"Arni... Arni tewas, Juragan!" teriak Paklik Sobirin dengan mata melototnya.
Kebohongan macam apa ini? Arni tewas? Apakah Paklik Sobirin tengah mengerjaiku sekarang? Bukankah kemarin Arni baik-baik saja? Dia sehat, dan segar bugar. Lantas, bagaimana bisa Paklik Sobirin mendustaiku seperti ini. Dadaku mendadak terasa sesak, bahkan aku ndak kuat lagi untuk berdiri. Andai saja, jika Paklik Sobirin ndhak sigap menangkap tubuhku, mungkin aku telah terjatuh saat ini juga. Ndhak, ndhak... aku ndhak boleh percaya dengan ucapan Paklik Sobirin, dia pasti tengah berbohong, itu pasti!
"Kamu—"
"Arni tewas, Juragan... Arni, dan Muri telah tewas!!" tambah Paklik Sobirin seolah ingin meyakinkanku.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com