webnovel

Chapter 6 Intuisi Tepat

Wanita yang datang dengan wajah ceria dan sok asik itu memang bisa di kenal. Dia bernama Chan. Wanita Primadona di kampus besar itu.

"Alandra, um... Aku ingin mengatakan sesuatu... Bagaimana jawabanmu denganku? Aku benar benar sudah lama menyukaimu," kata Chan yang tanpa basa basi mengatakan hal itu.

Seketika hal itu membuat Alandra berwajah sedikit terkejut, ia langsung menoleh ke Lex Luthor yang ada di belakangnya.

Lex Luthor hanya sedang melihat ke arah lain, sepertinya dia pura pura tidak tahu saja.

Alandra terdiam lalu kembali melihat ke Chan.

"Chan.... Biarkan aku memikirkan nya dulu," tatap nya yang membuat Chan terdiam.

". . . Kenapa?!.... Apa kau lebih suka aku mengatakan nya langsung?"

". . . Tidak... Tidak perlu."

"Tak apa.... Alandra, aku suka padamu, jadilah pacar untuk ku!!" kata Chan seketika Alandra bermata besar mendengar itu tadi.

Ia menoleh ke Lex Luthor lagi dengan panik, tapi sepertinya Lex Luthor hanya berwajah biasa tanpa melihat ke arahnya, dia seperti menunggu saja dan tidak mendengar kan.

"Tunggu, biarkan aku berpikir dulu," kata Alandra.

"Tidak bisa, kamu harus balas aku sekarang," tatap Chan.

Alandra menjadi terdiam. "(Apa yang harus aku lakukan, kenapa dia memaksaku mengatakan nya sekarang, ini terlalu buru buru... Jika aku menolak nya, dia pasti akan menyebarkan banyak rumor buruk karena dia adalah primadona kampus... Sebenarnya aku tak memiliki rasa apapun padanya dan dia sekarang membuat situasi buruk di depan Lex Luthor.... Apa ini baik baik saja?)" Alandra mencemaskan Lex Luthor, padahal wajah Lex Luthor hanya biasa saja.

Lalu Chan yang dari tadi melihat Alandra menatap ke Lex Luthor, dia jadi ikut melihat. "Alandra, siapa dia?" Chan menatap dengan polos.

"Dia... Dia hanya... Hanya...." Alandra menjadi gugup, itu pertama kalinya dia menjadi gugup hanya karena ada Lex Luthor.

"Ck, Chan, aku bilang aku akan pikirkan dulu, jadi kembalilah pulang duluan...." kata Alandra.

"Um.... B.... Baiklah..... Kalau begitu aku pergi, dadah....!" balas Chan, lalu dia melambai dan berjalan pergi.

"Kenapa kau tidak langsung jawab saja?" tatap Lex Luthor sambil menyilangkan tangan nya.

"Aku hanya... (Jika aku bilang, Lex Luthor adalah alasanku untuk menolak Chan, aku tidak mungkin tahu apa reaksinya. Mungkin dia akan tertawa jika aku mengatakan yang seperti itu,)" Alandra menjadi terdiam. Tapi ada suara ponsel Lex Luthor yang berbunyi di tangannya. Dia lalu mengangkat nya.

"(Siapa yang menghubunginya... Oh benar aku harus meminta nomor HP nya,)" Alandra akan mengeluarkan ponselnya tapi Lex Luthor mengatakan sesuatu yang membuatnya terdiam.

"Aku harus pergi."

"Apa ada sesuatu?" tatap Alandra dengan wajah yang tidak percaya.

"Entahlah, aku buru buru," Lex Luthor membalas dan akan berbalik berjalan pergi.

Tapi. "Tunggu Lex Luthor," Alandra menahan lengan nya membuat Lex Luthor berhenti.

"Apa kita.... Bisa bertemu lagi?"

"Aku tak bisa membuat janji," Lex Luthor hanya mengatakan kata itu dengan wajah dingin nya lalu berjalan pergi. Hal itu membuat Alandra terdiam.

"(Kenapa kau... Seperti menghindari ku.... Aku tidak jadi meminta nomor ponselmu... Dan kau terus mengatakan kata yang sama saat aku bertanya seperti itu.... Sebenarnya apa yang terjadi, aku juga sangat aneh berhayal mengejar nya padahal aku tidak tahu siapa itu Lex Luthor dan di mana dia berasal,)" pikirnya. Ia menatap Lex Luthor sudah berjalan jauh.

"(Apa ini yang di rasakan banyak wanita yang telah mengejarku dan tak mendapat perhatian ku sama sekali, mau bagaimana lagi, jika Lex Luthor memang aku inginkan, aku juga tak mau putus asa seperti ini,)" tambahnya. Ia lalu menatap ke jam tangan dan berjalan pergi ke arah yang berbeda dari Lex Luthor.

"(Aku tidak tahu, takdir akan berkata apa nantinya, tapi aku hanya ingin dia tahu, bahwa aku lebih ingin mengenal nya,)" ia lalu berbalik dan berjalan pergi dengan arah yang berbeda dari Lex Luthor tadi.

Lex Luthor berjalan sedikit cepat dan mendekat ke sebuah mobil hitam yang terparkir di pinggir jalan depan nya. Di bangku supir sudah ada seorang pria.

Pria itu keluar dengan membawa mantel hitam lengan panjang, ia memakaikan nya di punggung Lex Luthor yang terdiam.

Ketika pria itu akan membukakan pintu tengah, Lex Luthor menghentikan nya. "Biar aku saja."

Pria itu kemudian kembali masuk ke pintu depan.

Lalu Lex Luthor membuka pintu bangku tengah dan duduk di sana. "Sudah kau beritahu dia bahwa aku akan ke sana?" tatap Lex Luthor sambil duduk menyilangkan tangan maupun kakinya.

"Ya, sudah, mereka akan menyambut mu," balas Pria itu.

Sementara itu, Alandra terdiam dan menghela napas panjang. Ia memegang kerahnya dan mengendurkan nya perlahan. "(Kenapa ini begitu sulit, apakah ini yang semua wanita rasakan ketika mereka tak mendapatkan perhatian ku... Sepertinya juga begitu, aku harus berpikir lebih keras demi Lex Luthor. Entah kenapa ini seperti berbeda dari yang lain nya, rasanya benar benar tak bisa di tolak untuk berhenti menatap nya,)" pikirnya. Dia bahkan bisa berpikir dua kali soal itu. Lalu ia berhenti berjalan dan menengadah di depan Kafe yang begitu besar. Dia lalu masuk dan seketika, karyawan maupun pelayan yang ada di sana langsung menyapa. "Yo Alandra... Kau hampir terlambat beberapa menit," tatap salah satu dari mereka.

Alandra hanya terdiam melewati mereka dan masuk ke ruangan ganti, dia mengganti baju dan memakai apron kafe yang indah itu atau bisa di katakan aesthetic.

Lalu berjalan keluar dan siapa sangka, langsung di berikan kertas dari salah satu rekan nya, rupanya Alandra bekerja sambilan di kafe tersebut.

"Alandra, ini untuk mu, antar dengan baik ya," tatapnya dengan ramah. Alandra bekerja di bagian pengantaran pesanan, jadi dia membawa pesanan dan di antar ke tujuan yang diminta pelanggan.

Alandra menerima nya lalu mengambil kotak yang bergambar kopi. Dia berjalan ke tempat motor dan menaiki motor vixion berwarna putih dengan lambang kafe itu yang artinya motor itu milik kafe.

Dia juga memakai helmet lalu menaiki motor itu dan berjalan pergi.

Di sisi lain, rekan rekan nya melihat. "Dia sangat cocok dengan motor itu apalagi tubuh nya juga dominan sekali."

"Iya, sayangnya itu bukan motor nya, jika saja dia ke kampus dan ke tempat lain memakai motor jenis itu, pastinya akan sangat keren lagi," tambah satu rekan nya. Mereka membicarakan Alandra, rupanya tidak ada tempat yang tidak membicarakan Alandra.

--

Lex Luthor turun di sebuah kediaman gang Yakuza. Pria yang mengemudi tadi membuka pintu kediaman dan terlihat banyak sekali orang berdiri menyambutnya di sana.

"Luthor... Haruskah aku memanggil yang lain?" Pria bawahannya itu tadi mendekat berbisik.

Lalu Lex Luthor hanya terdiam dingin. "Jangan sekarang," balasnya sambil masuk ke dalam.

Di dalam ia masuk ke ruangan yang dimana di sana ada seorang pria duduk dengan pakaian penerusnya.

"Kau terlambat 3 menit 59 detik," tatap nya, dia adalah Wuno Takahashi penerus ke lima gang Takahashi. Menurut mereka, dia dan Lex Luthor adalah musuh dalam dunia kriminalitas.

Lex Luthor hanya terdiam tak mempedulikan nya, ia hanya duduk di hadapannya. Di depan mereka juga ada meja penjamuan.

"Aku terpaksa kemari karena permintaan kontrak itu, aku menginginkan gang ini," tatap nya langsung dengan perkataan yang tabu.

". . . Hmp.... Kau sudah memiliki gang bukan, kenapa kau mau gang milikku?" Wuno menatap dengan sedikit liriknya. Lalu Lex Luthor mulai dengan wajah seringai nya.

"Aku menginginkan semua gang di sini... Tentunya... Aku akan melakukan apapun agar mendapatkan semua yang ku mau termasuk membunuh mu."

"Jangan main main!!" teriak Wuno menyela nya.

"Kau pikir kau bisa apa hanya dengan tubuh kecilmu... Kenapa tidak anjing saja yang kau jadikan sebagai atasanmu dan kau bisa sesuka hati di jilati olehnya!!"

"Sialan.... Kau sudah mulai memancing ku!!" Lex Luthor berteriak marah dan berdiri akan mengeluarkan pisau. Tapi tiba tiba dari belakang ada yang mengunci nya dengan menodongkan pisau di dekat lehernya. Seorang pria salah satu bawahan dari Wuno.

Terpaksa Lex Luthor terdiam dengan wajah yang kesal. Sementara Wuno meminum teh nya dengan santai di bawah lalu melihat ke Lex Luthor yang terdiam masih berdiri karena terkunci pria tadi agar tak bergerak.

"Aku akui kau putri dari Luthor, tapi bukan berarti kau akan bisa memegang banyak kendali sekaligus di sini, pikirkan lah dirimu sendiri, tubuh kecil mu itu, kau akan kesalahan, singa pun akan kewalahan jika terus mendapat makanan lebih."

"Kenapa kau bawa bawa nama Ayahku!!" teriak Lex Luthor padanya. "Jangan mentang mentang aku terlahir dari nya kau mencoba mengaitkan aku dengan nya, aku tak suka di kaitkan olehnya, aku ingin mendapatkan ini semua sendiri, dari nama ku sendiri... Lex Luthor!!" tambahnya dengan teriakan seperti auman singa.

"Kau tak akan bisa!"

"Sialan!!" Lex Luthor sudah semakin marah, ia lalu berbalik dan memukul pria yang mendekap nya itu.

"Uahk!!" Pria itu hingga terlempar. "Aduh, tangan nya keras sekali," ia menatap dan terkejut karena di tangan bekas memukul tadi, ada ponsel untuk memukulnya dan pisau yang melayang tadi di tangkap oleh tangan Lex Luthor.

Ia melirik ke Wuno yang terdiam dingin. Tapi Lex Luthor merasakan ada yang mengalir di lehernya, ia menyentuh lehernya dan terlihat di telapak tangan nya, lehernya berdarah karena ke gesek oleh pisau tadi.

Lex Luthor terus menekan sambil menatap kesal ke Wano. "(Luka seperti itu tak akan membunuh gadis Luthor.)"

". . . Aku akan membunuhmu," Lex Luthor kesal lalu ia menjadi tumbang.

---

Crashk...!!

Tiba tiba gelas kaca pecah di bawah Alandra yang ada di dapur kafe. Ia menjadi terkejut dan akan mengambil pecahan nya tapi tak sengaja jarinya terkena serpihan itu. Ia hanya diam tak menunjukan rasa sakit apapun.

Ia juga melihat luka di jarinya itu seketika ingat Lex Luthor. ". . . Sebenarnya... Apa yang kupikirkan?"