengan satu tangan dan tangannya yang lain menggandeng Song Ran sambil berbisik, "Banyak orang di sini. Aku takut kau hilang."

Aku hanya takut kau pergi menjauh, jadi aku menggandeng tanganmu. Song Ran tersenyum ringan, berdeham, dan berpura-pura serius.