Sementara di restoran Dhea menggerutu dengan wajah cemberut karena yang ditunggu tidak kunjung terlihat batang hidungnya.
Sementara Andini masih percaya diri dan bersabar menunggu.
"Mbak, kalau begitu aku balik dulu deh. Kalau Mbak mau di sini sendirian ya udah." Ucap Dhe suaranya sudah berubah agak sedikit kesal dari nada bicaranya.
Andini menatap Dhea lalu dia melirik jam yang ada tepat di depannya, di dinding yang bercat warna abu-abu.
Saat itu mata Andini bertemu dengan pelayan restoran dan juga manager restoran, mereka berdiri tak jauh dari tempatnya duduk.
Meski dalam hati Andini juga merasa aneh sudah kelewat jam makan malam dan suasana restoran ini sepi sekali.
Andini menarik napas dalam lalu dia melambaikan tangannya ke si pelayan restoran.
"Sana kamu ke sana … sepertinya dia mulai sadar kalau yang ditunggu nggak bakalan menemuinya." Bisik si manager pada anak buahnya saat dia melihat Andini melambaikan tangannya.
"OK!" jawab si anak buahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com