webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
228 Chs

Kegelisahan Nara

"Semangat Ka Ed!" pekik Nara penuh semangat menyemangati sang kakak yang sebelumnya berkeluh kesah padanya mengenai kekasih nya.

"Thank you Nate, kau aneh sekali hari ini," lirih Ed sembari tangannya mengulur menepuk bahu Nara.

Jujur saja Nara tak menyangka bahwa kakak nya yang sangat protektif diantara yang lain akan berkeluh kesah pada kembarannya itu, ia kira Ed adalah tipikal pendiam yang tak akan memberitahu siapapun apa yang terjadi padanya, sebab ia saja tak pernah sekalipun mendengar keluh kesah Ed dari bibir nya langsung padanya, yang sering ia dengar hanyalah kata kata nasihat, dan juga selalu setiap saat menanyakan mengenai keberadaannya.

Jadi bisa di bilang Ed adalah penjaga yang akan siap 24 jam ada untuk nya. Beda dengan Ed, Dru yang lebih terlihat sangar oleh orang orang, justru akan selalu berlaku lembut padanya, dan tak terlalu protektif layaknya Ed, hanya saja banyak pasang mata suruhan Dru yang akan selalu ada menjaga dirinya, sedangkan Nate kembaran Nara sendiri, lebih cuek padanya, dan terkadang sedikit banyak percekcokan diantara keduanya, tetapi tetap saja jika ada yang berlaku buruk pada Nara maka Nate akan maju menjaganya.

Bukankah ketiga kakak nya layaknya bodyguard pribadi untuk nya bukan?

Setelah merasa Ed menjauh dari kamarnya, Nara segera menutup pintu kamar Nate dan menguncinya.

Baru saja Nara hendak mendudukkan dirinya di tepi ranjang, tiba tiba saja ia teringat akan hal yang penting menurutnya.

Dengan cepat Nara melesat keluar dari kamar Nate menuju kamar nya.

Beberapa kali Nara dengan kasar nya mencoba membuka pintu kamar nya sendiri.

'Arghh ... dikunci! Mengapa di kunci? Apa Nate sedang tidur?' benak Nara pada dirinya sendiri.

Nate yang berada di dalam kamar masih tak kunjung membuka pintu kamarnya. Pintu kamarnya masih setia terkunci rapat.

'Aish ... aku lupa jika Nate sudah tidur, maka jangan harap dia akan mendengarkan suara ketukan pintu ini.' Monolog Nara dalam benak nya merutuki diri sendiri.

Merasa terlampau kesal dengan seorang Nate, maka Nara memutuskan untuk kembali ke tempat semula, dan berusaha menenang kan pikirannya, untuk mencari jalan keluar yang lain.

'Semoga saja Nate tak memeriksa handphone ku, tapi bagaimana jika ia sudah memeriksanya?' benak Nara sambil menggigiti kuku jari jemari nya.

Kepalanya seakan memberat seketika lantaran mengingat sang saudara kembarnya, yang tak jauh berbeda dengan kedua kakak lainnya.

Ketiga nya tak menyukai Nara mendekati seorang pemuda yang akan mengisi hatinya, terlebih sosok itu adalah Louis!

Tanpa sadar wajah Nara berubah menjadi pucat, ia langsung membayangkan bagaimana jadinya jika ketiga kakak nya itu menyadari mengenai dirinya yang menyukai Louis.

Oh ayolah Louis adalah cinta pertamanya. Jika mungkin beberapa orang yang menyadari dirinya menyukai Louis lantaran wajahnya yang tampan, dan juga kepopulerannya, maka jawaban itu adalah salah besar!

Nara tak seperti itu!

Gadis itu menyukai Louis karena tanpa sengaja bertemu dengan pemuda itu di tempat yang menurutnya tak akan terfikir kan oleh nya Louis akan berada disana, dengan apa yang ia lihat kala itu.

Flashback On

Nara dengan atasan polos dan celana jeans panjangnya melangkah menuju salah satu kedai yang tak jauh dari sebuah panti asuhan yang berada cukup jauh dari perkotaan.

Mengapa Nara bisa berada disana?

Tentu saja, karena saudara kembarnya yang mengajaknya ke daerah tersebut demi menemui saudara sepupu yang menurutnya memerlukan bantuannya.

Dari posisi duduk Nara kala itu yang berada di dekat jendela, tampak menatap lurus ke sebuah panti asuhan yang berada disana.

Suara tawa dan senyuman puas terlihat jelas di wajah seseorang yang sekilas Nara kenal.

'Tunggu ... bukankah itu Ka Louis?' batin Nara dalam hati sambil mengerjapkan kedua maniknya yang tak memercayai penglihatannya kala itu.

Louis yang dilihat Nara tampak bermain dengan beberapa anak kecil yang datang memeluk pemuda itu.

Nara dapat melihat ketulusan dari seorang Louis yang mengajak bermain seluruh anak anak disana.

'Ah menyenangkan sekali bisa dekat anak anak seperti itu, kufikir dia tak memiliki kepribadian itu, dan hanya memikirkan banyak wanita, nyatanya tidak seperti itu.'

"Nar, kau sedang melihat apa? Mengapa kau fokus sekali melihatnya? Dan tumben kau tersenyum senyum sendiri seperti itu?"

"Hah?" kaget Nara yang mendapati suara Nate.

Refleks Nara dengan cepat menggelengkan kepalanya. Ia tak menginginkan Nate melihat Louis yang tanpa sengaja ia perhatikan dari jauh.

Ia ingat betul setiap kerap kali ada pemuda yang hendak mendekatinya ataupun sebaliknya, maka tak tahu mengapa ketiga kakak nya itu seakan bereaksi, dan keesokannya pemuda yang mendekatinya ataupun sebaliknya langsung menghindar dan menjauh  tak berani mendekatinya.

"Kau aneh sekali Nar," ujar Nate pada Nara.

'Kalian lebih aneh! Mengapa juga aku tak boleh mendekati seorang pemuda, aku kan wanita tak seperti kalian,' keluh Nara dalam benak nya, tetapi tentu saja tak menunjukannya pada Nate.

'Sepertinya Ka Louis menarik perhatianku, aku akan mencari tahu tentangnya lebih jauh.'

Flashback Off

"Nate, ada apa denganmu?" tanya seorang wanita paruh baya yang mendekat ke arah Nara.

Tak ada balasan dari Nara atas pertanyaan wanita paruh baya itu.

"Nate,"

Sekali lagi wanita paruh baya itu mencoba memanggil Nara yang masih di dalam tubuh Nate.

Merasa tak di dengar, wanita paruh baya itu pun mendekat ke arah Nara dan menepuk pundak nya pelan.

"Nate, kau baik baik saja?"

"Mom," lirih Nara pelan sembari mendongakkan wajah nya menatap ibunya sendiri.

Sungguh ia saat ini merasa dalam kondisi tak menguntungkan. Pemikiran pemikiran buruk mengenai ketiga kakak nya yang posesif selalu menghantui dirinya.

Salah kan Nara yang senang sekali asal bicara, dan berakhir seperti sekarang, yang tak lain jiwa nya tertukar dengan saudara kembarnya sendiri.

"Are you ok?" tanya sang ibu kembali.

Nara tak dapat menjawab panjang sebab memang benar kondisinya saat ini tak baik, yang dapat ia lakukan hanyalah mendengung pelan dan mengulas senyuman tipis yang ia berikan pada sang Ibu.

"I'm Ok, aku hanya merasa sedikit pusing, mungkin karena aku kurang tidur," jawab Nara seadanya.

'Aneh? Bukankah kemarin Nate tidur cepat?'

———

Leave a comment, and vote