webnovel

Ketenangan Hati

┄┅••═•⊰ Season 1 ⊱•═••┅┄ Husna adalah seorang gadis cantik yang sholehah, dimasa hidupnya banyak sekali rintangan dan cobaan yang menghadang. Tetapi karena tekadnya yang kuat, ia berusaha dan berdoa kepada Allah SWT. Saat awal masuk kuliah Husna bertemu dengan Zahra yang sekarang sudah menjadi Sahabatnya, dan cobaan yang dilalui Husna menjadi lebih mudah diselesaikan karena dibantu oleh Zahra. Zahra adalah seorang gadis berkacamata yang cantik dan sholehah, ia merasa selalu kesepian semenjak ibunya meninggal, tetapi sekarang sudah tidak lagi. Zahra bertemu dengan Husna dan menjadi Sahabat. Sejak Husna hadir dalam kehidupannya, hari-harinya menjadi berwarna lagi seperti dulu. Zahra yang tadinya pendiam dan jarang tersenyum sekarang menjadi seorang yang selalu tersenyum dan ceria. Bagaimanakah kisah dua sahabat ini? Husna dan Zahra? Apakah mereka akan menjadi sahabat selamanya? Selamat membaca (✿◕ᴗ◕)

ys_zzhr · Teen
Not enough ratings
5 Chs

Dimulainya Persahabatan

Husna dan Zahra pergi menuju rumah sakit, setelah sampai di depan gedung bertingkat yang tinggi Husna dan Zahra memarkirkan motor Zahra di parkiran yang ada di rumah sakit, Husna melihat kakaknya yang sedang duduk di taman yang sepertinya sedang melamun. Kemudian Husna mengajak Zahra untuk menyapa kakaknya.

"Assalamu'alaikum kak Afan", salam Husna.

"Wa'alaikumsalam, eh Husna bikin kaget saja", jawab Afan kaget.

"Eh maaf kak, kakak ngapain di sini sendirian", kata Husna.

"Gak apa-apa kok cuma mau menikmati udara segar, siapa yang bersamamu Husna", kata Afan.

"Oh iya aku lupa memperkenalkan Zahra, kak Afan ini Zahra teman sekelas ku eh lebih tepatnya sahabat baruku", kata Husna memperkenalkan Zahra.

"Hai Zahra, saya Afan kakaknya Husna", sapa Afan.

"Hai juga kak Afan, saya Zahra teman sekelas Husna", jawab Zahra malu-malu sambil mengangkat tangannya ke depan dada.

"Kak, bagaimana keadaan Abi?", tanya Husna.

"Alhamdulillah Abi sekarang sudah lebih baik", kata Afan.

"Alhamdulillah kalau begitu Husna dan Zahra pergi dulu ya, menjenguk Abi", kata Husna.

"Iya", kata Afan.

"Eh iya ini ada makanan tadi Husna dan Zahra beli di jalan", kata Husna sambil memberikan satu bungkus makanan ke Afan.

"Wah pas banget Kakan lagi lapar, terima kasih ya", kata Afan.

"Iya sama-sama Kak, Husna pergi dulu ya", kata Husna.

"Iya dah hati-hati di jalan ntar nabrak angin lho", kata Afan sambil tertawa kecil meledek Husna.

"Hah nabrak angin, eh ya pasti nabrak lah kak, kakak bisa aja, jangan ngelamun lagi ntar kesambet lho", kata Husna.

"Eh siapa yang ngelamun", kata Afan.

"Kakak lah siapa lagi kalau bukan kakak orang disini juga cuma kita bertiga, dah lah ntar gak habis-habis ngobrolnya ,Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh", salam Husna dan Zahra bersamaan.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh", jawab Afan.

Diperjalanan menuju ruangan tempat Abi Husna dirawat Husna dan Zahra berbincang-bincang sedikit.

"Ih kok kamu akrab banget sih sama kakak kamu, jadi pengin punya kakak deh", kata Zahra tertawa kecil.

"Gak lah akrab dari mananya, kak Afan selalu jahilin aku terus jadi kelihatan akrab, padahal ya biasa-biasa aja tuh", kata Husna yang tidak mau dibilang kompak.

"Husna kakak kamu lucu juga ya", kata Zahra yang tertawa mendengar penjelasan Husna.

"Gak juga tuh, nyebelin malahan", kata Husna dengan wajah datar.

Husna dan Zahra sampai di depan ruangan Abi Husna. Husna membuka pintu dan mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Abi, Umi", salam Husna dan Zahra bersamaan.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh", jawab Umi Husna.

"Husna, Abi sedang tidur", kata Umi Husna sambil meletakkan telunjuknya di depan mulut untuk mengisyaratkan untuk berbicara pelan-pelan.

"Eh iya Umi, maaf Husna tidak tahu", kata Husna berbisik.

Umi Husna, Husna dan Zahra menjauh dari Abi Husna supaya tidak mengganggu tidur Abinya dan duduk.

"Husna, siapa perempuan di samping kamu", kata Umi Husna.

"Ini Zahra Umi", kata Husna.

"Assalamu'alaikum Tante, saya Zahra teman sekelas Husna", kata Zahra sambil mencium tangan Umi Husna malu-malu.

"Wa'alaikumsalam Zahra, panggilnya Umi saja tidak apa-apa kok", kata Umi Husna yang membuat Zahra senang karena Zahra sudah tidak mempunyai Ibu.

"Iya Tante eh maksud Zahra Umi", kata Zahra yang membuat Umi Husna dan Husna tertawa.

"Zahra kamu cantik sekali nak", kata Umi Husna yang membuat pipi Zahra memerah.

Saat yang tak terduga tiba-tiba Afan masuk dan melihat wajah Zahra yang sangat cantik dan menggemaskan saat pipinya berwarna merah. 'Astaghfirullah Afan zina mata' kata Afan dalam hati dan menggeleng-geleng kepala untuk menyadarkan dirinya.

"Afan kenapa kamu geleng-geleng kepala, bukannya mengucapkan salam malah geleng-geleng kepala", kata Umi Husna yang membuat Husna dan Zahra tertawa kecil.

"Eh iya Umi, maaf Assalamu'alaikum", salam Afan.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh", jawab Umi Husna, Husna dan Zahra bersamaan.

"Umi ini Husna bawakan makan, dimakan ya Umi", kata Husna sambil memberikan makanannya kepada Uminya.

"Terima kasih ya Husna", jawab Umi Husna sambil mengambil makanan yang diberikan Husna.

"Umi Afan pulang ke rumah dulu ya", kata Afan.

"Tunggu, makan dulu sini", kata Umi Husna.

"Sudah Umi tadi saat Husna datang, Husna sudah memberikan makanan ke Afan", kata Afan lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Umi Husna, Husna dan Zahra makan bersama-sama. Setelah selesai makan Umi Husna, Husna, dan Zahra berbincang-bincang sedikit. Hari sudah mulai gelap dan Zahra pamit untuk pulang.

"Assalamu'alaikum Umi, Husna", salam Zahra.

"Wa'alaikumsalam", jawab Umi Husna dan Husna bersamaan.

Zahra pergi menuju parkiran untuk mengambil motornya dengan perasaan yang senang dan bahagia. Zahra merasa Umi Husna seperti Ibunya baik dan peduli. Sesampainya di rumah Zahra merasa kesepian lagi karena Ayahnya sedang pergi ke luar kota dalam waktu yang lama untuk bekerja.

*****

Keesokan Harinya Zahra bersiap untuk berangkat sekolah tetapi Kepalanya terasa pusing, ia tetap memutuskan untuk berangkat sekolah.

Sesampai di sekolah Zahra bertemu dengan Husna yang sedang berlari untuk menyapanya.

"Assalamu'alaikum Zahra", salam Husna.

"Wa'alaikumsalam Husna, bagaimana kabar Abimu?", jawab Zahra dengan sekuat tenaga menampakkan wajah ceria.

"Alhamdulillah Abi sudah lebih baik mungkin dan besok aku akan mengikuti lamba Zahra, aku jadi deg-degan", kata Husna.

"Alhamdulillah kalau Abimu sudah lebih baik, semangat Husna aku yakin kamu pasti menang dalam perlombaan itu", kata Zahra menyemangati.

Husna dan Zahra menuju kelas karena kelas akan segera dimulai, di tengah perjalanan tiba-tiba kepala Zahra terasa sangat pusing sekali, ia menahan dengan sekuat-tenaga.

"Zahra kamu kenapa? kok kamu kelihatan pucat sekali sih", kata Husna yang mengkhawatirkan Zahra.

"Aku tidak apa-apa", kata Zahra yang tidak lama kemudian Zahra tiba-tiba pingsan.

Husna dan orang-orang yang berada di dekat Husna dan Zahra segera membawa Zahra ke UKS, setelah Zahra selesai diperiksa Husna menunggu Zahra siuman dengan rasa khawatir. Zahra pelan-pelan membuka matanya.