"Lex Luthor," panggil Alandra dari kursi sofa, karena dia sendiri duduk di kursi sofa dengan televisi yang baru saja menyala.
Dia memanggil Lex Luthor yang menatap bingkai bingkai foto di rak. Dia tadi mengambil satu foto yang berisi Chandra menggendong seorang lelaki kecil yang begitu imut yakni Alandra sendiri membuat Lex Luthor tersenyum kecil. "Apa kau punya foto foto masa kecil lain nya?" tatap nya pada Alandra.
Alandra menjadi terdiam sebentar, lalu dia berdiri dan mendekat, mengambil sesuatu di rak dekat Lex Luthor tadi, dia lalu mengeluarkan sebuah buku foto album yang usang.
"Aku lupa merawatnya," dia memberikan nya pada Lex Luthor yang menerima nya.
Lex Luthor perlahan membuka lembaran itu, lalu melihat sesuatu di foto pertama. Yakni Cassa-Luna dan Chandra yang tersenyum bahagia menatap kamera, mereka menikah.
"Apa ini, ketika foto pertama di ambil?" tatap nya.
"Iya, ini adalah foto paling pertama, bahkan yang menjadi sejarah di keluarga Chandra."
Lalu Lex Luthor menatap di sebelah foto itu, Cassa Luna terlihat hamil dan Chandra dengan bangga mendekatkan kepalanya di perutnya hingga foto menunjukan dimana mereka berdua menatap bayi kecil terselimut putih yang baru saja lahir di rumah sakit.
"Itu adalah, saat paling bahagia milik mereka," kata Alandra. "Yakni memiliki ku," tambah nya.
"Kau beruntung," Lex Luthor juga melihat Alandra kecil yang menangis dan Chandra mencoba menenangkan nya.
"Pft, ternyata kau tidak berbohong ya," dia menatap membuat Alandra berwajah agak malu.
"Itu saat ketika Ayah ku mengabaikan ku hanya karena dia bicara dengan seseorang, aku bertanya tanya bagaimana aku bisa sangat lemah hanya karena di cueki," kata Alandra.
"Haha.... Itu bukan situasi sulit," Lex luthor kembali melihat.
Semuanya seperti kehidupan yang berjalan, tapi rupanya foto terakhir adalah foto formal dari ibu Alandra membuat Lex Luthor terdiam.
"Dan itu, adalah saat ketika, dia pergi."
"Kenapa ini ada di terakhir? Padahal dia pergi ketika kau masih bayi."
"Aku sengaja meletakan nya di akhir, karena itu mewakili foto Ayah ku juga yang juga pergi dan halaman selanjutnya adalah kekosongan, aku tak tahu harus mengisinya apa, padahal hanya tinggal satu foto lagi." Alandra memegang satu lembar halaman yang harusnya di isi satu foto untuk menjadi pelengkap cerita hidup itu.
Lex Luthor terdiam sebentar, dia lalu menutup nya dan meletakan nya di rak itu membuat suasana terdiam.
"Aku tak pernah punya hal seperti ini," kata dia.
Alandra menjadi terdiam, dia lalu mendekat bahkan memeluk Lex Luthor, dia menggendong Lex Luthor.
"Kau bersama ku," bisiknya membuat Lex Luthor terpaku.
Lalu Alandra berjalan ke sofa dan duduk di sana, dan posisinya menjadi memangku Lex Luthor yang menatapnya.
". . . Kenapa? Kenapa situasinya aneh?" Lex luthor menatap.
Alandra juga terdiam, dia lalu berwajah ragu kemudian memeluk Lex Luthor dengan erat. "Lex Luthor.... Kenapa tubuh mu panas?" bisiknya.
"Panas?" Lex luthor memegang lehernya sendiri. Ia merasakan panas.
"Sepertinya begitu... Ini mulai lagi," Lex Luthor mendorong Alandra membuat Alandra terdiam, dia keluar dari pangkuan Alandra dan siapa sangka melepas bajunya membuat Alandra terkejut.
"Apa yang kau lakukan?!" dia menahan tangan Lex Luthor untuk menghentikan nya membuka baju.
"Aku panas, jika tidak di ginikan, akan semakin buruk."
"Apa maksud mu?"
". . . Aku punya suhu tubuh yang tinggi, itu membuat ku dehidrasi jika aku membiarkan nya ketika suhu tubuh tinggi itu datang."
". . . Kenapa aku, tidak pernah tahu?"
"Dan sekarang kau tahu, biarkan aku meminjam kamar mandi," Lex Luthor berjalan ke kamar mandi membuat Alandra terdiam.
Alandra masih tidak percaya, dia bahkan melihat ke internet melalui ponsel nya, dia mencari tahu soal suhu tubuh yang tinggi dapat datang kapan saja dan internet langsung menjawab nya.
Hal itu di sebut sebagai panas tidak merata, hal itu bukanlah sebuah penyakit ataupun sindrom, melainkan sesuatu yang datang mengganggu, hanya hilang jika berendam air dingin.
"Air dingin? Apa itu artinya kulit nya selalu terlihat sangat putih, apa dia berendam air es di rumah nya membuat nya seputih putri salju...." gumam Alanda dengan bingung.
Tapi ia menjadi berpikir sesuatu yang membuat nya langsung beranjak dan membuka lemari es. Kebetulan dia punya es batu di sana, lalu mengambil semuanya dengan tangan kosong, dan berjalan ke kamar mandi mengetuk pintu.
Lex Luthor ada di dalam, dia menatap bak mandi yang besar di sana yang terisi air dingin, ia menoleh ke pintu ketika Alandra mengetuk.
Di sana posisinya, Lex Luthor belum melepas bajunya, lalu membuka pintu dan melihat Alandra membawa banyak es batu dengan tangan kosong nya.
"?" Lex Luthor memasang wajah bingung.
"Um... Ini untuk mu...." dia menunjukan es nya, tapi ia sedikit terkejut ketika melihat wajah Lex Luthor agak merah panas.
"Aku akan membantu mu," dia langsung berinisiatif sendiri masuk ke kamar mandi dan membuka plastik es batu itu lalu memasukan nya di bak mandi penuh air itu.
"Kenapa kau tahu aku butuh es?" Lex Luthor menatap di belakang nya.
Lalu Alandra menoleh, dia kemudian memegang pelan pipi Lex Luthor membuat Lex Luthor terdiam, dia terdiam karena tangan Alandra benar benar dingin sekali, mungkin karena membawa es dengan tangan kosong tadi.
"Lex Luthor, bagaimana bisa kau punya hal seperti ini?" Alandra menatap khawatir.
"Ini adalah hal yang biasa...." Lex Luthor menyingkirkan tangan nya. Dia menatap bak mandi lalu melepas bajunya.
"Hei, jika kau tidak keberatan, aku ingin meminjam bajumu nanti," kata Lex Luthor membuat Alandra terdiam.
--
Tampak Alandra mencari baju di lemarinya, dia bahkan mencari dengan acak acakan, di banyak tempat. "(Aku tak bisa menemukan ukuran baju kecil untuk nya.... Aku tak ingat dimana aku menaruh baju SMP ataupun SD,)" ia tampak khawatir.
Sementara itu Lex Luthor berendam di air yang sangat dingin dengan es batu itu, layaknya berendam air panas, dia menikmati air dingin itu seperti berendam air panas dengan tubuh telanjang nya yang tertutup antara es es itu.
"Ha.... Mungkin ini sudah sangat cukup...." pikirnya memegang kening nya, lalu dia kebetulan melihat keranjang sabun di samping nya, dia menatap sabun itu dan mengambil botol sabun.
"(Hm.... Jadi ini sabun yang sering dia gunakan? Aroma nya juga sama seperti nya,)" pikirnya lalu memakainya.
Di sisi Alandra, dia masih bingung mencari. "Kenapa tidak ada?" dia panik.
Tapi ia mendengar suara langkah kaki basah mendekat membuat nya menoleh, posisi Alandra masih berlutut di bawah, dia menoleh ke belakang yang rupanya Lex Luthor sudah selesai mandi, dia memakai handuk yang begitu mepet untuk tubuhnya dan bahkan rambutnya basah, tubuhnya basah membasahi lantai.
Handuk itu milik Alandra, bagaimana bisa Alandra menggunakan handuk yang begitu kecil, tapi Alandra menggunakan handuk sebatas untuk mengeringkan tubuh, jadi tak perlu besar besar, dia terkadang menggunakan handuk hanya di lingkaran di pinggang nya. Karena itulah Lex Luthor memakainya tampak sangat mepet.
Tapi, Alandra menjadi menatap paha dalam dan sungguh kulit yang begitu enak di pandang membuat nya langsung berdiri. "Maafkan aku, tapi, aku tak punya baju seukuran mu."
"Pft.... Apa kau tak pernah mendapat orang seperti ku yang berkunjung di rumah mu, aku hanya butuh ini," Lex luthor mengambil baju yang ada di bawahnya tadi ketika Alandra mengacak acak bajunya.
Baju yang seukuran Alandra, kaos berwarna putih polos.
"Tapi, itu sangat besar untuk mu," Alandra menatap.
"Tak apa, yang nama nya meminjam, tak peduli seperti apa ukuran tubuh," Lex Luthor membalas, lalu dia melepas handuknya tapi sebelum handuk itu benar benar lepas.
Alandra menjadi berbalik, tapi kepalanya malah terpukul pintu lemari membuat suara keras.
Brak!!
Membuat nya memegang kening nya tapi masih mencoba menghindari melihat Lex Luthor yang mendengar itu tadi.
"Pft.... Payah..."
Hingga ia selesai memakai bajunya, baju itu benar benar besar, bahkan di lubang kepalanya sampai bisa memakan bahu Lex Luthor.
Tapi ketika Alandra melihat, di pandangan nya, Lex Luthor sangat lah manis dan begitu seksi menggunakan itu. Apalagi Lex Luthor hanya memakai baju itu saja, dia tak pakai dalaman apapun bahkan celana.
"Paling tidak ini bisa menggantikan baju," kata Lex Luthor sambil mengambil handuk di bawah dan meletakan nya di kepalanya.
Tapi ia melihat Alandra yang gemetar memegang mulutnya.
"Lex Luthor.... Aku.... Aku minta maaf," dia bahkan sampai berlutut tak kuat.
"Kenapa?" Lex Luthor menatap bingung.
"Maafkan aku," dia langsung berdiri dan beranjak ke kamar mandi membuat Lex Luthor bingung.
Tapi ia sadar sesuatu. "(Oh, dia pasti tergoda dengan tubuh ku... Dia akan melakukan nya lagi....)" ia menatap bosan, lalu duduk di samping ranjang. "Sungguh nyaman sekali bisa mandi segar," dia merasakan kulitnya dingin.
Sementara itu di kamar mandi. Alandra bernapas panas, dia terangsang karena godaan melihat Lex Luthor tadi.
"Kenapa aku payah sekali..." ia kecewa, tapi ia melihat bak mandi tadi, dia melihat di sana es batu sudah hilang membuat nya penasaran menyentuh bak mandi itu yang rupanya sangat dingin.
"Sangat dingin, bagaimana bisa tubuhnya seperti itu?" ia tampak terpikirkan terus.
Tapi ia terkejut baru sadar ketika merasakan aroma harum dari tubuh Lex Luthor menyebar di kamar mandi itu membuat nya semakin terangsang.
Ia menatap sabun mandinya. "Jangan jangan, dia menggunakan sabun mandi ku?! Astaga.... Aku payah...." dia putus asa.
Tak lama kemudian, dia keluar dari kamar mandi dan melihat Lex Luthor yang masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat Lex Luthor menoleh. "Kamu punya pengering rambut?"
"Maaf, aku tak punya...." Alandra langsung kecewa.
"Tak perlu menganggap itu serius, handuk sudah cukup."
"Biarkan aku membantu mu," Alandra mendekat ke samping ranjang, dia memegang handuk itu dan perlahan mengeringkan nya di kepala Lex Luthor, dia duduk berhadapan.
"Dia melakukan nya dengan lembut...."