Ketika Lilia meninggalkan rumahnya, dia berderap menghampiri mobil Jean dan membuka pintunya dengan kasar. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia melemparkan dirinya ke pelukan suaminya.
Sebenarnya Lilia telah menahan air matanya sejak dia berduaan di ruang duduk dengan Sylvia. Kata-kata menyakitkan yang dilontarkan wanita itu menikam hati Lilia seperti belati tak kasatmata. Dia khawatir jika dia tidak segera pergi dari sana, pertengkarannya dengan Sylvia akan semakin besar.
Kenny mendengar suara isakan Lilia dan segera menaikkan kaca pembatas antara kursi depan dan belakang mobil itu. Kemudian asisten Jean itu keluar dari mobil untuk memberi keduanya privasi.
Ini pertama kalinya Kenny melihat Lilia dalam suasana hati seburuk itu. Kondisi wanita itu seperti bom yang dapat meledak oleh sedikit sentuhan saja. Hanya bosnya saja yang mampu menenangkan Lilia saat ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com