Malam hari seharusnya dijalankan waktu yang cocok untuk bersantai dari segala macam penat yang membuat kepala seperti mengeluarkan kepulan asap tak kasat mata, kini sepertinya itu tak berlaku lagi karena kini Farel tengah berdiri tepat di pintu utama rumahnya.
"Pasti Zulfa pulang," gumamnya.
Entah harus merasa senang, atau ini pantas di sebut bencana. Pasalnya, Rani dengan kekeuh ingin kembali ke rumahnya dan menginap. Pada akhirnya, selesai ia solat ashar memutuskan untuk keluar rumah dan kembali ke kantor.
Sekarang, berdekatan dengan Rani itu serba salah. Terkadang gadis tersebut baik bahkan sangat manja padanya, di lain sisi juga dia menjadi sosok yang cemburu buta dan suka marah-marah tidak jelas padahal dirinya sendiri pun tak mengerti.
Lanjut dengan kondisi saat ini, Farel menutup kembali pintunya rapat-rapat lalu mulai melangkahkan kaki untuk masuk lebih mendekatkan diri ke sumber suara.
"ZULFA YANG JALANG, BUKAN AKU!"
Plak
Support your favorite authors and translators in webnovel.com