webnovel

Seperti Hantu!

Mendapati Elena sudah masuk ke dalam kamar, Rayyan Wang kembali ke Kafé Hillton Hills.

Sambil berjalan, Rayyan Wang melakukan panggilan telepon dengan seorang kenalan, tidak lain dari penanggung jawab Hotel Hillton Hills itu sendiri. Diseberang sambungan telepon, seorang pria bermulut sangat manis bertanya kepada Rayyan Wang, "Tuan Rayyan, katakan ada maksud apa Anda menghubungiku?"

"Tolong cari tahu informasi wanita yang menginap di kamar nomor 1303," perintah Rayyan Wang. Sederhana saja, Rayyan Wang hanya ingin tahu informasi mendetail dari Elena Zhang. Jika mengetahui informasi pribadinya, mudah baginya untuk mencari Elena Zhang kedepannya.

"Baik, Tuan Rayyan, Anda tidak perlu kahwatir. Saya dapat memastikan akan mendapatkan informasi yang Anda inginkan sesegera mungkin." Pria disambungan telepon meyakinkan Rayyan Wang.

Disisi lainnya, Elena Zhang bersandar punggung di daun pintu menenagkan suasana hatinya terlebih dahulu.

Tinggal di hotel sudah tidak aman, Elena Zhang buru-buru membersekan barangnya bersiap-siap check-out. Dia harus pulang sesegera mungkin ke rumah. Tidak menutup kemungkinan Rayyan Wang akan kembali mengikuti dirinya di kamar hotel itu.

Dalam hitungan belasan menit, Elena Zhang sudah selesai berkemas. Dia menarik kopernya keluar dari kamar. Untuk memastikan Rayyan Wang telah pergi dari sekitar kamarnya, ketika mau keluar, Elena Zhang melihat kanan kiri terlebih dahulu.

Sudah memastikan semua aman, Elena Zhang baru berjalan cepat meninggalkan hotel menuju rumahnya di Rich Place; rumah pernikahannya dengan Rayyan Wang.

Langkah ini diambil lantaran tidak mungkin baginya pulang ke rumah orang tuanya dalam kedaan larut malam. Elena Zhang berani pulang ke sana karena tahu bahwa Rayyan Wang tidak akan pernah pulang ke rumah itu, sesuai apa yang dikatakanya saat selesai resepsi pernikahan mereka.

Elena Zhang dengan cepat check-out dari hotel. Saat check-out, Elena Zhang meminta Nona Resepsionis untuk memanggilkan taksi untuk dirinya, sehingga tidak perlu menunggu lebih lama.

Di Kafé Hillton Hills, Rayyan Wang kembali tidak senang saat seseorang melaporkan hasil investigasinya tentang identitas kamar Elena Zhang.

Tidak tahu keberuntungan, atau takdir sedang bermain, Nona Resepsionis ada membuat kesalahan ketika memeroses check-in Elena Zhang dan Ethan Zhu. Kamar tempat Elena menginap tertulis atas nama Ethan Zhu, sementara kamar Ethan Zhu tertulis atas Elena Zhang.

Wajah Rayyan Wang bertambah jelek saat tahu nama tertulis adalah milik seorang pria.

Ethan Zhu?!

Apakah pria itu adalah kekasih Elena Zhang?

Rayyang Wang merasa kecewa mengetahui kebenaran itu. Seketika hati Rayyan Wang diselimuti awan gelap. Tanpa sadar, tangan Rayyan Wang terkepal, meremasnya berulang kali seolah menghancurkan Ethan Zhu dalam gengamannya.

Rayyan Wang berperang batin, mengesampingkan moral mengambil keputusan akan tetap berusaha mendekati Elena Zhang. Tidak peduli mau dia adalah kekasih dari Ethan Zhu, atau istrinya sekali pun. Dia tidak boleh mundur karena akan mencoreng gelarnya sebagai seorang playboy.

Wajah cantik dan memesona Elena Zhang mendominasi seluruh bayangan Rayyan Wang saat ini. Dia menjadi gelisah berdiri dari kursi berpamitan dengan teman-temannya untuk pulang lebih awal.

Tidak ada yang berani menghentikan langkah kaki Rayyan Wang. Mereka menyetuji keputusan Rayyan Wang tanpa bertanya apa alasanya untuk pulang lebih awal.

Sepeninggal Rayyan Wang, acara minum sudah tidak ada gairah lagi. Semua orang memutuskan bubar, kembali ke rumah masing-masing.

Siang hari berikutnya, Elena Zhang menggunakan mobil lamanya pergi ke perusahaan. Menjelang jam makan siang jalanan sedikit ramai, namun masih bisa berkendara dengan leluasa.

Elena Zhang memacu kendaraannya lebih cepat agar tiba lebih awal sampai di perusahaan miliknya. Serah terima jabatan tentu membutuhkan persiapan terlebih dahulu agar semuanya berjalan lancar.

Baru menambah kecepatan tempuh, tidak tahu kapan sudah ada mobil sport berwarna putih melintas di depan mobilnya. Elena Zhang sedang menoleh ke samping tidak sempat menghindar menabrak bemper belakang dari mobil sport di depannya.

Duar! Benturan sangat keras terdengar sampai radius beberapa meter. Elena Zhang refleks menginjak rem. Disaat bersamaan, airbag mengembang menghalangi wajahnya agar tidak membentur ke bagian kemudi.

Beberapa detik berlalu, seluruh pengendara sedang melintas di sekitar lokasi kejadian menghentikan laju kendaraan masing-masing saat mendengar suara benturan keras tersebut, kemudian menghampiri mobil Elena Zhang untuk memberikan pertolongan.

Mendapati ada banyak orang mengetuk pintu di luaran sana, Elena Zhang membuka jendela mobil. Orang-orang bertanya tentang kondisi Elena Zhang. Elena Zhang mengatakan bahwa dia baik-baik saja.

Tahu dengan kesalahan sendiri, Elena Zhang membuka sabuk pengaman kemudian turun dari mobil. Dia mau memastikan bahwa orang di depannya dalam keadaan baik-baik saja. Bagaimana pun dia punya tanggung jawab atas insiden hari ini.

Elena Zhang dibuat kaget begitu mengetahui bahwa orang yang ditabrak olehnya adalah Rayyan Wang. Mengapa pria ini seperti hantu bisa muncul di mana-mana?

Karena ini kesalahannya, Elena Zhang mengesampingkan dulu tentang kekesalannya dengan Rayyan Wang pada malam sebelumnya. "Apa Anda baik-baik saja?"

Mobil ditabrak dari belakang tidak memengaruhi fisik Rayyan Wang. Dia selamat dan baik-baik saja. Karena ingin menyita perhatian Elena Zhang, Rayyan Wang memelas muka seakan dia mengalami guncangan sangat hebat. Detik berikutnya, Rayyan Wang keluar dari mobil. Dia berdiri tepat di depan Elena Zhang, berkata, "Kondisi fisikku baik-baik saja, tapi psikisku bermasalah." Rayyan Wang tersenyum manis sedikit menggoda Elena.

Mengetahui kondisi Elena Zhang dan Rayyan Wang baik-baik saja, pengendara yang sempat berhenti segera membubarkan diri kembali meneruskan perjalanan mereka.

Tahu dirinya telah digoda oleh Rayyan Wang, Elena Zhang memasang wajah masam berkata, "Aku akan mengganti semua kerusakan mobil Anda. Tolong sebutkan berapa jumlah yang harus kubayar?"

"Nona Zhang, tidak begitu sopan berbicara frontal seperti itu. Kau perlu menunjukkan rasa bersalahmu sebelum mengakhirinya dengan urusan uang." Rayyan merangkai kata-kata untuk menahan Elena Zhang lebih lama di sisinya.

"Maaf, aku tidak terbiasa berbasa basi. Katakan berapa yang harus kubayar?"

Rayyan Wang melihat sosok Elena Zhang dari atas ke bawah, kemudian tersenyum menyeringai berkata, "Bagaimana kalau membayar dengan tubuhmu? Bukankah itu terlihat lebih tulus dan dermawan?"

Elena Zhang sudah berpikiran macam-macam atas pernyataan Rayyan Wang barusan.

Terlampau kesal, dia pun segera berkata dengan sangat kencang. "Tolong, Anda bersikap sopan sedikit!"

"Nona Zhang, mengapa Anda ini terlihat seperti landak? Duri Anda selalu terarah ke arahku seakan mau menembakku didetik berikutnya," keluh Rayyan Wang.

Karena Rayyan Wang tidak bisa diajak bicara dengan logika, Elena Zhang berbalik badan mau meninggalkan Rayyan Wang. Terserah saja Rayyan Wang mau menyelesaikan masalah hari ini seperti apa. Dia tidak akan meladeni pikiran gilanya.

Baru melangkah beberapa langkah, gerakan Elena Zhang terhenti oleh perkataan Rayyan Wang. "Nona Zhang, Anda terlalu bersikap serius. Tolong santai sedikit. Yang kumaksud barusan adalah kau bisa mentraktirku makan siang. Bukankah itu sama saja membayar dengan tubuhmu?"

Elena Zhang mengepalkan tangannya, kemudian berbalik arah melihat ke arah Rayyan Wang, berkata, "Maaf, aku tidak tertarik! Aku punya banyak pekerjaan."

Elena Zhang berjalan ke arah mobilnya, kemudian membuka mobil mengambil secarik kertas menulis serangkaian nomor ponsel Leony Fu. Dia tidak mau memberikan nomor pribadinya untuk menghindari Rayyan Wang terus-menerus meneleponnya tanpa tahu waktu.

Selesai menulis nomor Leony Fu, Elena Zhang kembali menghampiri Rayyan Wang. Dia mengulurkan tangannya memberikan kertas kepada Rayyan Wang. "Kalau pikiranmu sudah sehat hubungi ke nomor itu untuk membicarakan ganti rugi."

Rayyan Wang memicingkan matanya menatap Elena Zhang dengan tatapan tidak bisa ditebak. Dia tersenyum menyeringai berkata, "Beginikah cara Nona Zhang menyelesaikan masalah?" Dia pun enggan menggambil kertas dari tangan Elena Zhang seolah sedang marah atas tindakan Elena Zhang kepadanya.

Elena Zhang tidak mau berlama-lama, takut terkontaminasi dengan keburukan Rayyan Wang. Karena Rayyan Wang tidak mau mengambil kertas dari tangannya, Elena Zhang melepaskan kertas di depan Rayyan Wang, berkata, "Terserah dengan apa yang kau pikirkan. Aku tidak peduli." Elena Zhang tersenyum manis berbalik arah meninggalkan Rayyan Wang.

Rayyan Wang tersenyum simpul melihat punggung Elena Zhang berjalan ke arah mobil sambil menggelengkan kepalanya, kagum dengan sikap percaya diri Elena Zhang.

Baru kali ini dia bertemu dengan seorang wanita yang tidak bersikap berlebihan saat bertemu dengannya. Dia yakin wanita itu adalah jodoh yang dikirim Tuhan untuk merubah prinsip hidupnya dikelilingi banyak wanita. Sudah waktunya dia pensiun dari petualangan mencari cinta.

Elena Zhang masuk ke dalam mobil memasang sabuk pengaman, menginjak gas mobilnya meninggalkan Rayyan Wang.

Sepeninggal Elena Zhang, Rayyan Wang tersenyum menyeringai lalu mengambil secarik kertas di atas aspal. "Wanita itu benar-benar seperti landak berduri tajam! Aku sangat tertarik untuk memilikinya," kata Rayyan Wang, sambil melihat nomor di atas kertas, kemudian mengeluarkan ponselnya, menyimpan nomor Leony Fu di daftar kontak di ponselnya. Dia memberi nama kontak tersebut dengan panggilan 'Landak Karina'.

Rayyan Wang pun bergegas masuk ke dalam mobil melanjutkan perjalanannya.

Beberapa puluh menit berkendara, Elena Zhang sampai di perusahaan. Dia meninggalka seluruh kejadian di luaran sana, berubah menjadi sosok wanita tenang dan percaya diri memasuki gedung EZ Cosmetics.

Seperti tamu biasa, Elena Zhang datang melapor kebagian resepsionis untuk bertemu dengan Leony Fu. Nona Resepiosnis menyambut hangat kehadiran Elena Zhang. Sudah diberitahu terlebih dahulu oleh Leony Fu, Nona Resepsionis mempersilahkan Elena Zhang masuk.

Ketika berjalan menuju lift, Elena Zhang samar-samar mendengar 3 orang staf wanita menggosipkan dirinya.

"Apa kalian sudah tahu bahwa si bos gendut Elena akan kembali ke perushaan?"

Langkah Elena Zhang terhenti ketika mendengar 'Bos Gendut Elena'. Meskipun dibicarakan di depan matanya sendiri, Elena Zhang tidak marah. Dia sudah cantik dan memesona untuk apa memperhitungkan perkataan tidak penting seperti itu.

Dua diantaranya menganggukan kepala berkata, "Sudah dengar dari pengumuman pemimpin Leony Fu."

"Aku penasaran dengan penampilanya saat ini!"

"Untuk apa penasaran? Orang gendut sepertinya pasti tetap gendut. Untung dia punya uang. Kalau tidak, dia tidak akan pernah bisa menikah dengan Rayyan Wang. Kasihan hidup Rayyan Wang harus menghabiskan sisa hidupnya dengan wanita gendut sepertinya."

Dalam hati Elena Zhang tersenyum kecut. Bisa-bisanya orang membela pria brengsek seperti Rayyan Wang lantaran dirinya memiliki wajah rupawan. Mungkinkah pikiran semua orang akan menjadi buta bila melihat sosok tampan di depannya? Menyediakan sekali konsep pikiran seperti itu!

"Hem! Hem!" Elena Zhang berdehem sebanyak dua kali untuk menghentikan kegiatan bergosip ketiga wanita di dekatnya.

Ketiga wanita refleks menoleh ke arah Elena Zhang. Detik berikutnya, mereka semua terperangah, terpesona oleh penampilan sempurna Elena Zhang.

"Cantik sekali!" seru ketiga orang diwaktu bersamaan.

"Terima kasih!" kata Elena sambil tersenyum, lanjut berjalan menuju lift.

Elena Zhang penasaran bagaimana ekspresi ketiga orang stafnya ini saat mengetahui orang yang dibicarakan sebelumnya ada di depan mata mereka sendiri.