webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
228 Chs

Thank You, Nate!

Nate sudah membersihkan tubuhnya, setiap kerap kali membersihkan dirinya sendiri, sama saja dengan perang batin yang berlaku padanya.

Ia dengan terpaksa membersihkan diri secara terburu buru, dan tentu saja sembari memejamkan maniknya.

Jujur saja ia sedikit tersiksa dengan keadaannya saat ini.

Baru saja Nate hendak keluar dari kamar mandi, sosok Nara tiba tiba saja sudah duduk manis di ranjang yang saat ini di gunakan oleh Nate.

"Astaga! Kau mengagetkan ku Nara, tak bisakah kau tidak membuat kakak mu ini tenang?" kaget Nate setengah berdengus kesal pada Nara.

Nara memutarkan maniknya malas, dan tanpa peduli akan tanggapan dari Nate, gadis itu tetap setia berada di tempatnya, seolah lupa bahwa kini ia berada di dalam tubuh seorang pemuda yang seharusnya tak pantas berada disana saat seorang gadis mencoba mengenakan pakaiannya.

'Ugh, apakah Nara tak sadar kalau ia sedang berada di dalam tubuh ku yang seorang laki laki?' Monolog Nate menggerutu pada dirinya sendiri.

Setelahnya Nate mengambil pakaian asal, dan langsung mengenakannya begitu saja.

"Tunggu, Nara ... selama kau berada di dalam tubuhku, apakah kau belum mandi atau sekedar membersihkan dirimu?" tanya Nate tiba tiba saat menyadari pakaian yang di kenakan oleh Nara adalah pakaian yang sama dengan terakhir kali ia kenakan sebelum jiwanya tertukar.

Sebuah cengiran dan usapan kecil pada tengkuk nya refleks ia lakukan di bawah alam sadarnya.

"Astaga! Kau jorok sekali Nara! Tak ingat kah kau kalau aku selali bersih, dan terkadang aku bisa membersihkan diriku hingga 2-4 kali sehari, lalu kau--"

Nate tampak menghntikan kalimat nya dan menatap Nara lekat.

"Oh tubuhku yang malang," ujar Nate dengan manik nya yang tampak sendu sembari memeluk Nara seolah Nara memang mengecewakannya.

"Yak!!! Jangan peluk peluk aku seperti ini!" Bentak Nara mencoba melepaskan jeratan pelukan Nate.

Ceklek

Sontak Nate dan Nara membeku.

Manik keduanya saling menatap satu sama lain, seolah keduanya sama sama menanyakan hal yang sama.

'Apa aku tak salah mendengar bahwa suara pintu terbuka?'

Kurang lebih hal itulah yang saling di tanyakan satu sama lain.

Keduanya saling menegukkan saliva nya kasar, dan menatap ke arah sumber suara secara bersamaan.

"Apa yang terjadi? Mengapa kalian saling berpelukan?"

Hening ...

Tak ada jawaban apapun, baik dari Nate ataupun Nara.

Siapa yang datang?

"Bisa kau jelaskan padaku Nara? Apa ada hal yang tak ku ketahui?"

Oke, Ed dengan posesif nya bertanya pada Nara dengan nada nya yang terdengar datar, tetapi cukup membuat Nate sedikit menciut.

"Aku hanya memberikan semangat pada Nate, karena ia baru saja mengetahui bahwa hasil ujiannya kali ini tak seistimewa biasanya," ujar Nate yang berpura pura menjadi Nara.

Ed menangkat alisnya sebelah.

"Benar kah itu Nate?"

'Sial kau Nate!' Umpat Nara dalam benak.

Hanya sebuah anggukan dan raut wajah yang di buat sendu yang dapat Nara lakukan demi menutupi semuanya dari sang kakak.

"Ah, baiklah, jangan frustasi seperti itu Nate, lagi pula kufikir itu hanya sebuah sandungan kecil saja, jadi tak usah kau terlalu memikirkannya," ujar Ed berusaha bijak di depan Nara.

'What? Aku tak salah mendengar? Bukankah Ka Ed lebih parah dariku jika mendapatkan hasil yang buruk? Oh ayolah, Ka Ed lah yang Mr. Perfect,' benak Nate yang tak habis fikir dengan jawaban dari Ed, sedangkan Nara hanya menganggukan kepalanya saja.

Ia tak sepemikiran dengan Nate!

"Kalau begitu, aku akan kembali ke kamar, ah ... dan sebentar lagi kita makan malam."

"Oke Ka," sahut Nate dengan cepat.

Ed tersenyum tipis dan melangkahkan kakinya kembali keluar dari kamar tersebut.

Setelah Ed benar benar menghilang dari kamar tersebut, sebuah pukulan kecil mendarat pada dada Nate.

"Yak! Jangan bar bar seperti ini! Kau tak ingat jika tubuhmu sendiri lah yang kau pukuli Nara," ujar Nate sedikit emosi dengan sikap Nara.

Nara mempoutkan bibirnya, dan memundurkan beberapa langkah sembari melipatkan tangannya di dada.

"Cepat kau jelaskan padaku apa yang terjadi, jangan mengalihkan pembicaraan lagi."

Kali ini nada bicara Nara lain dari sebelumnya. Banyak penekanan nada bicara yang terdengat dari suara Nara.

Nate menghela nafas kasar, dan mulai menceritakan apa yang terjadi, serta apa saja yang ia lakukan.

Tak ada hal yang ia tutupi satupun, sebab prinsip nya Nate hanya ingin melihat sosok sebenarnya Louis, dan juga ia sendiri pun ingin transparan pada adiknya.

"Arghh ... bagaimana jika ia membeciku Nate? Mengapa kau terlalu dingin padanya?" tanya Nara yang meminta penjelasan tersebut.

"Aku ingin semua jelas, tanpa ada kesa  munafik Nar, toh jika dia benar benar mencintaimu, seharusnya ia dapat mengerti."

Nara menggigiti kukunya kecil, demi menurunkan rasa tegang, dan khawatir dari apa yang ia rasakan.

"Rileks Nar, kurasa ini permulaan yang bagus, lagi pula ini baik untukmu, kau tenang saja aku tak akan memberitahu Ka Ed, maupun Ka Dru."

Lagi lagi Nara menghela nafasnya pelan. Sungguh rasa sesak masih terasa di dadanya.

"Tapi memang dasarnya aku yang men-"

Dengan tanpa aba aba Nate memotong pembicaraan Nara.

"Kau mencintainya lebih dulu?"

'Bagaimana Nate bisa tahu bahwa aku yang menyukai nya lebih dulu? Tunggu ...'  Monolog Nara dalam benak sedikit menggantung.

"Kau membaca semua pesanku padanya Nate?" Kaget Nara menyadari kejanggalan yang tengah terjadi.

Sebuah anggukan kepala Nate berikan kepada Nara.

"Kau.. itu privasi ku Nate," delik Nara cukup kesal.

Nate hanya tersenyum tipis sebelum melanjutkan apa yang ingin ia sampaikan pada Nara.

"Salah satu alasan ku tak langsung bertindak seperti biasanya, karena aku tahu bahwa kau yang menyukai nya terlebih dahulu, oleh karena itu aku mengambil sikap seperti ini, aku menghargai perasaanmu pada nya Nara."

Untuk sesaat Nara terdiam,ia baru saja menyadari artin penting yang tengah terjadi.

'Ah .. Nate benar, seharusnya aku bersyukur dia tak gegabah seperti biasa, apalagi untuk kali ini Nate benar benar tak menghubungi kedua kakak nya yang posesif itu, baik pada Ka Dru, maupun Ka Ed.'

"Okay, thank you Nate, kau sangat membantuku hari ini."

--------

Leave a comment and vote