Axcel membuka pintu kamarnya dan melihat Asistennya sudah berdiri disana.
"Bos!" ucap asisten kepercayaannya yang bernama Anjar.
Axcel mengangguk dan dia pun mempersilahkan Anjar untuk masuk.
"Masuklah!" ucap Axcel. dia pun duduk di sofa yang ada didalam kamar itu.
Anjar masih tetap berdiri didepan Axcel saat ini juga.
Axcel menatap Anjar yang masih berdiri didepannya saat ini.
"Kamu kenapa masih berdiri disana? ayo duduklah!" ucap Axcel, dia menunjuk kearah sofa yang ada didepannya saat ini.
Anjar pun mengangguk dan dia pun duduk tepat didepan Axcel saat ini.
setelah Anjar duduk, Alex memberikan sebuah amplop berwarna coklat dan memberikannya kepada Axcel.
"Bos! ini informasi yang anda minta. semua ada disini," ucap Anjar sambil menyerahkan amplop coklat itu.
Axcel mengulurkan tangannya dan langsung mengambilnya.
"Kamu yakin jika semuanya sudah lengkap?" tanya Axcel, dia masih belum percaya jika Anjar bisa membawa banyak informasi tentang Nindya dalam waktu yang singkat.
Anjar mengangguk dan dia merasa yakin jika dia sudah mendapatkan semua informasi tentangnya.
"saya sangat yakin Bos. kamu kan sudah tahu siapa aku!" ucap Anjar sambil tersenyum kecil kearahnya.
Axcel tertawa dan menepuk bahu Anjar.
"Hahaha ... tentu saja aku tahu, kamu adalah sahabatku dari kecil. Kita tumbuh bersama jadi kamu tahu siapa aku," ucap Axcel dia tertawa dan langsung membuka amplop coklat itu.
Axcel pun langsung membuka amplop coklat itu dan mulai membaca satu persatu informasi tentang Nindya.
tentang kisah cintanya dengan Arkana, berita kematiannya dan pernikahannya yang gagal karena Arkana meninggal.
tanpa terasa dadanya terasa sesak dan air mata pun mengalir dari sudut matanya.
hatinya ikut merasa sakit saat melihat foto Arkana dengan Nindya, itu adalah foto prewedding dia sebelum kecelakaan itu terjadi.
"oh Tuhan! ada apa denganku! kenapa hatiku sangat sakit. siapa kamu Arkana? kenapa kamu benar-benar mirip denganku?" ucap Axcel, dia merasakan dadanya semakin sesak. seperti sebagian jiwanya ikut hilang bersamaan dia menatap lebih dalam foto Arkana yang begitu mirip dengannya.
"Apa hubungan kamu denganku? kenapa kita bisa semirip ini. bahkan kamu selalu datang dalam mimpiku. kamu mengatakan aku adalah bagian dari kamu, apa maksud dari semua ini?" ucap Axcel. dia memijat dahinya karena dia semakin penasaran dengan hubungan dia dengan almarhum Arkana.
semakin dia memikirkannya, hati Axcel semakin terasa sakit.
Anjar mendekati Axcel dan dia langsung menepuk bahunya.
"Ax, aku tahu jika kamu pasti akan merasa tidak nyaman. Tapi jujur saja. aku juga merasa sangat terkejut karena di kota ini ada pria yang mirip dengan kamu. padahal setahu aku. kamu tidak memiliki saudara apalagi saudara kembar. Mungkin saja ini adalah sebuah kebetulan. kebetulan yang tidak bisa kamu hindari," ucap Anjar, dia mencoba untuk menenangkan hati Axcel yang saat ini terasa sangat rumit.
Dia merasa harus menyelidiki semuanya tentang Arkana. wajah Arkana dan dirinya bukan hanya sekadar mirip tapi hampir sama 90% mereka sangat mirip hanya tahi lalat saja yang membedakannya.
"kebetulan ini terlalu mencurigakan. Aku harus menanyakannya kepada mama. Mungkin mama mengetahui sesuatu," ucap Axcel. Dia masih terus memikirkan Arkana dan kesamaan mereka yang sangat identik.
Setelah melihat informasi tentang masalalu dan hubungan cinta Nindya dan Arkana.
Axcel membaca informasi tentang hubungannya dengan Reynantha.
Axcel merasa terkejut dengan semua informasi itu.
Dia melempar kertas-kertas itu dengan keras keatas meja.
"Brengsek! pantas saja Nindya begitu ketakutan tadi. Ternyata ini masalahnya!"
Axcel mengumpat keras, dia benar-benar merasa sangat marah.
"Ada apa, Ax?" tanya Anjar, dia belum mengetahui tentang wanita yang disukai Axcel akan menikah dengan pria lain.
Anjar mengambil kertas itu dan membacanya. Saat dia membacanya, Anjar hanya mengerenyitkan dahinya dan tidak bisa mengatakan apapun.
Wanita yang disukai Axcel akan menikah dan mereka menikah karena hubungan pernikahan bisnis saja.
"Ax, sepertinya kamu harus berhenti. Dia calon istri orang lain dan kamu? kamu tidak mungkin merusak pernikahan mereka kan? kamu masih Waras kan Ax?" ucap Anjar. dia sampai melupakan memanggilnya 'Bos' karena saat ini dia berperan sebagai sahabatnya.
Axcel tertawa samar. Dia adalah Axcel, semua yang harus jadi miliknya memang harus menjadi miliknya.
"Memangnya kenapa kalau dia akan menikah? kamu baca saja, mereka menikah karena ayahnya Nindya memiliki hutang Budi karena Reynantha sudah menolong perusahaaannya. hahahaha ... pria brengsek semacam dia tidak pantas mendapatkan Nindya apalagi Reynantha adalah pria bajingan yang sering berganti-ganti wanita. Aku tidak rela jika Nindya jatuh ke tangan pria semacam itu!" ucap Axcel. dia tersenyum samar dan tiba-tiba memiliki sebuah ide.
Anjar merasa curiga melihat senyum licik Axcel yang terlihat mengerikan itu.