webnovel

Bab 34: Perang Strategi

Hari kedua turnamen Velocity World Circuit dimulai dengan suasana yang jauh lebih tegang. Setelah balapan pertama yang penuh sabotase, Lana dan timnya tahu bahwa mereka tidak hanya berlomba untuk menang, tetapi juga untuk bertahan hidup.

Pagi itu, Lana duduk di dalam paddock bersama Aurora, Rai, dan Aiko. Mereka membahas strategi untuk balapan berikutnya, yang disebut Death Spiral. Jalur ini terkenal karena tingkat kesulitannya yang ekstrem—kombinasi tikungan tajam, terowongan gelap, dan rintangan bergerak.

"Viktor pasti akan mencoba sesuatu lagi," kata Rai dengan nada serius. "Kita tidak bisa hanya bergantung pada insting. Kita harus punya rencana cadangan."

Aiko menambahkan, "Dan jangan lupa, Damian ada di sana. Dia mungkin sekutu, tapi dia tetap kompetitor terkuatmu."

---

Kejutan di Garasi

Saat tim sibuk mempersiapkan Black Phoenix, seorang teknisi asing mendekati mereka. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Ethan, mantan anggota tim Viktor yang mengaku ingin membantu Lana.

"Aku tahu semua trik kotor yang mereka gunakan," katanya sambil menunjukkan diagram jalur balapan. "Mereka sudah menanamkan perangkat pengacau sinyal di terowongan ketiga. Jika kau masuk tanpa persiapan, kau akan kehilangan kendali."

Aurora skeptis. "Kenapa kami harus mempercayaimu?"

Ethan menjawab dengan tenang, "Karena aku sudah muak dengan cara mereka menghancurkan olahraga ini. Aku ingin melihat seseorang seperti Lana menang."

Meskipun ragu, Lana memutuskan untuk menerima bantuannya. "Tapi jika kau mencoba sesuatu yang mencurigakan, kau akan menyesal," katanya dengan tatapan tajam.

---

Balapan Dimulai

Saat balapan dimulai, Lana berdiri di garis start, dikelilingi oleh pembalap terbaik dari seluruh dunia. Damian berada di sebelahnya, sementara Aiko berada di posisi ketiga.

"Kau siap?" Damian bertanya dengan nada menantang.

"Lebih dari siap," jawab Lana sambil menyalakan mesin Black Phoenix.

Bendera hijau dikibarkan, dan semua pembalap melesat ke depan. Jalur Death Spiral segera menunjukkan sifatnya yang mematikan—tikungan tajam yang hampir tidak mungkin dilewati tanpa menabrak, dan rintangan mekanis yang muncul tiba-tiba.

Di tikungan pertama, Lana melihat salah satu pembalap tergelincir dan menabrak dinding. Tapi dia tetap fokus, mengingat latihan yang dia lakukan dengan Aiko.

---

Sabotase di Terowongan

Ketika mereka memasuki terowongan ketiga, sistem navigasi Black Phoenix mulai bermasalah. Layar dashboard berkedip-kedip, dan sinyal komunikasi dengan Aurora terputus.

"Ini dia," gumam Lana, mengingat peringatan Ethan.

Dia mengambil kendali manual, mengandalkan ingatannya tentang jalur yang dia pelajari sebelumnya. Namun, Viktor tidak berhenti di situ. Sebuah kendaraan misterius muncul dari belakang, mencoba menabrak Black Phoenix keluar dari jalur.

"Kau harus lebih dari ini untuk menghentikanku," Lana berteriak, melakukan manuver drift tajam untuk menghindari tabrakan.

---

Damian Menunjukkan Keunggulannya

Di luar terowongan, Damian mengambil alih posisi pertama dengan kecepatan yang luar biasa. Dia terlihat tak tergoyahkan, bahkan ketika rintangan paling sulit muncul di depannya.

Namun, Lana mulai mengejar, menggunakan setiap pelajaran yang dia dapatkan dari latihan dengan Aiko. Dia melewati satu demi satu pembalap, termasuk Aiko, yang tersenyum dan berkata melalui headset-nya, "Tunjukkan pada mereka siapa dirimu, Lana!"

---

Pertarungan Terakhir

Di putaran terakhir, hanya Damian dan Lana yang tersisa di depan. Mereka saling berkejaran, dengan jarak yang sangat tipis.

"Kau tidak akan menang," kata Damian melalui komunikasi mereka. "Aku tidak pernah kalah di jalur ini."

Lana tersenyum kecil. "Maka kau akan belajar sesuatu yang baru hari ini."

Dia menggunakan trik drift yang dia pelajari dari Aiko untuk memotong jalur Damian di tikungan terakhir. Penonton bersorak saat Black Phoenix melesat melewati garis finis hanya sepersekian detik sebelum Damian.

---

Viktor Kehilangan Kendali

Di tribun VIP, Viktor menyaksikan kemenangan Lana dengan wajah marah. "Bagaimana mungkin dia berhasil?" dia berteriak pada bawahannya.

Namun, salah satu asistennya mendekat dengan ekspresi khawatir. "Tuan, ada masalah. Ethan telah membocorkan informasi tentang sabotase kita kepada media."

Viktor menyadari bahwa rencananya mulai runtuh. Tapi dia tersenyum licik. "Ini belum selesai. Aku masih punya kartu terakhir."

---

Kemenangan yang Pahit

Meskipun Lana memenangkan balapan, dia tahu ini bukan akhir. Damian mendekatinya di paddock, menatapnya dengan campuran rasa hormat dan tantangan.

"Kau menang kali ini," katanya. "Tapi jangan terlalu percaya diri. Pertempuran sebenarnya belum dimulai."

Lana mengangguk. "Aku tahu. Dan aku akan siap."

---

Bab Ditutup dengan Harapan dan Ancaman Baru

Di garasi, Lana dan timnya merayakan kemenangan dengan perasaan campur aduk. Rai, yang selama ini tampak diam, akhirnya berbicara. "Kita harus lebih berhati-hati. Viktor tidak akan berhenti sampai dia menghancurkanmu."

Lana memandang timnya, merasa bersyukur atas dukungan mereka. "Kita akan menghadapi apa pun yang datang. Bersama-sama."

Namun, di kejauhan, Viktor mempersiapkan langkah berikutnya—rencana yang akan menguji batas kemampuan Lana dan timnya.

---