Matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Perjalanan mengantarkan Putri Kheva menuju Kerajaan Khaz kembali dilanjutkan. Kyra merasa sangat lega. Dia sudah bosan dan sering kali tak bisa menahan emosi setiap mendengar keluhan Putri Kheva.
Setelah jatuh dari tebing, mereka memang perlu beristirahat selama 2 hari untuk memulihkan energi. Namun, bukannya pengertian dan bersabar, Putri Kheva malah terus menggerutu, juga menyalahkan dan menyesalkan banyak hal, membuat telinga dan hati Kyra menjadi panas. Jika saja bukan karena amanat dari Pangeran Fayruza untuk bersikap baik, gadis itu pasti sudah membuatnya menjadi putri panggang.
Untung saja, selama sisa perjalanan, dia tak perlu berada dalam kereta. Dia duduk dengan malas di samping Ava yang tengah berkonsentrasi mengawasi sekitar. Si pengendali tanah tiba-tiba menegakkan punggung. Matanya tampak awas menatap ke bawah.
“Ada apa, Ava?” celetuk Kyra.
“Ada suara derap kuda, tapi berlawanan arah dengan kita.”
Support your favorite authors and translators in webnovel.com