Sejak kembali kemeja bersama teman-temannya, raut wajah Rayyan Wang tidak enak dilihat dari sisi mana pun. Dia menekuk wajahnya sedemikian rupa hingga muncul guratan tipis di keningnya.
Brandon Yu sangat percaya diri berinisiatif memberi penghiburan untuk Rayyan Wang, berkata, "Perlukah mengundang beberapa wanita cantik untuk menghiburmu, Kakak Rayyan?"
Rayyan Wang mendelik menatap Brandon Yu. Dari tatapanya barusan jelas memberitahu betapa tidak sukanya Rayyan Wang atas perkataan Brandon Yu. Detik berikutnya, sebuah perkataan berintonasi tinggi dilemparkan ke arah Brandon Yu, "Apa kau sudah bosan hidup?!"
Brandon Yu tertawa canggung buru-buru berkata, "Tidak! Tidak! Maafkan aku, Kakak Rayyan. Aku sedang bercanda denganmu." setelahnya dia tidak lagi berani berkata apapun terutama kepada Rayyan Wang.
Situasi sudah begini buruk tidak dapat lagi melanjutkan permainan sebelumnya. Semua orang memilih mengakhiri permainan, lalu meminum minuman masing-masing.
Rasa nikmat dari cocktail membuat semua orang bersukacita. Kecuali Rayyan Wang. Rayyan Wang bertopang tangan menatap dalam ke arah Elena Zhang. Ketika itu, Elena Zhang sedang tersenyum lebar sedang bercanda dengan Leony Fu. Melihat itu, tanpa sadar Rayyan Wang ikut tersenyum. Yang lainya tidak berani menginterupsi kesenangan Rayyan Wang, hanya bisa saling pandang tanpa mengatakan apapun. Mereka takut menggangu Rayyan Wang, yang mereka sadari sedang tertarik dengan wanita di dekat meja mereka. Mengetahui ini, mereka harus menjaga jarak dengan Elena Zhang, bila tidak sengaja bertemu di jalan dikemudian hari, dikarenakan Rayyan telah menetapkan teritorial hatinya untuk Elena Zhang.
"Leony, sudah malam sebaiknya kita pulang saja." Elena Zhang merasa pertemuan dengan Leony Fu sudah cukup untuk melepas rindu.
Leony Fu menyetujui berkata, "Baik. Kau perlu beristirahat banyak malam ini untuk menyiapkan serah terima besok siang."
Elena Zhang dan Leony Fu berdiri bersama-sama, berpelukan kemudian berpisah. "Lain kali kita harus pergi keluar untuk merayakan kepulanganmu ke perusahan dan Negara Bei."
"Tentu saja, asal ada waktu luang kita bisa berpergian keluar untuk berlibur bersama."
Dari kejauhan Rayyan Wang menyadari bahwa Elena Zhang dan Leony Fu akan segera pergi dari Kafé Hillton Hills. Karena itu, Rayyan Wang refleks berdiri berjalan mengikuti ke arah mana Elena Zhang akan pergi.
Leony Fu dan Elena Zhang berjalan berpisah, Elena Zhang membayar tagihan dan Leony Fu pulang terlebih dahulu.
Selesai membayar semuanya, Elena Zhang pergi dari Kafé menuju lift untuk turun ke kamar hotelnya.
Eelena Zhang mengerutkan keningnya saat mengetahui ada sosok Rayyan Wang sedang berjalan ke arahnya. Elena Zhang sedang berdiri di depan pintu lift menjadi was-was terhadap apa yang ingin dilakukan oleh Rayyan Wang selanjutnya. Dia menekan tombol lift berharap pintu lift terbuka setelahnya. Akan tetapi, pintu lift tidak juga terbuka. Mau tak mau dia pun harus menghadapi Rayyan Wang bila pria itu kembali berbicara denganya.
Elena Zhang tidak tahu banyak tentang Rayyan Wang. Dia hanya mengetahui prilaku buruknya saja yang suka berganti wanita. Selebihnya dia tidak tahu sama sekali. Meskipun begitu, Elena tetap mempersiapkan diri untuk menghadapi Rayyan Wang.
Yang tidak Elena Zhang duga, Rayyan Wang tidak membuat pergerakan apapun berdiri sejajar dengannya menunggu pintu lift terbuka. Terhadap situasi ini, Elena Zhang sejenak menjadi bingung. Karena itu, dia hanya diam menatap ke arah kakinya.
Ting!
Pintu lift terbuka. Di dalam sana tidak ada orang. Artinya lift itu hanya akan memuat mereka berdua saja. Elena Zhang duluan masuk dengan langkah kaki tergesa-gesa. Dia menekan tombol lift, kemudin berdiri di paling pojok lift agar tidak perlu banyak berinteraksi pandangan dengan Rayyan Wang.
Dengan satu tangan dimasukan ke dalam saku celananya, Rayyan Wang masuk ke dalam lift. Dia berjalan santai kemudian berhenti, berdiri tepat di samping Elena Zhang. Elena Zhang sangat terkejut ketika mengetahui Rayyan Wang malah berdiri sangat dekat di sampingnya, menyisahkan tempat yang sangat luas di sisi lainnya.
Pria ini!
Elena Zhang mengepalkan tangan dan menggertakan giginya, tidak paham dengan tindakan Rayyan Wang barusan. Beginikah trik seorang playboy ketika mendekati seorang wanita?
Murahan sekali!
Di sampingnya masih ada ruang bebas, Elena Zhang pun menggeser tubuhnya hingga menghimpit dinding lift. Lagi-lagi, Rayyan Wang melakukan hal yang sama menggeser tubuhnya mendekati Elena Zhang.
Tangan Elena Zhang terkepal mau menampar wajah Rayyan Wang. Akan tetapi, dia urungkan niatnya itu, takut berurusan dengan pihak berwajib bila tindakanya tidak sengaja melukai wajah Rayyan Wang.
Dihimpit di pojok dinding lift membuat Elena Zhang tidak leluasa untuk melakukan pergerakan. Dalam sepersekian detik, udara di dalam lift kian menipis membuat Elena Zhang kesusahan bernapas. Tidak ingin mendapatkan penindasan dari Rayyan Wang, Elena Zhang maju beberapa langkah kemudian berjalan ke sisi lainnya, menjauhi Rayyan Wang. Setelah berhasil membebaskan diri, ia menarik napas dalam-dalam seolah akan kehabisan napas didetik berikutnya.
Di tempat sekarang, Elena berdiri sedikit gelisah dengan memasang wajah tidak suka terhadap tindakan Rayyan Wang barusan.
Tidak lama berselang, Rayyan Wang kembali menggeser tubuhnya berdiri tepat di samping Elena Zhang. Untuk kedua kalinya, Elena Zhang dibuat kesal oleh Rayyan Wang. Mau apa Rayyan Wang ini? Kalau seperti ini caranya menaklukkan hati seorang wanita, maka maaf saja, dia tidak akan pernah tertarik sedikit pun.
"Tuan, tolong menjauh sedikit!" Elena Zhang terang-terangan menyatakan ketidak sukaanya kepada Rayyan Wang, yang berusaha mendekatinya.
Rayyan Wang berlagak seolah-olah tidak mendengarkan perkataan Elena Zhang. Dia tetap berdiri di tempat semula menarik dasi miliknya, melirik Elena sebentar kemudian membuang pandangan ke arah lain.
Pria ini!
Dibalik kekesalannya, Elena Zhang memuji tingkat kepercayaan diri Ryyan Wang.
Keadaan sudah seperti itu, tidak mungkin Elena terus berganti posisi. Dia diam berdiri di tempatnya mengabaikan Rayyan Wang, sambil berharap pintu lift cepat terbuka. Terserah saja apa yang mau dilakukan oleh Rayyan Wang. Terpenting tidak bersinggungan fisik dengannya.
Akan tetapi, didetik berikutnya, harapan Elena Zhang pupus. Lift berguncang kuat mengakibatkan tubuh keduanya ikut terguncang. Karena guncangan kuat barusan, Elena Zhang tidak sengaja memegang tangan Rayyan Wang. Elena Zhang takut ketinggian, ketika ada guncangan, wajahnya sudah berubah memucat.
Elena Zhang segera tersadar saat guncangan lift berhenti. Dia buru-buru melepaskan peganganya dari tangan Rayyan Wang, berkata, "Maaf .…"
Rayyan Wang melirik ke arah Elena Zhang tanpa berkata apapun. Dia seperti ini seolah bertindak hal barusan tidak pernah terjadi. Jinak-jinak merpati memang dibutuhkan untuk menaklukkan hati wanita. Karena itu, dia pun menerapkan pola itu untuk mendekati Elena Zhang.
Lift kembali berjalan hingga tiba di lantai kamar hotel milik Elena Zhang. Elena Zhang sedikit terhuyung keluar dari lift.
Rayyan Wang pun ikut keluar mengikuti ke arah mana Elena Zhang pergi.
Tahu Rayyan Wang masih mengikutinya, Elena berbalik badan berkata, "Katakan, kenapa kau mengikutiku?"
Rayyan Wang tersenyum pongah berkata, "Hanya perlu tahu nama dan nomor teleponmu saja."
"Dasar gila!" Elena Zhang meneriaki Rayyan Wang.
Kalau tidak ada kejadian dia memegang tangan Rayyan Wang di dalam lift sebelumnya, Elena Zhang dapat memastikan bahwa dia sudah memukul kepala Rayyan Wang dengan sangat kencang untuk membetulkan bagian otaknya yang korslet.
Elena Zhang mempercepat langkah kakinya, bahkan terlihat seperti sedang berlari kecil menuju kamarnya. Begitu sudah berjarak beberapa meter saja, Elena Zhang mengeluarkan kartu elektrik menempelkan di depan pintu kamarnya. Elena Zhang segera masuk ketika pintu berbunyi 'bip'.
Dari jarak beberapa meter, Rayyan Wang tersenyum menyeringai menyaksikan Elena Zhang masuk ke dalam kamar hotel.
Ini baru permulaan! seru Rayyan Wang dalam hati.