Pagi ini, mobil tahanan sudah siap sedia di halaman lapas. Waktunya buat Akbar pindah lapas. Penangung jawab tak mau ambil resiko membiarkan Akbar tetap berada di lapas itu dan mengacaukan penjara Mataram-Lombok Barat.
Akbar masih di dalam sel. Menunggu dengan gelisah perpindahan dirinya. Ia juga gelisah tentang rencana ibunya terhadap dirinya. Agak sedikit sulit, ia akan di kawal oleh dua orang tentara dan dua orang dari kepolisian.
Kakinya berjalan mondar-mandir tak bisa duduk tenang lebih lama lagi.
"Saudara Akbar, sudah waktunya pindah lapas." kata sipir penjaga. Seperti biasa, setiap Akbar keluar sel kaki dan tangannya selalu di borgol. Ia keluar di iringi dua polisi bersenjata canggih.
Akbar di dorong paksa masuk kedalam mobil. Ia melihat kearah luar. Dan lalu tersenyum.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com