Sigit mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Meskipun waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, jalanan masih terlihat ramai kala bulan Ramadan.
"Pah, tahu gak, kata Agatha mas Kiki tuh ganteng kaya Daddy-nya," celutuk April sambil melirik Yongki yang duduk bersama Yoga di jok tengah.
"Apaan sih 'Mah, mulai lagi deh jahil sama anak sendiri," protes Yongki.
Sigit tertawa melihat wajah anak sulungnya yang ditekuk karena ulah sang istri. Sudah menjadi santapan harian Sigit melihat Yongki dan Yoga yang kerap protes dengan ulah sang mamah.
April yang menjadi satu-satunya wanita di rumah mereka, selalu punya sejuta cara membuat rumah ramai dan hangat dengan celotehannya. Meskipun kedua anak mereka laki-laki, tetapi mereka tak canggung untuk membantu sang mamah menyelesaikan semua pekerjaan rumah. Kadang Yongki pun membantu Sigit di toko obrag-abrig yang dia miliki.
"Papah gak keberatan kok, kalau nanti Agatha yang jadi menantu kita, Mas."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com