Seorang pegawai berjalan mendekati adrian dan alice. " tuan adrian mau cari gaun atau mau cari nyonya audy dia ada di dalam ruangannya. Kelihatannya dia sangat kesal hari ini" kata pegawai itu. Sekilas pegawai itu menatap alice yang berdiri di samping adrian.
"Maaf tuan siapa yang di samping tuan itu" kata pegawai itu memandang sinis ke arah alice.
" gak usah banyak tanya, cepat beri aku gaun yang sangat bagus di sini" kata adrian dengan suara lantangnya, membuat pegawai itu terdiam dan langsung pergi mengambil gaun itu.
Alice berjalan mengelilingi setiap sudut ruangan butik itu. Adrian hanya terdiam berdiri melihat setiap alice melangkah.
" tuan adrian ini gaunnya, apa langsung di pakai sekarang" kata pegawai itu dengan tubuh gemulainya menglurkan sebuah gaun pada adrian.
" make up dia se natural mungkin bikin dia tampil beda, baru kamu pakaikan gaun itu" kata adrian. Ia masih berdiri tegap di hadapan pegawai itu dengan kedua tangan masih di saku celananya.
" baik tuan" pungkas pegawai itu. Ia bergegas pergi memanggil alice dan mulai merias dia senatural mungkin seperti kata adrian.
Adrian yang masih tetap berdiri, ia beranjak pergi menuju ruangan audy.
Ia membuka pintu ruangan audy, terlihat audy duduk sendiri yang masih sibuk dengan berbagai gambar desain baju di mejanya.
" hai, maaf soal tadi " kata adrian berjalan mendekat ke tempat duduk audy.
Audy meletakkan bolpoin yang ia genggam di tangannya. ia tersenyum menatap adrian. " lupain saja soal tadi, kenapa kamu kesini bukannya kamu ada pertemuan dengan client." Kata audy dengan nada cueknya.
Audy berjalan perlahan menuju tempat adrian berdiri. " aku tahu kamu gak mungkin bisa jauh dariku adrian, kamu kesini pasti kamu mau aku ikut denganmu" ucap audy dengan nada lembutnya, ia memegang pundak adrian dan berjalan mengelilingi tubuh adrian, yang membuat adrian terdiam melihat audy di depannya.
Audy berhenti tepat di depan adrian ia menarik kerah adrian hingga wajah audy sangat dekat dengan wajah adrian " adrian kamu tahu kita akan segera bertunangan bulan depan. Jadi lebih baik sekarang kita sekalian beli cincin pertunangan yang cocok buwat aku, gimana?" Ucap audy dengan suara lembutnya.
Adrian tersenyum tipis dan menepis tangan audy dari kerah bajunya. " aku menhargai kamu sebagai sahabatku dan mia, bukan berarti hubungan kita lebih jauh dari itu. Aku gak akan pernah setuju dengan pertunangan itu sampai kapanpun. Apa kamu tega hianati sahabat kamu mia. Sampai kapanpun hatiku masih untuk mia ingat itu. Lebih baik kamu yolak pertunangan itu" kata adrian. Suara lantang adrian terdengar hingga ke luar ruangan. Alice yang berdiri di depan pintu mendengar kata kata adrian.
Ia beranjak pergi dari depan pintu menuju ke ruang tunggu.
Adrian berjalan menhampiri alice yang sudah berada di ruang tunggu duduk manis menunggunya. Langkahnya terhenti ketika ia melihat alice begitu cantik dengan gaun putih membalut tubuhnya. Gaun itu terlihat sangat cocok di pakai alice ia terlihat sangat cantik dengan sepatu putih tinggi menghiasi kakinya.
Alice tersadar adrian di depannya ia berdiri menatap adrian, ia hanya terdiam di fikirannya teringat perkataan adrian yang selalu terngiang di telingannya itu tentang perasaannya pada mia yang tidak pernah hilang. Ia mencoba menahan hatinya dan menganggap tak terjadi apa apa dengannya.
Alice berjalan mendekati adrian. " kita mau kemana adrian, apa kita juga pergi dengan audy" kata alice mencoba tersenyum lembut pada adrian.adrian hanya terdiam menatap alice kagum.
Adrian mengulurkan tangannya, membuat alice terdiam lagi melihat adrian. Tanpa ragu lagi ia menerima uluran tangan adrian dan tersenyum lembut di depannya. Ia mencoba menghilangkan fikirannya tentang ucapan adrian tadi.
" ayo kita jalan" ucap adrian dengan wajah telihat sangat gembira.
Audy melihat dari kejauhan, ia tersenyum tipis melihat adrian dan alice bergandengan tangan menjauh dari butiknya. " alice suatu saat kamu pasti merasakan sakit hati seperti yang aku rasakan, kamu terlalu bodoh alice. Adrian masih cinta sama mia dia gak mungkin mencintaimu sampai kapanpun. Kamu hanya pelampiasan hatinya saja" gumam audy dalam hatinya. Ia berjalan masuk ke dalam ruangannya kembali.
####
Mereka masuk dalam mobil, Seperti biasa adrian memakaikan sabuk pengaman ke tubuh alice, ia terus menatap alice melihat alice begitu cantik dengan rambut ikal. Ia menyentuh rambut alice dan menciumnya. Membuat jatung alice berdetak sangat kencang di buatnya.
" kamu begitu cantik hari ini alice" kata adrian menatap wajah alice sangat dekat.
Alice hanya diam ia mencoba tidak tergoda rayuan adrian. Alice memalingkan wajahnya agar tidak menatap wajah adrian secara langsung. Ia tidak bisa lagi menatap adrian. hatinya pasti terluka jika ia teringat ucapan adrian dengan audy tadi.
" tolong jangan memandangku seperti itu, lebih baik kita segera pergi" ucap alice dengan nada cueknya
Adrian mulai terdiam ia melihat alice berbeda tadi ia tampak ceria kenapa sekarang ia hanya diam memalingkan wajahnya. Adrian dengan segera menjalankan mobilnya.
Ia terus melirik ke arah alice, wajah yang tadi terlihat imut kini berubah menjadi muram. Ia terus bertanya dalam dirinya apa yang terjadi dengan alice. Suasana hatinya berubah seketika.
Tak berapa lama perjalanan adrian dan alice Sampai di tempat pesta adrian bergegas turun membuka pintu untuk alice, ia mengulurkan tangannya.
Alice dengan wajah datarnya memalingkan wajah tanpa menerima uluran tangan adrian. " aku bisa turun sendiri" pungkas alice. Membuat adrian terdiam berdiri di sampingnya.
Alice melangkahkan kaki turun dari mobil adrian. Ia bergegas berjalan ke pesta itu terlebih dahulu.
" alice tunggu" teriak adrian membuat langkah kaki alice terhenti.
" ada apa? Aku akan pergi duluan saja kamu bisa mengikutiku kan. Apa sebagai assisten tidak boleh jalan duluan. Lagian aku mau pergi cari toilet dulu" kata alice mencoba berbohong pada adrian.
Adrian hanya tersenyum memandang punggung indah alice di depannya.
" siapa yang melarangmu pergi, aku cuma mau bilang kamu salah arah tempat pestanya di sana. Itu rumah orang apa kamu mau pergi ke sana" kata adrian mencoba menahan senyumnya.
Alice membalikkan badan dan melangkah pergi ke arah pesta itu dengan wajah murungnya. Dan mengerutkan bibir mungilnya. Ia berjalan sangat cepat membuat adrian tertinggal di belakang. Adrian hanya tersenyum melihat alice yang begitu lucu.
" dasar alice kenapa kamu bego sih tadi gak lihat dulu kalau jalan" gumam alice dalam hati dengan terus berjalan masuk ke dalam pesta. Ia perlahan membuka pintu matanya terkagum melihat begitu banyak orang di dalam ia mengerutkan niatnya untuk masuk ke dalam terlebih dulu. Ia berdiri di depan pintu menunggu adrian .
" kenapa kamu berdiri di situ, bukanya kamu tadi mau ke toilet" kata adrian berjalan mendekati alice.
"Gak jadi. Kamu masuk dulu sana, aku di belakangmu" ucap alice dengan nada datarnya. Adrian menatap alice, wajah muramnya terlihat ia tambah lucu membuatnya tidak bisa menahan tawa.
" kenapa kamu malah tertawa" kata alice memandang adrian. Ia masih mengerutkan bibir mungilnya.
Tanpa menjawab adrian hanya tersenyum memandang alice. Adrian menarik tangan kanan alice, ia memnggenggam erat tangannya berjalan menuju kerumunan orang di pesta itu.
" sebenarnya kamu mau bertemu client atau cuma hadiri pesta kayak gini" kata alice melirik suasana di pesta itu. Semua orang memandangnya seperti seorang putri yang datang dengan pangerannya. Suasana itu membuatnya merasa risih dengan pandangan mereka.
" kamu tunggu di sini, aku ambilkan minum buwat kamu. Jangan kemana mana, aku bisa lacak kamu dari ponselmu itu jika kamu mencoba pergi dari sini" kata adrian yang mulai melepaskan pegangan tangannya dari alice.
Ia berjalan pergi menuju tempat minum di depannya.
" hai adrian !!" Kata seorang pria menepuk pundak adrian dari belakang.
Ia menoleh ke belakang melihat sosok sahabatnya dan sekaligus client di perusahaanya. Ia meletakkan kembali dua gelas minuman di atas meja. Adrian segera memeluk joni dan menepuk punggungnya.
" lama tidak bertemu ternyata kamu sekarang sudah punya pacar baru" kata mike tersenyum menggoda adrian.
" apa kamu sekarang bisa lupain mia" ucap joni dengan nada pelan membisik ke telinga adrian.
adrian hanya tersenyum tipis, ia kembali mengingat kenangannya bersama mia, menjadi suasana hatinya berubah, raut wajahnya terlihat muram.
" maaf sudah bahas itu, lebih baik kita bicara bertiga dengan wanita mu itu" ucap mike mengambil satu gelas minuman dan berjalan mendekati alice di depannya.