webnovel

Ketenangan Hati

┄┅••═•⊰ Season 1 ⊱•═••┅┄ Husna adalah seorang gadis cantik yang sholehah, dimasa hidupnya banyak sekali rintangan dan cobaan yang menghadang. Tetapi karena tekadnya yang kuat, ia berusaha dan berdoa kepada Allah SWT. Saat awal masuk kuliah Husna bertemu dengan Zahra yang sekarang sudah menjadi Sahabatnya, dan cobaan yang dilalui Husna menjadi lebih mudah diselesaikan karena dibantu oleh Zahra. Zahra adalah seorang gadis berkacamata yang cantik dan sholehah, ia merasa selalu kesepian semenjak ibunya meninggal, tetapi sekarang sudah tidak lagi. Zahra bertemu dengan Husna dan menjadi Sahabat. Sejak Husna hadir dalam kehidupannya, hari-harinya menjadi berwarna lagi seperti dulu. Zahra yang tadinya pendiam dan jarang tersenyum sekarang menjadi seorang yang selalu tersenyum dan ceria. Bagaimanakah kisah dua sahabat ini? Husna dan Zahra? Apakah mereka akan menjadi sahabat selamanya? Selamat membaca (✿◕ᴗ◕)

ys_zzhr · วัยรุ่น
Not enough ratings
5 Chs

Kepedulian Zahra

Husna, Bila, dan Zahra memesan makanan yang sama. Husna dan teman-temannya makan dengan lahap. Setelah selesai makan dan berbincang-bincang di kantin Husna dan Zahra pergi ke kelas. Di tengah perjalanan menuju kelas Husna mendapat telepon dari Uminya.

"Assalamu'alaikum Husna", salam Umi Husna yang terengah-engah.

"Wa'alaikumsalam Umi, ada apa kok Umi kelihatan panik", kata Husna yang ikut merasa panik.

"Husna A Abi, Abi ...", kata Umi yang membuat Husna semakin panik

"Abi kenapa Umi?", tanya Husna.

"Sakit Abi kambuh lagi Husna", jawab Umi Husna sambil menahan air matanya.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun lalu sekarang Abi ada dimana Umi?", tanya Husna.

"Abi sekarang sudah dirumah sakit Husna, tadi Afan yang mengantar Abi", kata Umi.

"Lalu sekarang bagaimana keadaan Abi, Umi?", tanya Husna.

"Abi sekarang sudah lebih baik Husna", kata Umi.

"Husna ke rumah sakit sekarang ya Umi?", tanya Husna.

"Tidak usah Husna, ini adalah hari pertama kamu masuk kuliah jangan meninggalkan pelajaranmu, setelah selesai kuliah, kamu langsung ke rumah sakit saja", kata Umi.

"Baiklah kalau begitu Umi, nanti Husna ke rumah sakit sambil membawa makanan ya, pasti Umi dan Kak Afan Lapar", kata Husna.

"Baiklah Husna, maaf Umi jadi membuat kamu panik ya", kata Umi.

"Tidak apa-apa Umi, semoga Abi cepat sembuh ya Umi", kata Husna.

"Aamiin, ya sudah Husna Umi tutup teleponnya ya. Assalamu'alaikum", salam Umi.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Umi", jawab Husna.

"Ada apa Husna", kata Zahra

"Abi ku sakit Zahra", kata Husna

"Innalilahi wa innailaihi rojiun semoga Abimu cepat sembuh ya", kata Zahra.

"Aamiin", kata Husna.

"Pasti biaya Rumah Sakit Abi mahal", kata Husna.

"Semoga kamu cepat mendapatkan jalan keluarnya ya Husna", kata Zahra sambil menepuk punggung Husna.

"Aamiin", kata Husna.

"Zahra maukah kamu menemaniku Sholat Dhuha?", tanya Husna.

"Baiklah Husna, ayo aku juga mau Sholat Dhuha bersamamu", kata Zahra yang ingin membuat Husna tidak sedih lagi.

Husna dan Zahra menuju Musholla, lalu mengambil air wudhu dan kemudian melaksanakan Sholat Dhuha. Setelah Sholat Dhuha Husna berdoa 'ya Allah berikanlah hamba mu ini petunjuk ya Allah, semoga cobaan yang engkau berikan ini bisa mendapatkan jalan keluar, Aamiin'. Setelah selesai Sholat Dhuha Husna dan Bila menuju kelas. Di tengah perjalanan menuju kelas Zahra melihat selembar kertas di papan pengumuman.

"Husna, lihat ini", kata Zahra sambil menunjuk salah satu kertas di papan pengumuman.

Husna melihat papan pengumuman yang ditunjuk Zahra, ada informasi yang membuat Husna senang.

"Husna lihat ini, wah akan ada perlombaan Tilawatil Qur'an dan hadiahnya uang cukup banyak, jika kamu menang kamu akan mendapatkan hadiah uang dan yang lainnya, mungkin ini bisa membantu untuk biaya Rumah Sakit Abimu. Kamu harus ikut Husna", kata Zahra menyemangati Husna.

"Baiklah aku akan ikut perlombaan ini, walaupun suaraku tidak terlalu bagus, setidaknya aku akan mencobanya, terima kasih Zahra. Padahal kamu adalah teman baruku, tetapi kamu sudah seperti sahabat lama.", kata Husna yang merasa bahagia.

"Sama-sama Husna, tidak juga aku ini teman yang biasa saja, setidaknya sesama muslim harus saling membantu ya kan. Ini semua juga berkat doamu yang telah dikabulkan oleh Allah SWT.", kata Zahra.

"Tidak, kamu itu orang yang spesial, sesama sahabat tentunya harus saling membantu. Kalau kamu mempunyai masalah bicara saja padaku mungkin aku bisa membantu", kata Husna yang membuat Zahra terharu.

Husna mencatat beberapa informasi tentang syarat mengikuti perlombaannya. Setelah selesai mencatat Husna mengajak Zahra ke kelas.

"Zahra ayo kita ke kelas", kata Husna.

"Ayo", kata Zahra.

Husna dan Zahra berjalan menuju kelas, selang beberapa menit dosen pun datang. Husna dan Zahra bersyukur karena tidak telat masuk ke kelas. Setelah pelajaran selesai Husna yang ditemani Zahra, pergi mendaftarkan diri untuk mengikuti perlombaan. Setelah selesai, Husna berjalan ke luar ruang pendaftararan dan menghampiri Zahra yang sedang duduk menunggunya.

"Zahra, terima kasih ya sudah menemaniku mendaftar, aku jadi banyak merepotkanmu", kata Husna.

"Ah Husna tidak kok, aku juga berterima kasih karena kamu mau menjadi sahabatku", kata Zahra yang membuat Husna terharu.

Husna dan Zahra berjalan ke luar gerbang sekolahnya.

"Zahra kamu pulang duluan saja, aku harus ke Rumah Sakit dulu", kata Husna.

"Tidak, aku akan menemanimu, sekalian menjenguk Abimu", kata Zahra.

"Apa tidak apa-apa kamu pasti cape, kamu pulang duluan saja", kata Husna yang tidak mau merepotkan Zahra lagi.

"Tidak kok", kata Zahra.

Akhirnya Husna memperbolehkan Zahra ikut. Husna dan Zahra pergi berboncengan dengan motor Zahra.

"Zahra kita mampir dulu membeli makanan yuk, aku sudah janji mau bawa makanan untuk Umi dan Kak Afan", kata Husna.

"Ok", kata Zahra.

Husna dan Zahra sampai di warung makan di pinggir jalan Husna memesan makanan cukup banyak dan membungkusnya.

"Husna kamu pesan makanan banyak sekali", kata Zahra.

"Kan satu lagi buat kamu, masa kamu tidak makan", kata Husna.

"Tidak usah repot-repot Husna aku juga sudah kenyang", kata Zahra yang tiba-tiba perutnya berbunyi dan membuat Zahra malu.

"Tidak kok, kamu juga sudah banyak membantuku", kata Husna.