"Baru bisa beberapa jurus, udah ngerasa paling jago lu, anak kepala desa..!" Ujar Firman dengan gaya khasnya, memasukan tangan kedalam saku celananya. "Kita liat, siapa yang paling hebat diantara kita!" Katanya lagi menantang Akbar. Tanpa kuda-kuda seperti Akbar. Gaya berkelahi anak jalanan.
Firman maju lebih dulu, gerakan Firman mudah terbaca oleh Akbar yang sudah pernah berkelahi saat pertama kali ia masuk sel. Akbar menangkis, lalu mempelintir tangan Firman, membuat preman kurus itu terpelanting dan terjatuh. Suaranya badan beradu lantai sangat keras terdengar.
Firman menlenguh kesakitan. Cukup keras Akbar membanting tubuhnya kelantai. Terasa remuk tulang belulang Firman. "Sial..!" Pekik Akbar. Andai saja perutnya tidak terasa lapar, mungkin performa Akbar bisa lebih baik dari ini.
Napi-napi lain bersorak atas kemenangan Akbar. Firman panas mendengar pujian-pujian menggema di telinganya dari napi-napi lain yang menonton perkelahian Akbar dengannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com