Dira tidak bisa tidur di dalam mobil setelah dirinya yang tiba-tiba panik. Karena teringat kalau Meisya bilang ia dan Abim berlibur ke puncak di Bogor selama empat hari. Pasalnya, Nadira baru ingat kalau ia tentu saja belum mengajukan permohonan cuti dua hari.
"Udah nggak usah kesel. Nanti kan bisa hubungi Diani pas kita nyampe di vila.." ujar Abim menenangkan.
Dira cemberut bukan main. "Gini nih kalau dadakan. Mama sih gak mikirin kerjaanku."
"Hush! Yang jangan nyalahin Mama.. aku aja gak marah kok dan aku juga baru subuh tadi hubungin Risa buat ijin cuti dua hari dan masuk dari Rabu."
"Aku gak nyalahin Mama mas.. kesel aja kalau dadakan gini gak bisa buat permohonan cuti."
"Gapapa, bilang aja ke Diani. Nanti pas kamu telpon ijinkan aku bicara sama dia deh.."
"Bener?"
"Iya.. kamu gak usah khawatir. Kerjaan kamu sekarang kan longgar."
Dira mengernyit. "Kok tahu?"
"Hehe ya tahu doonngg.. aku dikasih tahu Intan."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com